KEJADIAN 2:18-25



KHOTBAH MINGGU XVII SETELAH TRINITATIS

Minggu, 04 Oktober 2020

Evangelium :  Kejadian 2 : 18 – 25 / 1 Musa 2 : 18 25

Topik :  Setara  Di  Hadapan  TUHAN

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.           Penggalian tentang “makna kehidupan” sampai saat ini masih menjadi misteri di dalam ilmu pengetahuan. Berbagai cara pandang yang dipengaruhi oleh berbagai situasi zaman, sedikit demi sedikit mampu “merubah” pola pikir manusia tentang makna kehidupan itu sendiri.

 

       Terkhusus di zaman saat ini yang sudah berada pada kemajuan zaman yang begitu cepat.        Kecenderungan manusia pada saat ini adalah berfikir cepat dan instan. Pola pikir cepat dan instan tersebut sudah menyeret manusia kepada pemahaman yang sudah “kurang menghargai manusia yang lainnya.

 

   Manusia menjadi cinta akan teknologi dan meninggalkan kecintaan terhadap manusia yang lainnya. Itulah sebabnya kasus “eksploitasi manusia” saat ini sudah semakin marak terjadi di berbagai belahan dunia. Hasrat untuk menindas kaum yang lebih lemah menjadi titik terburuk perilaku manusia yang sudah sering kita dengar di dalam pemberitaan di berbagai media.

 

a.  Apa yang terjadi dengan kehidupan saat ini?

b. Apa yang merasuki manusia sehingga berperilaku sedemikian rupa?

 

    Dua pertanyaan yang membawa kita pada sebuah perenungan tentang jati diri, kodrat dan wibawa manusia: baik laki-laki ataupun perempuan yang sebagaimana mestinya.

 

     Terlebih di masa pandemi Covid-19 pada saat ini, semakin terbuka nyata bagaimana “rasa cinta manusia akan manusia yang lainnya.

a.  Ada yang dipenuhi dengan rasa takut dan cemas.

b. Ada yang merasa cuek dan sepele dengan yang terjadi.

c.   Dan bahkan ada yang tidak percaya bahkan mencurigai pihak tertentu di dalam masa Pandemi Covid-19 ini.

      

    Perilaku seperti itu ternyata dapat merugikan orang lain. Dan tanpa disadari hal itu menunjukkan rasa peduli dan kecintaan manusia akan manusia yang lainnya semakin berkurang. Dibalik semuanya itu, ada beberapa oknum yang justru memanfaatkan keadaan ini menjadi sebuah keuntungan pribadi.

 

     Ini bukan lagi masalah siapa yang terkuat atau siapa yang paling berkuasa antara laki-laki ataupun perempuan. Tetapi bagaimana “manusia dapat memanusiakan manusia yang lainnya.” Jangan sampai manusia lupa tentang siapa dirinya dan siapa orang lain yang berada di sekitarnya.

 

       Melalui Firman TUHAN pada hari ini, kita diingatkan tentang siapa manusia itu dan bagaimana sebenarnya manusia di hadapan TUHAN sang Pencipta. Khotbah hari ini tidak semata-mata bagaimana “kesetaraan gender” antara laki-laki dan perempuan, tetapi bagaimana manusia mengingat bagaimana tujuan TUHAN dan seperti apa manusia itu di hadapan TUHAN.

 

      Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama mendengar apa yang dikatakan TUHAN tentang kita manusia yang masih diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan kita di dunia ini.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.    Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia,” demikian TUHAN berfirman. Ayat ini menjadi sebuah pendahuluan bagi kita untuk memahami sebuah kehidupan yang kita jalani sampai saat ini. Mari kita menelaah apa yang dimaksudkan dari perkataan TUHAN tersebut:

 

1.  Di dalam ilmu sosiologi, tentu kita pernah mendengar sebuah istilah “ZOON  POLITICON.Zoon Politicon  adalah sebuah istilah yang digunakan oleh Aristoteles untuk memahami manusia sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial memberikan sebuah pengertian bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri saja, manusia perlu teman, manusia perlu bersosialisasi dan manusia perlu bermasyarakat. Karena sejak pada mulanya, manusia memang harus hidup berdampingan.

 

    Ini sangat jelas melalui perkataan TUHAN, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.” TUHAN sudah mengetahui apa yang dibutuhkan oleh manusia sejak pada mulanya, manusia membutuhkan manusia yang lainnya dan manusia tidak akan bisa hidup seorang diri saja. Maka TUHAN memiliki inisiatif untuk kebutuhan manusia tersebut.

 

2.  Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. Inisiatif dari TUHAN untuk memberikan “penolong” bagi manusia menggambarkan bahwa manusia ternyata memiliki kelemahan yang harus diberikan “kekuatan.” Secara literatur bahasa, “penolong” menggambarkan adanya sosok kekuatan yang dapat “menolong” bagi yang memerlukan “pertolongan.”

 

 

              Terlebih dahulu TUHAN membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia untuk melihat. Setelah manusia itu memberikan nama untuk ciptaan TUHAN yang lainnya, manusia “belum menemukan” penolong yang sepadan dengan dia.

 

              Hal ini membawa kita pada sebuah pemahaman, bahwa “segala ciptaan yang lainnya” tidaklah menjadi “penolong yang sepadan” bagi manusia. Baik itu hewan, tumbuh-tumbuhan, alam dan apapun ciptaan lain yang ada di dunia ini. Itu tidak dapat menolong manusia dan tidak sepadan dengan manusia.

 

              Lalu TUHAN membuat manusia itu tertidur nyenyak, dan ketika ia tidur, TUHAN mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk tersebut dibangun-Nyalah seorang perempuan lalu dibawa kepada manusia itu. Inilah yang menjadi “penolong” itu, yaitu perempuan.

 

              Menarik kita perhatikan, seperti pemahaman tentang “penolong” yang seyogyanya lebih kuat daripada yang “ditolong,” ternyata TUHAN memandang jauh untuk hal tersebut. TUHAN bukan hanya menyebut perempuan sebagai penolong saja, tetapi “penolong yang sepadan.

 

              Penolong yang sepadan memberi pemahaman, bahwa tidak ada yang lebih tinggi atau lebih berkuasa atau lebih hebat antara laki-laki dan perempuan. Semua (Laki-laki dan perempuan) berasal dari satu tubuh dan semua akan menjadi satu tubuh.

 

              Apa yang dapat kita renungkan melalui Firman TUHAN pada saat ini?

1.  Manusia Sama Di Hadapan TUHAN

              Hal ini sudah jelas, bahwa antara laki-laki dan perempuan tidak ada yang lebih tinggi satu sama lain. Semua sama di hadapanNya. Eksploitasi manusia dan kekerasan di dalam rumah tangga adalah sebagian contoh dari kebobrokan moral manusia yang harus diperbaiki.

 

              Tuntutan dalam “kesetaraan gender” ataupun perjuangan “emansipasi manusia” adalah beberapa jilid usaha manusia untuk kembali memperbaiki keadaan yang ada. Lihat di sekeliling kita: keluarga kita, kakak, abang atau adik kita, orang tua kita, anak-anak kita, suami kita, isteri kita, teman kita, sahabat kita, rekan sekerja kita atau siapapun manusia yang berada di sekitar kita. Mereka dan kita sama di hadapan TUHAN.

 

              Setiap pekerjaan ataupun kondisi sosial yang kita masuki, bukan serta merta mampu “merendahkan martabat” kita atau mereka. TIDAK sama sekali! Mari kita perbaiki kehidupan kita saat ini.

 

              Titik tolak pertama haruslah kita perbaiki di dalam adat Batak. Masih ada pemahaman-pemahaman bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki di dalam adat dan budaya Batak. Masih ada ditemukan masyarakat Batak yang “tidak puas” ketika hanya memiliki anak perempuan! Hati-hati dengan itu!

 

              Ingat, laki-laki dan perempuan berasal dari satu tubuh! Ketika laki-laki merendahkan perempuan, ataupun perempuan merendahkan laki-laki, sesungguhnya dia merendahkan dirinya sendiri..!! Manusia sama di hadapan TUHAN karena pada mulanya manusia berasal dari satu tubuh yang sama.

2.  Syukurilah Dirimu Sebagai Laki-Laki Ataupun Perempuan

              Beberapa tahun belakangan ini, sering kita mendengar tentang “Transgender” atau perubahan jenis kelamin dari laki-laki menjadi perempuan atau perempuan menjadi laki-laki? Mungkin ilmu pengetahuan yang adalah logika manusia dapat saja membenarkan hal ini, tetapi hati-hati ketika kita kembali melihat bagaimana laki-laki dan perempuan itu adalah sebuah keindahan dari kuasa TUHAN.

 

              Hasrat manusia ketika tidak dapat dikuasai, maka akan menjadi sebuah kehancuran dan merusak sistem yang telah dibuat oleh Sang Pencipta. Begitu elok TUHAN menciptakan laki-laki dan perempuan. Semua memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tidak ada alasan sedikit pun untuk merubah apa yang telah diciptakan TUHAN karena semua memiliki maksud yang indah.

 

              Oleh sebab itu, pandanglah ke cermin. Lihat betapa indah kita diciptakan oleh TUHAN. Ini adalah pekerjaan TUHAN. Jangan kita rusak pekerjaanNya itu, tetapi mari kita rawat agar semakin indah di hadapan TUHAN.

 

3.  Hentikan Eksploitasi Manusia Dan Cintailah Kehidupan

              Kitalah kehidupan itu. Kita adalah tujuan agar kehidupan itu dinyatakan oleh TUHAN. Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia bukan hanya untuk menyelamatkan laki-laki, ataupun hanya menyelamatkan perempuan. Tapi Yesus datang untuk mengembalikan mahkota kehidupan yang dimiliki oleh manusia, laki-laki dan perempuan.

 

              Betapa kasih TUHAN begitu besar kepada kita. Dia tidak mau kita kehilangan kehidupan yang dianugerahkan kepada kita. Tuhan Yesus hidup di dalam cinta kasih dan cinta kasih itulah yang menjadi wujud nyata bahwa hanya untuk kehidupan kitalah Dia datang ke dunia ini.

 

              Oleh sebab itu, mari kita bersama-sama mencintai kehidupan kita di dalam Tuhan Yesus. Tidak ada lagi penindasan, kekerasan, eksploitasi, merendahkan martabat ataupun menghancurkan kehidupan sesama kita. Mari kita menghidupi cinta kasih Tuhan Yesus dengan cara mengasihi sesama kita dan merawat lingkungan sekitar kita sebagaimana kita adalah sesama ciptaan TUHAN. Amin.

Syalom..!!

Selamat hari Minggu untuk kita semua..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!!


Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21