ROMA 2:5



TERANG FIRMAN

Kamis, 05 November 2020

 

ROMA 2 : 5

 

“Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.”

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Sangat ironis ketika manusia menyamakan penghakiman menurut dunia dan penghakiman menurut TUHAN. Itu bukanlah hal yang layak untuk disamakan dan memang sama sekali berbeda. Penghakiman menurut dunia adalah penghakiman dimana manusia “dihakimi” atas kesalahan yang disesuaikan dengan norma-norma menurut pemikiran manusia. Jelas, ketika itu dilanggar maka hukuman akan berlaku atasnya. Lalu, ketika orang yang tidak melanggar norma atau aturan itu, apakah mendapat imbalan atas perbuatannya? TIDAK. Jawabannya: Tidak ada imbalan atas kepatuhan pada norma atau aturan yang ditentukan oleh manusia tersebut.

Berbeda dengan Penghakiman menurut TUHAN, yang jelas tidak berlandaskan pemikiran manusia atau kelayakan menurut norma-norma kemanusiaan. Hukum TUHAN berlaku menurut pemikiran dan aturan yang telah ditentukan oleh TUHAN sebagai “Pemrakarsa” aturan tersebut. Jelas, TUHAN sebagai Pemilik hukum dan manusia sebagai ciptaan yang masuk di dalam aturan itu. Ketika aturan atau hukum itu dilanggar, maka hukuman akan tersedia. Namun, tidak seperti penghakiman dunia, orang-orang yang hidup di dalam ketaatan atas Hukum TUHAN akan mendapatkan upah, yaitu kehidupan kekal di dalam Kerajaan Surga.

Melalui dasar tersebut, patutlah kita memperhatikan bahwa Hukum TUHAN berlaku diatas seluruh hukum yang dibuat oleh manusia. TUHAN memiliki kuasa penuh atas hukum yang dibuatNya. Manusia semata-mata hanya melakukan dan tidak ada kelayakan untuk “menggantikan” TUHAN sebagai Hakim atas hukum yang dibuatNya.

Inilah yang terjadi pada jemaat yang berada di Roma pada saat itu. Ada perselisihan dan juga “penghakiman” yang “diciptakan” oleh orang Kristen yang berasal dari Yahudi kepada orang Kristen yang bukan berasal dari Yahudi. Orang Kristen yang berasal dari Yahudi menyatakan dirinya sebagai orang-orang yang taat karena tidak pernah melalaikan Hukum Taurat. Pemikiran mereka bahwa orang-orang Kristen non-Yahudi “tidak sempurna” sebagai umat pilihan TUHAN karena mereka tidak sepenuhnya berlaku sesuai dengan Hukum Taurat.

Inilah yang disanggah melalui pemikiran yang disampaikan Paulus melalui surat ini. Paulus mengetahui perselisihan yang terjadi diantara para pengikut Kristus pada saat itu. Dia mengirim surat kepada mereka ketika dirinya berada di Korintus. Paulus tidak mau terjadi perpecahan dan perselisihan diantara para pengikut Kristus.

Paulus menyampaikan pengajarannya, bahwa sesungguhnya melalui Tuhan Yesus Kristus, kasih Bapa dinyatakan kepada seluruh manusia secara universal. Tuhan Yesus bukan menyingkirkan Hukum Taurat, tetapi Dialah kesempurnaan dari Hukum Taurat. Melakukan Hukum Taurat belum tentu manusia melakukan sepenuhnya kehendak dari Bapa. Itu terbukti, mereka “digiring” oleh pemikiran klasik yang bersifat eksklusif. Sebaliknya, ketika melakukan pengajaran dari Tuhan Yesus, yaitu hidup di dalam kasih kepada Bapa dan kepada sesama manusia, maka tidak akan ada pelanggaran atas Hukum Taurat.

 

Pertobatan yang disuarakan di dalam firman Tuhan pada hari ini menunjuk kepada situasi “saling menghakimi” yang harus dibuang oleh para pengikut Kristus. Seperti itu juga kita yang telah menerima Tuhan Yesus di dalam hidup kita. Tidak ada hak atau kelayakan bagi kita untuk menghakimi orang lain. Kasih karunia dan kemurahan Tuhan Yesus-lah yang sesungguhnya mampu menyelamatkan manusia yang percaya kepadaNya.

 

Ketika iman kita kokoh dan teguh di dalam Tuhan Yesus, maka tingkah laku kita akan seturut dengan teladan yang diajarkanNya kepada kita. Oleh sebab itu, marilah kita semakin mencintai dan menghidupi teladan dari Tuhan Yesus: hidup di dalam kasih, hidup di dalam pengorbanan, mencintai ibadah dan mencintai firman Tuhan, maka kehidupan kekal bersama dengan Yesus, Tuhan kita akan menjadi upah yang akan kita terima kelak. Amin.

 

Salam sehat !!

 

Syalom.

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21