LUKAS 17:6



Renungan Kamis, 10 September 2020

LUKAS 17 : 6

“Jawab Tuhan: Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

“Satu kali kumaafkan, dua kali juga kumaafkan, tapi kalau sampai tiga kali, tiada maaf bagimu!” Pernah kita mendengar ucapan tersebut? Atau pernah kita mengucapkan perkataan tersebut? Perkataan yang tidak jauh dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dan perkataan tersebut sering dihubungkan dengan perkataan, “kesabaran itu ada batasnya.”

Secara manusiawi, perkataan itu memang sangat masuk akal. Karena banyak orang yang tidak tahan jikalau terus menerus disakiti atau dikecewakan. Lalu, kalau seperti itu manusia pada umumnya, apa yang dapat membedakan seorang pengikut Kristus dengan orang yang lain? Tentulah harus ada perbedaan dari seorang Kristen. Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus kepada para murid di ayat sebelumnya, “Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”

Itulah yang dapat membedakan karakter pengikut Kristus di tengah-tengah dunia ini. Berat? Pasti sangat berat. Dan para murid tidak serta merta langsung “mengiyakan” untuk melakukan itu, karena secara manusiawi mereka tidak mampu melakukan itu. Itu sebabnya mereka meminta kepada Tuhan Yesus, “Tambahkanlah iman kami!” Permintaan para murid itu dijawab oleh Tuhan Yesus melalui ayat renungan kita pada hari ini dan inilah yang patut kita pelajari.

 Jadi, inilah kesinambungan dari ayat hari ini. Karena, sering sekali ayat ini dipakai seseorang untuk mengukur imannya atau iman orang lain. Dan bahkan tidak sedikit yang sering menghubungkan ayat ini dengan keadaan atau bahkan permasalahan yang dihadapi seseorang. Karena pemahaman seperti itulah yang sering memunculkan bahasa penghakiman, “Karena kamu kurang beriman, makanya kamu terus dihantam masalah.” Atau bahasa yang mempersalahkan diri sendiri, “Apa karena imanku yang kurang, makanya aku tidak pernah keluar dari berbagai masalah?”

Saya katakan, tidak ada hubungannya sama sekali teks ini dengan masalah atau kesulitan yang kita hadapi atau orang lain hadapi! Sangat jelas teks ini adalah jawaban dari permintaan para murid agar dapat mengampuni sesama seberapa banyak pun dosa yang dilakukan orang lain kepada mereka. Iman yang dapat menjadi kekuatan untuk mengampuni orang lain.

Kenapa harus dengan iman? Hal inilah yang mengingatkan kembali akan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Tidak peduli berapa banyak dosa yang telah dilakukan manusia, tetapi Dia datang mengorbankan diriNya agar manusia tidak dihukum atas dosa yang telah dilakukan. Iman kepada Tuhan Yesus adalah pengorbanan dan kasih. Jangan kita katakan kalau kita beriman kalau kedua hal itu masih jauh dari diri kita. Inilah buah iman yang nyata.

Oleh sebab itu, melalui perenungan hari ini, mari kita luruskan pengertian kita sebelumnya tentang iman. Iman bukan hanya dipakai untuk melihat segala perbuatan ajaib, tetapi sesungguhnya iman adalah bukti bahwa Yesus benar-benar hadir di dalam diri seorang yang beriman tersebut, sehingga dia dapat hidup di dalam kasih dan pengampunan kepada sesama. Terimalah Tuhan Yesus untuk tinggal dan bekerja di dalam hidupmu sehingga semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus melalui karakter Kristus yang hadir dalam diri kita. Tuhan Yesus akan menambahkan iman kepada kita. Amin.

Salam sehat !!

Syalom.

Tuhan Yesus memberkati.

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21