MATIUS 25:31-46



KHOTBAH MINGGU AKHIR TAHUN GEREJAWI

Minggu, 22 November 2020

Evangelium :  Matius 25 : 31 – 46

Topik          :  Penghakiman Terakhir

                       (Ari Uhum Sogot) 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!


I.    Latar Belakang Nats

Kitab Injil Matius adalah pengembangan dari Kitab Injil Markus. Pengembangan di dalam Injil Matius ini mengarahkan tentang pola kehidupan Kristiani, yaitu melalui :

a.   Perintah-perintah Injil

b.   Tata tertib kehidupan rohani di Gereja, dan

c.   Sanksi bagi orang percaya yang tidak memberlakukan imannya.

Secara khusus, ada pokok yang menarik yang terurai di dalam Injil Matius, yaitu : 

Pemahaman Tentang Yesus Di Dalam Iman.

Yesus di dalam iman adalah:

-    Yesus yang hidup dan berhubungan dengan manusia setiap zaman dan dimana saja, serta

-      Yesus yang masuk di dalam keterlibatanNya dengan kehidupan manusia.

Oleh karena itu, melalui Injil Matius ini, kita akan memperdalam tentang jati diri Yesus yang sebenarnya di dalam iman dan apa yang menjadi pokok-pokok pengajaranNya yang harus kita hidupi dalam dunia ini.

Kita akan mengulas sedikit tentang perjalanan pelayanan Yesus di dunia ini melalui Injil Matius, terkhusus yang menjadi khotbah untuk hari Minggu ini.

Di dalam konteks pengajaran Tuhan Yesus pada nats ini ternyata memiliki sebuah latar belakang tentang kondisi sosial orang Israel yang sedang di dalam keterpurukan, yang menjadi pertentangan hebat dengan pemahaman yang dibawa oleh Tuhan Yesus kepada mereka.

Kehidupan mereka pada saat itu kira-kira demikian:

a.   Kemiskinan dan kelaparan yang dialami oleh sebagian masyarakat

b.   Persoalan politik yang sedang terpuruk

c.   Cengkeraman penjajahan dari Kekaisaran Romawi

d.   Pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Zelotes.

Situasi yang terpuruk pada saat itu membuat orang-orang salah memahami tentang kehadiran Tuhan Yesus yang memiliki kuasa di tengah kesulitan yang mereka hadapi. Mereka meyakini bahwa kehadiran Yesus dapat membawa mereka keluar dari keterpurukan menuju kesejahteraan secara duniawi.

Hal ini tentu saja ditentang oleh Yesus. Justru Tuhan Yesus menolak untuk menerima segala kuasa dan kemuliaan yang diberikan oleh dunia ini.

Namun Yesus mau merubah pemikiran mereka ke arah kekekalan dan Kerajaan Surga yang dibawa oleh Yesus ke dalam dunia ini. 

Seperti Khotbah Akhir Tahun Gerejawi yang kita rayakan pada hari ini. Ini bukan terfokus pada penderitaan dan kematian manusia, yang meskipun gereja pada hari ini mengingat akan kematian jemaat di dalam satu tahun gerejawi. Makna yang mendalam di dalam perumpamaan Yesus pada hari ini mengingatkan kita kembali bahwa ada kekekalan dan upah bagi orang yang hidup di dalam kesetiaan serta penghukuman bagi yang tidak menaatinya.


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

 

II.      Mari kita memperhatikan beberapa point dari khotbah ini untuk dapat kita renungi:

 

1.   Anak Manusia Akan Datang Di Dalam KemuliaanNya (Ayat 31)

Tuhan Yesus  memproses para pengikutNya di dalam pengajaran, khotbah, tanda-tanda mujizat dan kuasa yang akan disaksikan oleh pengikutNya sampai pada hari kesudahannya agar mereka memahami tujuan kedatanganNya ke dunia ini.

Seperti pengajaran hari ini yang dikatakan dengan pengajaran tentang Hari atau Zaman Akhir yang disebut Eskhatologi. Tuhan Yesus memberikan pengajaran ini untuk menghadirkan harapan baru di dalam pertentangan antara kenyataan hidup yang berat dan kepercayaan atau keyakinan akan kuasa dan keadilan Tuhan.

Ketika orang-orang yang menaruh harapan kepada Tuhan merasakan kesulitan hidup, teraniaya, dikejar-kejar dan mengalami penderitaan yang berat, maka Tuhan membuka harapan itu melalui kehadiran Anak Manusia yang akan datang kembali di dalam kemuliaanNya.

Jangan melawan dengan kondisi yang terjadi, tetapi mintalah kepada Tuhan agar kita dapat memahami kenyataan ini!

Tuhan Yesus mengingatkan akan rencana Bapa yang tidak akan memberikan rencana kecelakaan, tetapi semua akan terbuka dan terarah kepada kemuliaan Tuhan. Hal ini menyatakan kebesaran dan kuasa yang terbangun di dalam Kerajaan Tuhan.

 

2.   Manusia Akan Terpisah Menurut Motif Selama Dia Hidup (Ayat 32-45)

 

APA YANG MENJADI KEKUATANMU UNTUK BERTAHAN HIDUP?

Pertanyaan yang memiliki jawaban berbeda, yang dimana jawaban itu terlihat di dalam perbuatan kita sehari-hari. Bisa saja hari ini kita akan menjawab bahwa “Kekuatanku bertahan hidup adalah daripada Tuhan,” tetapi fakta yang akan menjawab kepada siapa kita lebih sering meminta “kekuatan” dan “pertolongan”?

Dan jikalau memang Tuhan yang selama ini kita akui dan imani sebagai kekuatan kita untuk hidup, apakah yang sudah kita lakukan untuk Dia??

Saya akan membawa kita kepada situasi nyata yang sedang kita hadapi pada saat ini!

Saya memperhatikan perkembangan dari “kepeduliaan masyarakat secara umum” dengan Covid-19 yang belum selesai dari muka bumi ini. Entah itu karena jenuh, bosan, cuek atau tidak percaya, membuat “ketidakpercayaan” dan “ketidakpedulian” masyarakat dengan protokoler kesehatan, semakin hari semakin meningkat!

Ini akan menjadi sebuah gambaran tentang diri kita dan bahkan dapat menjadi gambaran tentang iman kita.

Saya menjadi takut, jikalau ada jemaat pada akhirnya “meragukan” keberadaan Tuhan karena setiap hal yang terjadi di dalam dirinya. Karena apa? Bisa saja karena:

-       Tuhan tidak dapat dilihat secara fisik

-       Ada pengharapan yang belum terjadi di dalam dirinya, atau

-       Ikut-ikutan (sama seperti peristiwa tentang pandemi ini, kenapa disana bisa disini tidak. Kenapa disana natal disini tidak.). Jangan-jangan pada akhirnya kata-kata itu berganti menjadi “KENAPA MEREKA BISA BERBUAT JAHAT, KITA TIDAK BOLEH?

Firman ini menegur kita dengan keras!

Apabila Anak Manusia Akan Datang Sebagai Hakim Bagi Semua Bangsa. Pada mulanya kedatanganNya sebagai Hamba, tetapi pada hari penghakiman Dia datang dalam kemuliaanNya, sebagai Hakim bagi semua bangsa.

Hakim itu sendiri yang akan memisahkan domba di sebelah kanan dan kambing di sebelah kiri.

Dimulai dari pemisahan!

Ada pemisahan antara kanan dan kiri. Tidak semua yang diberikan karunia Roh akan berada di sebelah kanan. Tetapi semua yang memiliki buah-buah Roh akan berada di sebelah kanan. Semua terlihat dari buah perbuatan dan kualitas kehidupan yang dilakukan.

Pohon dikenal dari buahnya!!

Banyak orang yang “memakai pelayanan kepada orang miskin” untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Banyak orang yang memakai pelayanan dan kegiatan gereja untuk keuntungan pribadi.

Orang itu ditolak” karena hidup hanya untuk diri, tidak punya waktu untuk yang lainnya. Terlalu sibuk, padahal bukan tidak ada potensinya.

Lapar, haus, sebagai orang asing/tidak memiliki tempat tinggal dan telanjang adalah pergumulan anak manusia yang ada di kolong langit ini. Dimanapun kita berada, kita akan melihat itu: Perjuangan yang sangat luar biasa dan tantangan yang sangat hebat.

Tuhan tidak akan memaksa engkau dan aku untuk memberi dari yang “tidak punya.” Kita disuruh memberi dari apa yang ada pada kita. 

Artinya:

-      Tuhan sudah lebih dahulu berikan kepada kita.

-   Jadi kalau kita memberi, kita hanya “meneruskan” apa yang sudah Tuhan lebih dulu beri kepada kita.

-      Jadilah hidup yang berkenan kepadaNya.

Supaya itu bisa terjadi di dalam iman dan perbuatan kita, maka kita harus terlebih dahulu memahami kehidupan kita sebagai hidup yang berada di dalam:

KASIH YANG SUNGGUH-SUNGGUH KEPADA YESUS KRISTUS.

Di dalam teks ini, selalu berbicara dengan kata “Aku.”

Yang artinya:

Kristus menjadi pusat, motif dan alasan kita untuk berkarya dan berbuat di dalam kehidupan kita.

Identifikasi tertinggi adalah identifikasi tentang Kristus. Ciri orang yang melakukan bagi Kristus adalah “dia tidak sadar dengan apa yang sedang dilakukan bagi Kristus.”

Ketika kita berbuat kepada seseorang yang membutuhkan, didasari oleh motif kasih yang kuat kepada Kristus, disitu pula kita heran dan terkejut bahwa kita sedang melayani Kristus.

Sekarang kita harus memahami bahwa kita punya sesuatu yang sangat melimpah, dimana kita bisa menaruh perhatian dan cinta yang besar kepada orang-orang di sekeliling kita, kepada keluarga kita dan melakukan hal-hal yang baik serta kasih Kristus kepada kehidupan ini.

 

3.   Kekekalan Setelah Kematian (Ayat 46)

Dua-duanya berbicara tentang kekekalan:

a.   Siksaan yang kekal

b.  Kehidupan yang kekal.

Jangan remeh dengan kehidupan sekarang dan yang akan datang!

Orang yang benar akan hidup bersama Tuhan dengan sukacitaNya. Dan orang yang tidak benar akan ditolak dan dibuang dalam kesakitan yang tidak terbilang. Nikmatilah kehidupan yang Tuhan beri kepadamu dan senangkanlah hati Tuhan. 

Bukan nanti, tetapi sekarang, ketika kita masih hidup di bumi. Lakukanlah apa yang Tuhan mau.

Berkelahilah dengan zaman dan menangkan pertempuran dengan kualitas kehidupan yang menyenangkan Tuhan Yesus.” Amin.

 

Syalom..!!

Selamat hari Minggu untuk kita semua..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!!

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

MAZMUR 24:7-10