MATIUS 18:10



Renungan Rabu, 09 September 2020

MATIUS 18 : 10

“Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.”

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

 “Sana!! Kamu masih kecil, jangan kesini!! Orang tua lagi bicara disini!!” Sebuah kalimat perintah yang diucapkan oleh seorang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda. Sebuah kalimat yang sebenarnya memiliki maksud baik, tetapi sayang terbungkus dengan kalimat yang cukup kasar dan terkesan seperti merendahkan seseorang. Stigma negatif sudah merasuki pemikiran sebagian orang tentang sosok orang yang lebih muda atau dapat dikatakan anak kecil.

Anak kecil sering dipandang sebagai manusia yang lemah, tidak berdaya, tidak memiliki kemampuan apa-apa dan tidak pantas bersama dengan orang dewasa. Dalam hal tertentu pemikiran ini dapat dibenarkan, terkhusus ketika pembicaraan yang sedang terjadi memang khusus di kalangan orang dewasa. Tetapi, sekali lagi sangat disayangkan kalau pemikiran itu digeneralisasikan kepada setiap anak kecil atau orang yang lebih muda.

Kesan perintah yang sering diucapkan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda, atau bahkan orang tua kepada anak-anaknya dapat menimbulkan hal yang negatif kepada psikologi orang yang sering diperintah tersebut. Disinilah terlihat jelas egoisme seorang manusia ketika memandang manusia lain dengan penilaian yang lemah kepada yang dinilainya.

Tuhan Yesus melalui renungan hari ini ingin merubah stigma negatif kepada orang yang lemah atau ayat ini berkata kepada kita tentang anak-anak kecil. Pasal 18 dimulai dari pertanyaan seorang murid kepada Tuhan Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Terlihat jelas keinginan agar seseorang dipandang lebih baik, lebih berkuasa dan lebih besar dari antara orang lain. Tentu murid yang menanyakan hal tersebut ingin sekali jawaban itu menyentuh atau menyinggung dirinya, dalam kata lain dia memiliki keinginan menjadi orang yang besar di dalam Kerajaan Sorga.

Sepintas, dia seolah-olah memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan dari antara yang lain. Kemungkinan, dia merasa bahwa keikutsertaannya bersama dengan Tuhan Yesus menjadi alasan agar dirinya mendapatkan pengakuan dari Tuhan dan memiliki tempat yang spesial di dalam Kerajaan Sorga. Tuhan Yesus dengan pemikiran sorgawi menjawab pertanyaan tersebut dengan memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka.

Tuhan Yesus tahu apa yang ada di dalam benak mereka dan Tuhan Yesus tahu siapa sosok yang secara tradisi digolongkan menjadi “manusia yang lemah.” Ya, anak-anak kecil menjadi jawaban atas pertanyaan tersebut. Tuhan Yesus mengangkat sosok anak kecil yang lemah itu menjadi yang terkuat bahkan yang terbesar dari antara semua orang yang mendengar pengajaranNya saat itu.

Sangat luar biasa pengajaran Tuhan Yesus. Dia merubah pengertian-pengertian yang penuh dengan “keberkuasaan” manusia menjadi hal yang sorgawi. Dan sekaligus Tuhan Yesus mau menjelaskan kehadiranNya di tengah-tengah dunia ini. Anak-anak kecil adalah simbol manusia pada umumnya yang selalu bergantung kepada orang tuanya. Itulah yang diinginkan Tuhan Yesus kepada para pengikutNya, agar setiap pengikutNya tetap bergantung kepadaNya.

Harta, hikmat dan keberhasilan jangan sampai membuat seseorang meninggalkan Tuhan. Patutlah para pengikut Kristus terlebih dahulu mengakui bahwa dirinya lemah dan tanpa Tuhan, orang Kristen tidak mampu melakukan apa-apa. Setelah itu menjadi pegangan di dalam hidup seorang Kristen, maka tidak akan ada lagi pengkotak-kotakan kepada manusia yang lain dengan menyatakan dirinya lebih kuat, dirinya lebih baik, dirinya lebih pintar, dirinya lebih kudus, dirinya lebih kaya dan dirinya lebih besar dari antara yang lain.

Karena setiap orang yang selalu menggantungkan dirinya kepada Tuhan Yesus, maka malaikat-malaikat Tuhan akan ada bersama-sama dia untuk menjaganya. Oleh sebab itu, marilah kita selalu bergantung kepada Tuhan Yesus dan melakukan kegiatan kita sesuai dengan firmanNya. Jangan ada lagi kebencian, iri hati, dendam dan segala hal yang buruk yang berasal dari si jahat yang tersimpan di hati kita. Itu akan menghalangi hubungan kita kepada Tuhan Yesus. Berjalanlah di dalam Terang Firman Tuhan. Amin 

Salam sehat !!

Syalom.

Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21