YESAYA 58:11



TERANG FIRMAN 

Senin, 26 Oktober 2020

 

YESAYA 58 : 11

 

“TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.”

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

“Bulan tidak akan terlihat indah ketika terlihat pada siang hari.” Sebuah kalimat filosofis yang membawa kita pada sebuah “keindahan” dan bagaimana keindahan itu menjadi benar-benar indah ketika berada pada waktu dan tempat yang tepat. Tentu tidak akan ada yang meragukan bagaimana indahnya bulan yang bersinar pada malam hari. Bulan akan memberi cahaya yang indah diantara kegelapan malam. Bulan seakan memberi tahu bahwa kehadirannya itulah yang menyapa kita pada keheningan malam.

Tetapi, bagaimana jika keindahan dari bulan itu muncul pada siang hari? Mungkin orang tidak akan menggambarkan sebuah keindahan dari bulan itu. Mungkin orang akan menganggap bahwa “kehadiran” bulan itu tidak terlalu diperlukan. Bagai orang yang sudah berkelimpahan makanan, tetapi masih saja banyak yang memberi dia makanan.

Seperti itu juga kehadiran dari para pengikut Kristus di dunia ini. Karakter seorang pengikut Kristus harus benar-benar “tepat” dan “jelas.” Pengikut Kristus adalah menjadi terang diantara kegelapan. Pengikut Kristus adalah sosok yang memberi suara diantara keheningan. Pengikut Kristus harus memberi dampak yang positif bagi sesama.

Ketika kita membaca ayat harian pada hari ini, tentu kita akan menggambarkan sebuah kebahagiaan yang dijanjikan TUHAN kepada umatNya. TUHAN memberi apa yang perlu dalam hidup kita. TUHAN melepaskan kita dari segala kesulitan yang kita hadapi. TUHAN menjadikan kita sebagai saluran berkat bagi sesama kita. Ini janji yang diberikan TUHAN kepada umatNya.

Namun, dibalik janji TUHAN yang dikatakan pada ayat hari, ada sebuah teguran dan tuntutan kepada umatNya, termasuk kepada kita para pengikut Kristus. Sama seperti bulan yang tercipta dengan indah, sangat berguna ketika berada pada malam hari. Seperti itulah kehidupan kita yang menjadi teladan dan berguna serta memberi dampak positif bagi sesama manusia ketika hidup kita “tepat” di dalam keimanan kita.

Ada sebuah kritik yang disampaikan di dalam teks Yesaya Pasal 58 ini. TUHAN menyaksikan umatNya yang selalu melakukan puasa dan beribadah. Tetapi, TUHAN menghukum mereka dengan peristiwa pembuangan yang membuat mereka sengsara. Apa yang salah di dalam puasa dan peribadahan mereka selama ini, sehingga TUHAN menghukum mereka?

Ternyata peribadahan mereka tidak terwujud dengan nyata melalui kehidupan mereka sehari-hari bersama dengan orang-orang yang berada di sekitar mereka. Penindasan, ketidakadilan, pertikaian dan hidup di dalam keinginan daging, menjadi sebuah kehidupan yang tidak bisa mereka lepaskan.

Itu sebabnya di Yesaya 58:6-7 dikatakan, “Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!” Ternyata peribadahan mereka tidak berkenan di hadapan TUHAN!

Peribadahan kepada TUHAN harus nyata terwujud dengan bagaimana hubungan kita terhadap sesama manusia. Masih ada kebencian? Buang itu! Masih ada kecemburuan? Buang itu! Masih ada penghakiman terhadap sesama? Buang itu! Masih ada menggosipi sesama? Buang itu! Masih ada memburuk-burukkan orang lain? Buang itu. Buang hal itu dan gantikan dengan wujud kasih terhadap sesama kita. Beri energi positif kepada orang lain, meskipun dia tidak suka dengan kita.

Inilah yang menjadi pembelajaran untuk kehidupan kerohanian kita. Bagaimana wujud nyata pengenalan kita terhadap Tuhan Yesus? Apakah kita sudah memberi dampak yang baik? Apakah kita hanya berfokus pada ibadah ritual, tapi melupakan ibadah di dalam Roh dan Kebenaran? Kalau kita sadari, itu masih terjadi pada diri kita, mari perbaharui diri kita!

Serahkan diri sepenuhnya kepada Yesus, Tuhan kita. Sehingga apa yang keluar dari fikiran kita, apa yang keluar dari perkataan kita dan apa yang kita lakukan berasal dari Roh Tuhan. Beri hatimu dan serahkan dirimu pada Yesus, maka kehidupan kita berkenan di hadapanNya dan kita akan menjadi berkat bagi sesama kita. Amin.

 

Salam sehat !!

 

Syalom.

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21