LUKAS 13:8



Renungan Rabu,  07 Oktober 2020

LUKAS 13 : 8

“Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya.”

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Tuhan Yesus sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Pada suatu hari, Ia mendapat kabar tentang suatu insiden yang baru terjadi di Yerusalem. Insiden itu adalah sebuah kerusuhan politik di kalangan rakyat yang terjadi sekitar hari raya Yahudi. Pilatus mengambil tindakan dan ada beberapa orang yang menjadi korban, yaitu beberapa orang pengunjung hari raya itu, yang berasal dari Galilea, dibunuh oleh serdadu-serdadu Pilatus dekat Bait Suci, sehingga darah mereka bercampur dengan darah hewan-hewan korban pada hari raya itu.

Setelah mendengar kabar itu, Tuhan Yesus tidak merespon dengan jawaban politis yang bisa saja memicu gejolak yang lebih besar, karena situasi saat itu adalah situasi dimana bangsa Israel sedang dalam kuasa orang Romawi. Dan pada saat itu sedang berkembang pendapat-pendapat teologis yang lazim dihubungkan dengan situasi penderitaan yang terjadi. Pendapat teologis itu beruraikan, “penderitaan menimpa manusia sebagai hukuman untuk sesuatu dosa tertentu, dan bahwa dari beratnya penderitaan itu dapat ditarik kesimpulan tentang beratnya dosa itu.”

Melalui peristiwa yang mereka kabarkan dan pemahaman teologis yang sedang berkembang pada saat itu, mereka mau mengatakan bahwa orang-orang Galilea adalah orang-orang yang “lebih banyak melakukan dosa” daripada mereka, sehingga orang-orang Galilea tersebut menderita seperti itu. Tuhan Yesus mengetahui apa yang ada di dalam fikiran mereka dan Tuhan Yesus memerangi pemikiran teologis mereka. 

Tuhan Yesus merespon semua itu dengan seruan “bertobat!” Tuhan Yesus juga membawa mereka pada pemahaman, mereka masih hidup; maka pakailah waktu dan kesempatan yang ada pada mereka, yakni dengan jalan bertobat, sebab kalau mereka tidak bertobat, maka pada suatu hari mereka juga akan ditimpa hukuman, secara bagaimanapun juga! Tuhan Yesus membawa pemahaman, bahwa TUHAN menantikan pertanggungjawaban manusia atas setiap tindakannya. Jangan ditunda, karena penundaan atau pengunduran waktu untuk bertobat dapat berarti “terlambat!”

Lalu Tuhan Yesus membawa sebuah pemahaman melalui perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Pohon ara dari perumpamaan ini ditanam di tanah yang baik, yaitu dalam kebun anggur. Sesudah 4 atau 5 tahun dapat diharapkan bahwa pohon itu berbuah. Kalau tidak, maka sedikit sekali harapan bahwa pohon itu akan berbuah kelak, sehingga lebih baik ditebang saja. Tetapi yang empunya kebun anggur ini adalah sangat sabar; walaupun pohon itu tidak berbuah sesudah 4 atau 5 tahun, ia membiarkannya tumbuh untuk menunggu satu tahun lagi.

Lalu karena kesabarannya, dia menunggu justru sampai tiga tahun lagi. Setelah tiga tahun tidak berbuah, ia memutuskan untuk menebang pohon itu. Tetapi, tiba-tiba berpalinglah “pengurus kebun anggur” itu kepada majikannya dan berkata: “Biarlah kita coba satu tahun lagi; walaupun sebenarnya pohon ara hanya memerlukan sedikit pemeliharaan dan pohon yang ada disini, ada di tanah yang baik. Maka aku akan menggemburkan tanah di sekitarnya, menyiangi rerumputan dan memupukinya, baiklah kita memberikan kesempatan satu tahun lagi.”

Gambaran kebun anggur itu adalah orang Israel dan para umat pilihanNya beserta para umat pengikut Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mau memperingatkan kita tentang kematian dan hukuman. Tetapi dibalik hukuman dan kematian itu, Bapa menunjukkan kasih setiaNya di dalam diri Tuhan Yesus Kristus dan selalu memberikan waktu serta kesempatan bagi manusia untuk bertobat dan memperbaiki diri.

Jangan terlalu banyak mengurusi atau bahkan menghakimi perbuatan dan keadaan orang lain. Tetapi baiklah untuk melihat diri dalam pengkoreksian agar semakin lebih baik. Hari ini, jam ini, menit ini dan detik ini adalah kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kepada kita. Lihat ancaman di luar rumah saat ini, terkhusus tentang bahaya Covid-19 dan juga perekonomian, ini bisa saja membuat kita terlena. Bukan itu yang harus diutamakan.

Mari kita bersyukur, meskipun keadaan yang begitu mengancam seperti ini, kasih dan anugerah Tuhan Yesus masih melingkupi kita sehingga kita masih diberikan waktu dan kesempatan. Sungguh-sungguh akan datang suatu hari di mana kesempatan itu tidak akan ada lagi! Jadi, hari ini, ketika suara Roh Kudus berbicara kepada kita, janganlah kita mengeraskan hati, tetapi lakukanlah Firman Tuhan Yesus di dalam dirimu. Amin.

Salam sehat !!

Syalom.

Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21