MAZMUR 24:7-10



TULISAN KHOTBAH MINGGU ADVENT  I

Minggu, 29 November 2020

Evangelium :  Mazmur 24 : 7 – 10

Topik           :  Nubuat Tentang Kedatangan Raja Kemuliaan 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!


I.    Latar Belakang Nats

Sebagai karya yang tergolong puitis,  mazmur-mazmur biasanya dinyanyikan atau dilagukan di dalam ibadah-ibadah. Mazmur yang dinyanyikan di dalam ibadah mengungkapkan isi iman dan kepercayaan yang ada di dalam hidup mereka yang beribadah.

Secara umum mazmur-mazmur memiliki sebuah ciri yang sangat khas, yaitu memiliki paralelisme. Paralelisme ditunjukkan dari dua atau tiga bagian yang berisi ungkapan atau fikiran yang paralel. Ada dua jenis paralelisme yang terdapat di dalam mazmur-mazmur, yaitu:

 

1.   Paralelisme Sinonim, artinya kedua bagian dari ayat mazmur itu sebenarnya mengungkapkan hal yang sama, tetapi dengan kata-kata yang berbeda. Contoh: “Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi – bermazmurlah bagiNya dengan gambus sepuluh tali!” (Mazmur 33:2). Ada pengertian yang sama dari dua bagian dalam satu kalimat tersebut.


2.   Paralelisme Antitetis, artinya bagian pertama dan dan bagian kedua mengungkapkan kedua hal yang bertentangan. Contoh: “Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu; yang mendapat malu ialah mereka yang berbuat khianat dengan tidak ada alasannya.” (Mazmur 25:3)


3.   Paralelisme Sintetis, artinya kedua bagian itu hendak mengungkapkan satu hal saja; bagian kedua bersifat menerangkan lebih lanjut apa yang dikatakan di dalam bagian pertama. Contoh: “Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati – dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.” (Mazmur 111:1).


4.   Paralelisme Bertingkat, artinya bagian yang kedua mengulangi beberapa kata dari bagian pertama serta menambahkan kata-kata lain sehingga ungkapan bagian kedua lebih jelas dari bagian pertama. Contoh: “Siapakah itu Raja Kemuliaan? TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN, perkasa dalam peperangan!” (Mazmur 24:8).

Dari keempat pembagian jenis mazmur ini, nats kita pada hari Minggu ini tergolong di dalam jenis Paralelisme Bertingkat. Nats ini memperlihatkan beberapa pokok penekanan makna yang diulangi dan semakin diperjelas untuk dapat dipahami di dalam konteks kehidupan ketika teks ini ditulis, dan juga relevan untuk kehidupan masa kini.

Selain itu, dalam memperhatikan syair di dalam Kitab Mazmur, terkhusus Nats untuk Minggu ini, terlihat pengulangan-pengulangan kata yang menimbulkan kesan penekanan atau sukacita yang besar. Kata-kata penekanan dan juga sukacita itu memiliki pengertian tentang arti dari hubungan perjanjian TUHAN dengan umat, raja, jemaah atau pribadi manusia.

Sekarang kita memfokuskan pada pembacaan dari Mazmur Pasal 24! Ada sebuah pemahaman yang muncul di dalam konteks Mazmur 24 ini. Mazmur 24 ini berpusat pada kemuliaan TUHAN. Pujian untuk kemuliaan TUHAN, yang dimana TUHAN adalah Yang Menang dan baru kembali dari peperangan.

Kemuliaan di dalam kemenangan TUHAN atas peperangan yang terjadi, diucapkan dan dinyanyikan kembali untuk memperingati dan memperbaharui penghayatan akan karya penciptaan dan keselamatan TUHAN. Kuasa jahat yang bersatu dengan tujuan untuk mengacaukan dunia dan umat telah dikalahkan oleh TUHAN sebagai Pemenang dan Raja yang perkasa.

Dengan nyanyian atau puisi ini setiap tahun para umat TUHAN secara dramatis menekankan kembali, bahwa dasar harapan dan hidup mereka hanyalah kuasa dan kebaikan TUHAN yang telah memenangkan segala sesuatu. TUHAN adalah Raja dari segalanya! 

Sebelum kita memperhatikan nats di ayat 7-10, alangkah baiknya kita melihat ayat 1-6 yang menjadi pendahulu dari khotbah untuk hari Minggu ini:

1.   Ayat 1-2

 

Ada pengarak-arakan yang dilakukan secara dramatis di dalam perayaan kemenangan TUHAN dan sudah mendekati pintuk gerbang Bait Suci. Kemenangan ini dipahami sebagai arti dari penciptaan. 

Setelah TUHAN mengalahkan samudera raya dan menjadikannya sesuatu yang berguna untuk kehidupan, maka Ia mendirikan secara teguh dunia yang dapat didiami manusia di tengah samudera itu. Oleh karena itu, TUHAN sendirilah yang patut diakui sebagai Pemilik dan Tuan atas seluruh kehidupan.


2.   Ayat 3-6

Di dalam pintu-pintu Bait Suci terjadi percakapan timbal balik antara para peserta prosesi dengan para penjaga. Dalam ayat 3 dinyatakan bahwa pertanyaan pertama dimunculkan oleh para peserta prosesi.

Jawab para penjaga terdapat dalam ayat 4,5 dan 6. Para penyembah akan menerima berkat di dalam perayaan itu kalau mereka melakukan:

a.   Hal-hal yang benar

b.   Tidak menyembah dewa-dewa palsu

c.   Menghormati janji

d.   Terpaut dan terikat kepada TUHAN.

Ayat keenam menjadi jawaban atas kesanggupan dari “syarat” para peserta prosesi tersebut. Setelah mereka sanggup, maka pengarak-arakan akan kembali dilanjutkan dan sudah dekatlah kepada pintu-pintu Bait Suci!

Setelah itu, marilah kita melihat kelanjutan dari ayat ini, yang jelas menunjukkan bahwa sukacita dan semangat kemenangan itu tidak lagi untuk “diperlama.” Tetapi, sudah tiba saatnya, sang Raja akan dipermuliakan di tempat kudusNya.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.      Mari kita memperhatikan beberapa point dari khotbah ini:


1.   Kobarkan Semangat Untuk Raja Kemuliaan(Ay. 7 & 9)

Pemimpin prosesi berseru agar pintu gerbang segera dibuka bagi Raja Kemuliaan. Raja Kemuliaan yang datang, yang digambarkan dengan tabut. Pintu gerbang itu disebut “pintu-pintu yang berabad-abad,” karena pintu-pintu itu menggambarkan pintu-pintu istana sorgawi yang kekal.

Situasi yang menunjukkan “ketidaksabaran” yang berangkat dari “semangat penantian yang sangat tinggi!” Jangan ada yang menghalangi Raja Kemuliaan itu berada pada tempat kemuliaanNya!

Ini sebuah kerinduan dari umat TUHAN atas kedatangan Tuhan Yesus sebagai Raja Kemuliaan yang berjanji akan datang untuk terakhir kalinya. Kerinduan ini juga didorong dari penderitaan, kesusahan dan kesulitan selama menjalani kehidupan di dunia ini.

Ada perasaan yang menggelora, yang membawa para pengikut Kristus untuk “tidak berlama-lama lagi” bertemu dengan Tuhan Yesus. Segala hal yang mengikat dan memenjarakan tubuh manusia pada hari ini, harus segera dilepaskan!

Apakah semangat itu ada pada diri kita? Apakah kita sudah benar-benar merindukan kedatangan Tuhan Yesus untuk terakhir kalinya? Apakah kita sudah siap dengan keadaan kita sekarang, bilamana Tuhan Yesus datang? Masih ada diantara kita yang “terbuai” akan dunia ini? 

Baiknya semangat kerinduan kita akan kehadiran Tuhan Yesus tetap menggelora. Sehingga, setiap kehidupan yang kita jalani menjadi sebuah persiapan yang tetap di dalam semangat yang berkobar untuk kedatangan Tuhan Yesus terakhir kalinya!


2.   Tuhan Yesus, Raja Kemuliaan Itu! (Ay. 8a & 10a)

“Siapakah itu, Raja Kemuliaan?” Ini adalah sebuah pertanyaan dari para penjaga. Pertanyaan itu berulang sebanyak dua kali, yaitu di dalam ayat 8a dan juga di dalam ayat 10a.

Ketika membaca tulisan ini, mungkin beberapa dari pembaca tulisan akan membayangkan dirinya masuk di dalam barisan prosesi yang bersorak-sorai atas nama TUHAN, sang Raja Kemuliaan. Namun, ini bukan permasalahan “dimana posisi saya” dan “siapa saya” jika masuk di dalam cerita ini.

Hal seperti ini, baiklah kita bawa di dalam perenungan kita sebagai seorang pengikut Kristus. Tepat pada hari Minggu ini, kita masuk dalam Minggu Advent I yang sekaligus menjadi Tahun Baru Gerejawi.

Muncul Pertanyaan:

 

a.   Apakah hati, fikiran dan perbuatan kita sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Raja Kemuliaan?

atau

b.   Apakah masih ada diantara kita yang bertanya Siapakah itu Raja Kemuliaan?

Kedua pertanyaan reflektif ini akan membawa kita pada pengenalan tentang siapa Tuhan Yesus yang sudah kita kenal di dalam kehidupan kita hingga saat ini!

Jangan ada lagi diantara kita yang meragukan tentang Tuhan Yesus, Raja Kemuliaan itu!

Hanya Dialah satu-satunya jalan bagi orang-orang yang percaya untuk sampai kepada tempat yang sudah disediakan bagi orang-orang yang percaya dan setia kepadaNya.


3.   Nyatakan TUHAN Yang Kau Kenal! (Ay. 8b & 10b)

Barisan prosesi menjawab pertanyaan dari penjaga pintu gerbang. Jawaban itu adalah pengenalan mereka akan Raja Kemuliaan tersebut. Mereka memperkenalkan Raja Kemuliaan di dalam pengenalan mereka akan TUHAN, yaitu:

a.   TUHAN Pemenang Di Dalam Peperangan

Hidup ini tepat sekali jika diibaratkan sebagai sebuah “peperangan!” Ya, peperangan melawan keinginan dunia! Jangan jadikan diri kita sebagai barisan “oposisi” atas pemerintahan TUHAN di dunia ini. Artinya, jangan ada yang melibatkan diri kepada persekutuan iblis yang masih merajalela di dunia ini.

Pastikan bahwa diri kita sudah benar-benar meyakini dan mengimani, bahwa tidak ada suatu kuasa apapun yang dapat mengalahkan kuasa Tuhan kita Yesus Kristus sebagai Raja dan Pemenang yang telah mengalahkan kematian sebagai ancaman terberat dari dunia ini.

Pastikan bahwa diri kita telah siap menghadapi ancaman ataupun tantangan apapun yang berasal dari dunia ini karena kita bersama dengan TUHAN, sang Raja Kemuliaan! Ini hanya masalah waktu, ini hanya masalah kesabaran!

Waktu yang kita nantikan dan kesabaran yang harus selalu bertumbuh dalam diri ini, tidak akan berujung kepada kekecewaan jika kesetiaan dan loyalitas kita kepada Tuhan Yesus menjadi yang utama. Saksikan dan beritakan kepada dunia bahwa diri kita ada bersama dengan Sang Pemenang, yaitu Tuhan Yesus. Sehingga tubuh dan roh kita akan dimenangkan dan sampai kepada tempat kemuliaan yang telah dipersiapkanNya. Lebih daripada itu, kita akan bersama-sama dengan Tuhan kita di dalam kemuliaanNya.

 

b.   TUHAN Pencipta Dan Raja Semesta Alam

Ini bukan hanya sekedar teori yang didapatkan di dalam pengajaran di gereja. Lebih daripada itu, apakah iman kita telah benar-benar menyaksikan kebesaran TUHAN atas dunia ini? Apakah kita mengimani bahwa Dialah sesungguhnya Pencipta dan Penguasa atas semesta alam?

Keimanan dan keyakinan ini akan ditunjukkan di dalam kepatuhan dan sikap yang tunduk kepada TUHAN. Rasa takut dan gemetar atas setiap perbuatan yang tidak disukai oleh TUHAN adalah salah satu hal yang tentu menghindarkan kita untuk tidak melakukan dosa.

TUHAN Pencipta dan Raja semesta alam, dan kita hanya “partikel kecil” yang tidak memiliki kuasa apapun selain tunduk kepada Dia. Segala kehidupan dan apa yang perlu di dalam diri kita, dengan penuh keimanan, TUHAN pasti akan memberikan itu kepada kita. Itulah wujud pemeliharaan TUHAN atas diri kita.

Oleh karena itu, marilah tetap menggantungkan kehidupan kita kepada Tuhan Yesus, Raja dan Juruselamat kita, ketika kita masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup di dunia ini. Amin.

 

Syalom..!!

Selamat hari Minggu untuk kita semua..!! 

Tuhan Yesus Memberkati..!!


Pdt. Ferdinand Fernando Silaen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21