HIDUP DAN MATI DI DALAM KRISTUS (2 TIMOTIUS 2:1-13)
TULISAN KHOTBAH MINGGU XIX SETELAH TRINITATIS
Minggu,
23 Oktober 2022
Nas : 2 TIMOTIUS 2 : 1 – 13
Topik : “Ikut Menderita Sebagai Prajurit Kristus” (Manaon
Na Porsuk Songon Siihuthon Kristus)
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
I. PENDAHULUAN !!
Di zaman sekarang, sudah semakin banyak orang-orang yang menunjukkan dirinya sebagai seorang Kristen. Yang saya maksud adalah sudah semakin banyak orang yang menampilkan ornamen-ornamen Kekristenan, “secara tidak langsung” menginformasikan bahwa dirinya adalah Kristen.
Sangat bertolak belakang dengan situasi
pada masa Kristen mula-mula. Pada orang Kristen mula-mula:
- Banyak orang yang takut
menunjukkan dirinya sebagai seorang Kristen.
- Banyak orang yang terancam
nyawanya oleh karena identitasnya
sebagai seorang Kristen.
- Banyak orang Kristen yang menggunakan sandi
rahasia untuk menunjukkan bahwa dia adalah bagian dari Kekristenan.
- Banyak kaum intelektual dan penguasa yang menjadi tantangan pada pengajaran Kekristenan.
Lalu kemudian, dengan “semakin beraninya” seseorang menampilkan dirinya sebagai seorang Kristen di zaman ini:
“Apakah dia sudah menunjukkan karakter yang lebih KUAT dari Kristen sebelumnya??
Kita akan memperhatikan perbedaan karakter orang Kristen mula-mula dan Kristen modern.
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
Terdapat perbedaan
yang mencolok antara Kristen mula-mula dengan Kristen modern:
1.
Kristen mula-mula menunjukkan Kekristenan secara
OPERASIONAL:
-
Terlihat melalui karakter
pribadi
-
Terlihat melalui kesatuan
persekutuan.
2.
Kristen modern
menunjukkan Kekristenan secara VISUAL:
-
Terlihat melalui verbal.
-
Terlihat melalui ornamental.
- Terlihat melalui ritual/seremonial.
Lalu, dalam perbedaan yang mencolok ini, kita akan diteguhkan oleh Surat Paulus kepada Timotius, tentang Kekristenan yang sesungguhnya:
“KRISTEN YANG MURNI DALAM MENGHIDUPI PANGGILAN SEBAGAI PENGIKUT KRISTUS.”
Dan ayat 1 menjadi pembukaan yang mengingatkan
sebagaimana adanya “karakter”
sosok pengikut Kristus:
“Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh
kasih karunia dalam Kristus Yesus.”
(On pe ale anaha, margogo ma ho marhitehite
asi ni roha ni Kristus Jesus.)
a.
Pengikut Kristus adalah orang-orang yang
memiliki kelemahan dan kekurangan.
b.
Pengikut Kristus adalah orang-orang yang hanya mengandalkan kasih karunia
dari Tuhan Yesus.
c. Panggilan sebagai pengikut Kristus merupakan penyerahan diri seutuhnya untuk melakukan kehendak Kristus di dalam dirinya.
Dari hal ini, kita
dapat menyimpulkan bahwasanya:
“Pengikut Kristus itu terlihat dari JIWA
KRISTUS yang KELUAR dari DALAM DIRINYA!!”
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
II. POINTER KHOTBAH !!
Oleh sebab itu, melalui Surat Paulus ini, marilah kita
merenungkan Firman Tuhan!
1.
TEGUH DALAM PANGGILAN !!
(HOT DI BAGASAN PANJOUON !!)
Tegas kita pahami bahwa Kekristenan kita adalah sebuah panggilan kudus.
Dan yang “lebih radikal,” panggilan kudus itu disebut Paulus di ayat 3 sebagai sebuah penderitaan (haporsuhon).
Dituliskan di ayat
3 demikian:
“Ikutlah
menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.”
(Gabe dongan manaon haporsuhon ma ho songon parangan na denggan di Kristus Jesus.)
Secara jujur, jika muncul pertanyaan
“Apakah kita semua mau menderita?”
Apa yang menjadi jawaban kita?
Agar kita tidak salah memahami kata “penderitaan” yang sering sekali menjadi bias, sehingga akan timbul “penghakiman” dalam pemahaman, kita akan memahami “penderitaan” dengan analogi yang disampaikan oleh Rasul Paulus.
Kita perhatikan analogi yang disampaikan Paulus di ayat 4-6:
1.
Analogi Prajurit (Parporang): Ayat 4
-
“Seorang
prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal
penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”
(Ndang olo alit parporang tu angka ulaon pandaraman, asa halomoan ibana
di na marsuru ibana.)
-
Konteks perperangan
melawan kuasa Romawi yang
sering menindas dan membunuh orang Kristen.
-
Seseorang yang siap “berperang
rohani” sebagai “prajurit Kristus”
(militia Christy). Lawan kita adalah
“kuasa-kuasa jahat” di dunia
ini.
-
Seseorang yang siap berjuang
dan berkorban secara total
demi pekabaran Injil.
-
Tuhan Yesus memberi jaminan
untuk memenuhi kebutuhan
untuk setiap hal demi pemberitaan Injil.
2.
Analogi Olahragawan (Na Marsiadu): Ayat 5
-
“Seorang
olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding
menurut peraturan-peraturan olahraga.”
(Nang na marsiadu pe ndang dipartumpali, ia so tigor paraloonna i.)
-
Konteks Olimpiade
Yunani Kuno: Seseorang yang mengikuti aturan di dalam setiap pertandingan.
- Pengikut Kristus adalah orang yang disiplin, ulet, tekun dan rajin berlatih di dalam visi dan missi yang jelas (“Latihlah dirimu beribadah”: 1 Timotius 4:7). Sehingga, dimenangkan di dalam tantangan dunia ini.
3.
Analogi Petani (Siula Hauma): Ayat 6
-
“Seorang petani
yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.”
(Ingkon siula hauma i jumolo taruli di parbuena.)
-
Seorang pekerja
keras yang memiliki pengharapan
akan usahanya.
- Petani yang pertama kali menerima hasil pekerjaannya.
Jadi “penderitaan”
yang dimaksud adalah
“Ketika kita di dalam “KOMITMEN” mengikut Kristus, dengan berlatih dan juga melawan keinginan duniawi!!”
Yang menjadi tantangan adalah diri dan keinginan kita!!
Disinilah terdapat hal yang paling mendasar yaitu tentang bagaimana kita mau mendengar dan mengikuti suara hati lalu kemudian melekatkan diri kepada Kristus secara total!!
Tentu, kita tidak akan pernah terlepas dari yang namanya proses pemurnian. Dengan berbagai tantangan yang akan dihadapi, akan menjadi pemurnian untuk KOMITMEN, KUALITAS dan KETEGUHAN sebagai pengikut Kristus.
Ingatlah, bahwa kita telah dipanggil untuk mengikut Kristus dan memberitakan Kristus di dunia ini!!
Percayakan dan serahkan diri sepenuhnya kepada Kristus,
sehingga akan terjadi seperti yang dikatakan di ayat 7:
“Perhatikanlah
apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu pengertian dalam segala sesuatu.”
(Antusi na hudok i;
ai lehonon ni Tuhan i do tu ho roha na mangarti saluhutna i.)
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
2.
KESELAMATAN DI DALAM KRISTUS !!
(HALUAON DI BAGASAN KRISTUS !!)
Seorang pemuda diberikan sebuah pertanyaan: “Apakah yang menjadi tujuan hidupmu??” Dengan tegas pemuda tersebut menjawab: “KEBAHAGIAAN !!”
Kemudian pertanyaan dilanjutkan: “Kebahagiaan yang bagaimana yang kamu mau??” Pemuda tersebut dengan reaktif justru balik bertanya: “Ada berapa rupanya kebahagiaan??” “Apa bahagia itu berbeda-beda??”
Perhatikan cerita tersebut, jika memang kebahagiaan menjadi tujuan hidup, tentunya pemahaman kebahagiaan tidak akan “melebar kemana-mana.” Yang dinamakan tujuan, pastilah akan mengerucut!!
Berarti, salah ketika seseorang menempatkan KEBAHAGIAAN sebagai TUJUAN HIDUP. Lalu sesungguhnya, apa yang menjadi TUJUAN HIDUP MANUSIA??
Jawabannya adalah “KESELAMATAN!!”
Terkhusus kepada para pengikut Kristus.
Inilah yang ditegaskan Paulus di ayat 8:
“Ingatlah ini:
Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati, yang telah dilahirkan
sebagai keturunan Daud, itulah yang kuberitakan di dalam Injilku.”
(Paingotingot ma Jesus Kristus naung dipangolu sian angka na mate, na sian pinompar ni si Daud, hombar tu na hubaritahon i.)
Jika kebahagiaan menjadi tujuan, mengapa Yesus Kristus yang adalah TUHAN harus mengalami penderitaan dan mati di kayu salib??
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
Tujuan Tuhan Yesus datang ke dunia ini adalah untuk KESELAMATAN!!
Tuhan Yesus datang ke dunia ini bukan untuk membuat manusia di dunia ini bahagia, tetapi MEMPEROLEH KESELAMATAN!!
Dan kembali ditegaskan Paulus di ayat 9:
“Karena
pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang
penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.”
(Ala ni i do ahu
manaon na porsuk, pola tarrante songon siula hajahaton; alai ndang tarrante
anggo hata ni Debata.)
-
Sungguh berbanding
terbalik dengan pemahaman
KEBAHAGIAAN.
-
Paulus MENDERITA
dan DIBELENGGU seperti SEORANG PENJAHAT.
- Namun yang luar biasa, Firman Allah berkerja di dalam KESELAMATAN tersebut, yang TIDAK TURUT TERBELENGGU.
Dan lebih dalam Paulus menyatakan di ayat 10:
“Karena itu aku
sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga
mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.”
(Dibahen i benget
do rohangku manaon saluhutna i ala ni angka na tarpillit, asa dohot nasida
taruli di haluaon na di bagasan Kristus Jesus, dohot di hasangapon
salelenglelengna i.)
-
Inilah yang menjadi inti, yaitu KESELAMATAN.
-
Tuhan Yesus, Injil
dan Pemberita Injil yang dipanggil dan dipilih TUHAN, semuanya
ditujukan untuk sebuah KARYA
KESELAMATAN.
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
Nah, sekarang kembali kepada ilustrasi cerita seorang pemuda tersebut yang mengatakan tujuan hidupnya adalah KEBAHAGIAAN.
“Jangan tempatkan KEBAHAGIAAN menjadi tujuan hidup, karena KEBAHAGIAAN YANG KEKAL adalah sebuah KONSEKUENSI.”
Apakah KEBAHAGIAAN
KEKAL yang telah dijanjikan
Tuhan Yesus?? Kita baca di ayat
11-13:
“11Benarlah
perkataan ini: Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; 12jika
kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal
Dia, Dia pun akan menyangkal kita; 13jika kita tidak setia,
Dia tetap setia, karena Dia tidak
dapat menyangkal diri-Nya.”
“11Haposan
do hata on: Anggo donganNa do hita tu hamatean, donganNa ma nang tu hangoluan. 12Anggo
benget hita manaon, rap mangarajai ma hita sogot. Molo mansoadahon hita, dohot
ma Ibana mansoadahon hita. 13So haposan pe hita, tong do haposan
anggo Ibana; ai ndang tarsoadahonsa diriNa.”
Inilah KONSEKUENSI
KEBAHAGIAAN KEKAL yang sesungguhnya, ketika HIDUP dan MATI
tetap BERSAMA-SAMA dengan TUHAN YESUS!! Hidupilah KESELAMATAN itu! Amin.
Syalom..!!
Selamat Hari Minggu Bagi Kita Semua..!!
Tuhan Yesus Memberkati..!!
Pdt. Ferdinand Fernando Silaen
Komentar
Posting Komentar