MATIUS 5:44



Renungan Selasa, 08 September 2020

MATIUS 5 : 44

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

“Memiliki seribu orang teman terasa lebih sedikit dibandingkan memiliki satu orang musuh.” Sebuah pernyataan yang memaknai bahwa satu orang saja yang menjadi lawan atau musuh adalah sebuah beban yang sangat berat. Dimusuhi atau memusuhi adalah sebuah perbuatan yang seharusnya dihindari, terlebih bagi orang-orang yang sudah menerima Yesus sebagai Tuhannya. 

Untuk “memusuhi” orang lain tentu saja dapat dihindari, apalagi kalau Firman Tuhan sudah menjadi arah kehidupan seseorang. Dia pasti menyingkirkan rasa untuk memusuhi orang lain. Tetapi, bagaimana jika saya atau saudara-saudari berada pada posisi “dimusuhi”? Apakah bisa dihindari? Padahal sedikit pun tidak ada rasa untuk “memusuhi” orang lain, tetapi orang lain tersebut “memusuhi” kita. Jawabannya adalah: BISA di dalam Tuhan Yesus! Bagaimana caranya? Inilah yang akan disampaikan oleh Firman Tuhan untuk kita. 

Firman Tuhan yang menjadi renungan untuk kita pada hari ini adalah salah satu bagian dari pengajaran Tuhan Yesus kepada orang-orang yang mendengar khotbahnya di bukit dan bagi para pembaca renungan hari ini. Situasi saat itu adalah begitu banyaknya orang-orang yang kagum akan sosok Yesus lalu mengikut Dia. Mereka terkagum, terpesona dan juga merasa bersuka cita akan sosok dari Yesus.

Namun, dibalik itu semua, orang-orang yang mengikut Tuhan Yesus pada saat itu memiliki pergumulan yang sangat berat. Mereka berada pada posisi terjajah oleh bangsa Romawi. Lantas sosok Yesus dianggap mereka menjadi jawaban atas doa-doa meminta pembebasan kepada TUHAN atas penjajahan kepada mereka. Tuhan Yesus tahu bagaimana isi hati dari orang-orang yang sedang mendengar khotbahnya.

Sebelumnya, Tuhan Yesus menegaskan kepada mereka bahwa Dia datang bukan untuk meniadakan Hukum Taurat atau Kitab para Nabi. Sama sekali tidak! Justru Tuhan Yesus datang untuk menggenapi Hukum Taurat dan Nubuatan para Nabi sebelumnya. Yesus datang menyempurnakan di dalam sebuah pengajaran yang bernama KASIH.

Orang-orang Yahudi sebelumnya memahami tentang kasih di dalam sebuah pernyataan sebagai berikut: “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.” Di dalam pemahaman mereka ini terdapat pengajaran yang “eksklusif” tentang kepada siapa kasih mereka sampaikan, yaitu hanya kepada orang-orang sebangsa mereka. Dan di luar daripada golongan mereka, adalah musuh yang harus dibenci.

Tuhan Yesus merubah pemikiran dan pemahaman mereka dengan berkata: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Tuhan Yesus bukan memberi penekanan atas “definisi” tentang “permusuhan.” Tetapi, jauh daripada itu, konsep musuh yang selama ini ada di dalam pemahaman mereka (orang yang bukan satu golongan atau bangsa mereka) justru haruslah mereka kasihi dengan membuang segala kebencian, perlawanan dan juga perang atas mereka. Bahkan, bangsa Romawi yang menindas atau menjajah mereka sekali pun haruslah mereka kasihi bahkan didoakan. 

Ini sebuah pola pikir baru untuk membuang segala celah dari iblis untuk dosa yang bisa saja dilakukan bagi orang yang memiliki kebencian. Dan pengajaran ini meruntuhkan “ke-eksklusif-an” dari orang Yahudi untuk membuka diri kepada orang lain di luar dari bangsa mereka. Yesus mengajari kasih secara universal dan terbuka untuk semua orang. Dibalik itu semua, Tuhan Yesus sekaligus membuka alasan diriNya datang ke dunia, yaitu mewujudnyatakan kasih bagi semua orang dan keselamatan bagi seluruh dunia.

Pengajaran ini juga harus tetap hidup di dalam diri para pengikut Yesus di era modern saat ini. Jangan berikan celah bagi iblis untuk menguasai diri kita. Jangan biarkan kebencian, kecemburuan, sakit hati dan iri hati menguasai orang-orang Kristen. Tetapi, melalui kasih dan doa bagi semua orang termasuk bagi orang yang mengadakan permusuhan kepada diri kita menjadi sebuah solusi dan menjadi buah akan pengenalan kita terhadap Tuhan Yesus.

Sebuah kepastian, tidak akan ada sedikit pun beban ketika kasih dan doa menguasai hati dan fikiran kita. Itulah yang menunjukkan kepada dunia, bahwa pengikut Yesus Kristus adalah orang-orang yang mencerminkan perilaku Kristus di dalam kesehariannya. Janganlah jenuh mengasihi sesama manusia dan janganlah jenuh mendoakan orang lain. Karena ketika kasih dan doa ada dalam diri kita, maka sebenarnya Tuhan Yesus juga sedang tinggal dan berkuasa atas hidup kita. Selamat menikmati perbuatan tangan dari Tuhan Yesus di dalam aktivitas hari ini. Amin.

Salam sehat !!

Syalom.

Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21