KOLOSE 3:18-21

KHOTBAH MINGGU III SETELAH TRINITATIS

Minggu, 28 Juni 2020

Evangelium      : Kolose  3 : 18 -21 

Topik                 : Membangun Keluarga Bahagia

                              (Pajongjong Bagas Na Martua)

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!


I.           Apa tujuan dua sejoli menikah?? Secara umum banyak yang menjawab pertanyaan ini dengan jawaban, “Karena kami saling mengasihi,” dan juga “Agar mendapatkan kebahagiaan.” Jawaban itu diperlihatkan dengan segala persiapan yang terbaik yang akan dilaksanakan dalam sebuah pesta pernikahan.

 

              Jika kita perhatikan 5 tahun belakangan ini, pesta pernikahan membutuhkan biaya yang sangat besar. Banyak yang lebih memfokuskan di Acara Pesta dan mempersiapkan pesta itu supaya menjadi pesta yang tidak dapat dilupakan. Sebagai contoh: membuat foto prawedding yang harganya mencapai jutaan, musik yang terbaik, kartu undangan yang dirancang sedemikian menarik dan cincin pernikahan yang sudah hampir menjadi sebuah kewajiban.

 

              Tetapi apakah semua hal tersebut menjamin kebahagiaan terjadi di tengah-tengah keluarga?? Tidak!! Itu tidak menjadi jaminan. Banyak pesta yang penuh dengan kemewahan, berakhir dengan perceraian. Berarti kemewahan tidak menjamin kelanggengan dan juga kebahagiaan setiap keluarga.

 

              Paulus mengingatkan kepada kita tentang dasar dari sebuah rumah tangga yang adalah representasi kasih Kristus di dunia ini. Rumah tangga adalah sebuah perwujudan kasih yang memiliki fungsi dan “cara mengasihi” yang tepat berdarkan Kristus.

  

   Oleh sebab itu, Firman Tuhan pada Minggu ini membawa kita kepada sebuah bentuk Gereja yang berdasarkan kekuatan kasih Kristus. Gereja? Ya, Keluarga adalah representasi Gereja yang nyata antara Kristus dan Jemaat. Seperti apa perwujudan itu? Inilah yang harus Gereja di dalam sebuah rumah tangga:

 

1.  KELUARGA ADALAH PANGGILAN TUHAN DALAM SEBUAH RANCANGAN KEBAHAGIAAN


          Gereja adalah bentuk hubungan antara Yesus Kristus dengan Jemaat. Yesus yang memimpin diri kita dan keluarga kita. Dia yang memimpin dan memberikan apa yang menjadi kebutuhan di dalam hidup kita, terlebih kebahagiaan yang kekal. Hal inilah yang menjadi sebuah pemahaman yang sangat penting di dalam hidup Kekristenan.

 

          Tuhanlah yang memprakarsa sebuah rumah tangga. Oleh sebab itu, BERHENTI MENUNTUT PASANGANMU MENJADI YANG TERBAIK, TETAPI JADILAH YANG TERBAIK UNTUK PASANGANMU!! Tuhan telah memberikan pasangan yang terbaik untuk kita untuk menjadi satu tubuh dengan kita. Keluarga adalah anugerah yang menunjukkan kasih Tuhan kepada kita.

      

2.      SEORANG ISTERI HENDAKLAH MENGHORMATI SUAMINYA!!)


Paulus membawa kita pada sebuah pemahaman yang sangat unik. Hal ini bukan membuat seorang isteri “di bawah daripada suami,” hal ini juga bukan menggantikan “fungsi perempuan” yang tertulis dalam kitab Kejadian.

  

Paulus mengingatkan bahwa sebuah keluarga harus didasari dengan kerendahan hati, yang tidak merasa dirinya itu lebih tinggi dari yang lain. Kenapa harus perempuan/isteri yang menghormati suami?

 

Sebuah “kodrat penghormatan” atas ciptaan yang “siapa terdahulu diciptakan” adalah yang menjadi pemimpin keluarga. Pemimpin harus dihormati dan dihargai. Ketika kita menghormati pemimpin, bukan berarti kita menjadi “seorang budak,” tetapi ini wujud daripada jemaat yang nyata “menghormati” dan “taat” kepada Kristus.

 

Hal ini dapat ditunjukkan dengan sifat yang tulus, jujur, sopan, rendah hati, lemah lembut dan penuh kedamaian. Inilah wujud kerendahan hati, ketaatan dan penghormatan seorang isteri dan inilah sifat yang harus dimiliki seorang isteri. Itulah yang berharga di hadapan Tuhan kita.

 

3.      SEORANG SUAMI HARUS MENGASIHI ISTRINYA SEPERTI DIRINYA SENDIRI


Inilah sebenarnya yang menjadi “Tugas Terberat” seorang kepala keluarga.  Laki-laki harus mengasihi dan mencintai isterinya seperti Kristus yang mengasihi dan mencintai jemaatnya. Yesus telah memberikan teladan kepada manusia melalui pengorbananNya di kayu salib, hanya untuk menebus manusia dari hukuman atas dosa. Artinya: Tidak ada kasih tanpa sebuah pengorbanan.

 

Tunjukkanlah kasihmu sebagai suami kepada isterimu melalui sebuah pengorbanan. Jauhkan rasa egois, kasihilah isterimu dengan penuh kelembutan dan jagalah harkat dan martabat isterimu.

 

4.      ANAK-ANAK HARUSLAH MENAATI ORANG TUANYA


Sebagai anak, haruslah menyadari bahwa kita adalah sebuah bentuk anugerah dan berkat daripada Tuhan. Tuhan memberikan orang tua kepada kita sebagai wakil untuk merawat, mengarahkan, menjaga dan memberikan hal yang terbaik untuk kita.

 

Sebagaimana kita adalah anak-anak Tuhan, itu harus terwujud pertama kali ketika kita “berposisi” sebagai seorang anak. Tidak akan mampu kita menjadi “seorang anak Tuhan,” ketika posisi kita “sebagai anak dalam daging” tidak mampu kita wujudkan. Orang tua kita telah terlebih dahulu menjadi seorang anak, terlepas bagaimana orang tua kita dahulu “menyelesaikan tugasnya sebagai seorang anak.”

 

Hal inilah yang harus disadari seorang anak untuk tidak pernah mengecewakan orang tuanya melalui perkataan dan perbuatan. Ingatlah bahwa suatu saat anak-anak juga akan menjadi orang tua.

 

5.      JADILAH ORANG TUA YANG TIDAK MENYAKITI ANAK-ANAKNYA


Jangan pernah salah gunakan fungsi sebagai orang tua. Ketika sudah mencapai tahap sebagai orang tua, bukan berarti dapat “menguasai secara otoriter,” tetapi perwujudan orang tua harus mengarah bagaimana cara Kristus yang adalah Bapa terhadap kita yang adalah anak-anakNya. 

 

Sebagai orang tua, jangan pernah kita menuntut balas akan apa yang sudah kita lakukan kepada anak-anak kita. Melalui perkataan saja tidak boleh. Jangan pernah kita katakan hal-hal yang kasar karena kita telah memenuhi kebutuhan mereka. Segala hal yang kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka adalah sebuah kewajiban, bukan untuk menuntuk balasan.

 

              Kesempurnaan hubungan kasih di dalam keluarga akan terwujud ketika kita saling mengetahui tugas yang harus dilakukan di dalam rumah tangga. Semua itu dapat kita lakukan ketika kita menggunakan kasih yang dari Yesus Kristus. Disitulah akan terlihat KESETIAAN dalam menjaga keharmonisan RUMAH TANGGA yang adalah BAIT SUCI TUHAN / GEREJA. Setialah di dalam panggilan keluarga yang telah ditentukan Tuhan Yesus Kristus. Amin.

 

Selamat hari Minggu untuk kita semua !!

Syalom..!!

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21