KETIKA AKU LEMAH, MAKA AKU KUAT (2 KORINTUS 12:7-10)
TULISAN KHOTBAH PARTANGIANGAN MINGGU XVIII SETELAH TRINITATIS
HKBP Efrata Lorok Ressort Palembang
Kamis-Jumat, 13-14 Oktober 2022
Nas : 2 KORINT 12 : 7 – 10
Topik : “Allah Menjawab Setiap Pergumulan” (Disarihon Debata Do Ganup Na Marungkil)
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus
Kristus..!!
I. PENDAHULUAN
Semua
manusia bisa menjadi lemah!!
Baik dalam keadaan fisik, mental maupun keadaan!!
Dan kenyataannya
adalah bahwa
“CEPAT atau LAMBAT, KITA SEMUA menjadi
LEMAH!!”
-
Kita bisa kuat
secara fisik.
-
Kita bisa kuat
secara ekonomi.
- Kita bisa kuat secara kedudukan.
Kenyataan lagi yang
bisa kita renungkan:
a.
Kita bisa menjadi PENOLONG,
namun kita juga bisa berada pada posisi DITOLONG
!!
b.Kita bisa menjadi PENGATUR,
namun kita juga bisa berada pada posisi DIATUR
!!
c.
Kita bisa PERGI
KEMANA SAJA KITA MAU, namun kita juga bisa berada pada posisi TERGANTUNG KEPADA KEBAIKAN ORANG LAIN
!!
d.Kita bisa memiliki banyak KESEMPATAN,
namun kita juga bisa berada pada posisi TERKURUNG DALAM KESEMPITAN !!
e. Kita bisa berada di posisi DIBUTUHKAN BANYAK ORANG, namun kita juga bisa berada pada posisi MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN SATU ORANG !!
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus
Kristus..!!
Tidak ada yang menginginkan hal tersebut. Tidak ada orang yang ingin menjadi lemah. Oleh sebab itu, ketika seseorang berada pada posisi LEMAH, dia bisa saja menjadi orang yang RENDAH DIRI.
Banyak orang
merasa rendah diri oleh
karena:
-
Suatu kelemahan
-
Suatu keadaan atau
- Suatu penyakit
Sehingga
orang tersebut menyerah untuk
segala hal dalam hidupnya karena:
-
Berfokus pada
kelemahan tersebut
-
Tidak
dapat memaksimalkan dirinya
- Tidak dapat menemukan potensinya.
Namun belajar
dari nas ini, Tuhan berkata bahwa
Justru dalam kelemahan manusialah: TUHAN akan berkarya dan menyatakan kuasa-Nya yang sempurna !!
Tidak berfokus pada kelemahan yang bisa saja akan menghambat karya Tuhan dalam kehidupan kita. Itu yang bisa kita lihat sekilas dari Firman TUHAN untuk kita pada malam hari ini!!
TUHAN mengijinkan kelemahan itu ada dalam diri manusia.
Disini kita akan
belajar melalui Surat
Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus untuk:
- Mengerti kehendak Tuhan
- Tuhan
mengijinkan suatu duri dalam daging sebagai alat kendali, rem
atau pengingat (reminder).
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus
Kristus..!!
II. PENJELASAN NAS
AYAT 7 !!
“Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena
penyataan-pernyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam
dagingku, yaitu seorang utusan iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan
meninggikan diri.”
(Jala asa unang huhaginjanghon angka pangungkapon na sumurung na tu ahu: Hona basirbasir do ahu di sibukhu, i ma suruan ni sibolis na mamukpuhi ahu, asa unang hupatimbo diringku.)
Yang dimaksud “duri” dalam daging itu merupakan kata kiasan yang menggambarkan rasa sakit yang ia rasakan. Dari penjelasan yang terdapat dalam alkitab berbagai versi yang di maksud Paulus dengan “duri” adalah suatu penyakit tubuh yang menyakitkan, yang berasal dari utusan iblis supaya dirinya (Paulus) tidak menjadi sombong.
Kata “duri dalam daging”
menggambarkan:
-
Kesakitan
-
Kesukaran
-
Penderitaan
-
Penghinaan dan
- Kelemahan secara fisik.
Betapa menderitanya Paulus ketika ia harus mengalami suatu “duri” atau “pasak” yang ada dalam dagingnya. Tetapi justru dalam setiap keterbatasan dan kelemahannya, ia tetap bergairah dan bersemangat untuk membawa kabar baik itu di berbagai wilayah.
Itu merupakan buah dari pengenalannya yang benar akan Kristus sehingga ia tetap kuat dan semangat meskipun banyak hal yang harus ia alami selama perjalanan misinya.
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus
Kristus..!!
AYAT 8 !!
“Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya
utusan iblis itu mundur dari padaku. ”
(Tolu hali do hupangido sian Tuhan i, asa sumurut i sian ahu.)
Sebagai manusia yang sadar akan kelemahannya Paulus sampai tiga kali tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padanya.
Paulus tidak hanya mengungkapkan itu satu kali, namun tiga kali!!
Paulus benar-benar bergumul dengan keadaan yang dihadapinya. Dia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Dia hanya tahu bahwa TUHAN menjadi tempat satu-satunya untuk menyampaikan apa yang ada di dalam hatinya.
Ini sesuatu yang lumrah dilakukan oleh orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Paulus meyakini bahwa “TEMPAT PENGADUANNYA” itu “SUDAH TEPAT.”
Disini kita mau belajar bahwa
“ADUKAN SEMUA YANG ADA PADA DIRIMU KEPADA TUHAN YESUS!!”
Bukan kepada manusia!!
Manusia tidak bisa menjadi solusi TERBAIK!! Namun, keadaan yang kita rasakan, semua tidak luput dari hadapan TUHAN. Disinilah penyerahan diri itu dapat kita hidup sebagai umat TUHAN.
“Bergumullah bersama dengan TUHAN!!”
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus
Kristus..!!
AYAT 9 !!
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu,
sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih
suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
(Gabe didok Ibana tu ahu: “Tuk ma asi ni rohangKu di ho: ai di hagaleon do sun timbul hagogoon.” Asa tagonan ma hupapujipuji diringku di bagasan angka hagaleonhu, asa songgop tu ahu hagogoon ni Kristus.)
Jawaban Tuhan atas doanya tidak seperti yang diharapkannya. Tuhan menjawab "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."
Kata “cukup” dalam bahasa Yunani “arkei” yang berarti puas hati, cukup, mencukupi, telah memuaskan. Kata “cukup” disini berarti dapat memenuhi kebutuhan, atau memuaskan keinginan.
Dari ayat ini jelas bahwa Tuhan menolak harapan Paulus untuk melepaskan “duri” yang ada dalam dagingnya, sebab Tuhan sendiri akan memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan Paulus, sama juga artinya dengan Tuhan akan menyertai Paulus dalam segala keadaannya dan kelemahannya.
Tuhan memiliki kesanggupan, kekuasaan dan kekuatan untuk memenuhi segala kebutuhan Paulus, memuaskan keinginan Paulus meskipun ia dalam keadaan sakit atau bahaya
Yang
terpenting adalah...
Tuhan memiliki kesanggupan untuk menyertai Paulus dalam sakit penyakitnya dan kelemahannya!!
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus
Kristus..!!
AYAT 10 !!
“Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam
siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena
Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.”
(Dibahen i, sonang do huhilala di bagasan angka hagaleon, pangaleaion, hasosahan, pangaleleon, dohot hagogotan ala ni Kristus; ai jumpa gale ahu, disi do ahu margogo.)
Mendengar jawaban Tuhan, Paulus tidak berkecil hati karena doa dan harapannya tidak dikabulkan Tuhan. Sebagai tanggapan atas jawaban Tuhan justru Paulus merasa bangga dan senang.
Paulus tidak lagi mengeluh atau meminta dilepaskan dari penyakitnya justru ia akan bangga atau bermegah atas kelemahannya.
Tujuan Paulus
berbangga bukan untuk menyombongkan diri atas Karunia yang Tuhan berikan
kepadanya namun justru ia berbangga
atas kelemahannya sebab ia tahu lewat
kelemahannya itulah:
- Tuhan memperhatikan hidupnya
- Menyertai dia
- Bahkan menurunkan Kuasa-Nya untuk
menyempurnakan kekurangan Paulus.
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus
Kristus..!!
III. PENUTUP !!
Setelah mengerti hal ini, kita belajar bahwa:
Tuhan mengijinkan semua hal yang mungkin bagi kita menjadi duri dalam daging namun hal itu pada akhirnya mendatangkan kebaikan.
Belajarlah juga dari pribadi Paulus yang mau bertanya, mengerti dan melakukan apa yang Tuhan mau. Ia sadar bahwa melalui itu semua Tuhan mau memakai dirinya sebagai alat-Nya.
Oleh sebab itu Paulus bangga dan bermegah justru dalam kelemahan.
Pesan dari Firman TUHAN pada hari ini adalah
“SELAMAT MENJADI LEMAH !!”
Sesungguhnya:
“TUHAN sudah
MEMBERI KEKUATAN kepada kita:
KEKUATAN UNTUK SANGGUP MENJADI LEMAH!!”
Karena ketika kita lemah, kita justru dapat merasakan KEKUATAN KRISTUS!!
“BERDAMAILAH DENGAN KELEMAHAN KITA!!”
Sebab
jika aku lemah maka aku kuat !!
(Ai jumpa gale ahu,
disi do ahu margogo.)
Amin.
Syalom..!!
Tuhan Yesus Memberkati..!!
Pdt. Ferdinand Fernando Silaen
Komentar
Posting Komentar