KASIH KARUNIA TUHAN YESUS YANG MENGHIDUPKAN ( EFESUS 2 : 1 - 10 )



TULISAN KHOTBAH MINGGU LETARE

“Bersukacitalah” ( Yesaya 66 : 10a )

Minggu, 14 Maret 2021

Evangelium :  EFESUS 2 : 1 – 10

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.               PENDAHULUAN

Paulus melakukan beberapa perjalanan untuk memberitakan Injil. Dan sampailah Paulus pada perjalanan ketiga yang dilakukan di Asia Kecil dan kota Efesus menjadi pos pusat pekabaran Injil yang ketiga ini. Paulus tinggal di kota Efesus selama lebih kurang tiga tahun lamanya.

Ada beberapa hal yang menarik mengenai kota Efesus. Efesus adalah kota yang cukup besar, subur dengan agama kesuburannya, dengan dewi Artemis sebagai pusat pujaan mereka. Dan orang-orang Efesus adalah orang-orang yang suka kepada hal-hal yang baru, termasuk ilmu hitam.

Setelah Paulus meninggalkan Efesus untuk melanjutkan pemberitaan Injil, jemaat di Efesus berdiri dan banyak yang menjadi pengikut Kristus. Waktu berlalu jemaat semakin berkembang, sekaligus tantangan dan pemikiran semakin beragam. Muncullah berbagai masalah dan kesulitan yang menyebabkan beberapa perselisihan jemaat.

Dan untuk menanggapi permasalahan tersebut, maka surat ini dikirm sebagai sebuah penggembalaan kepada jemaat di Efesus. Namun surat ini bukanlah ditulis oleh Paulus sendiri, namun murid dari Paulus. Oleh karena itu, surat ini digolongkan dalam surat Deutro Pauline.

 


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.             POINTER  KHOTBAH

 

KASIH KARUNIA TUHAN YESUS YANG MENGHIDUPKAN

 

Kuantitas jemaat adalah salah satu dari tujuan pemberitaan Injil. Menjadikan segala bangsa sebagai murid Yesus Kristus adalah salah satu tugas yang diberikan Tuhan Yesus kepada para murid dan orang-orang yang percaya, dan ini bersifat estafet. Namun kuantitas yang ditujukan itu tidak boleh terlepas daripada sebuah “kualitas” sebagai pengikut Kristus. 

Kualitas itu akan semakin bernilai tinggi ketika karakter Tuhan Yesus hadir dan hidup di dalam setiap jemaat Tuhan. Betapa pentingnya kualitas di dalam pribadi setiap pengikut Kristus menjadi alasan bagi khotbah ini untuk memperbaiki kehidupan kita sebagai pengikut Kristus.

Setelah diri kita diidentifikasi sebagai seorang pengikut Kristus, apakah kualitas kita sudah menunjukkan karakter Kristus? Apakah kita sudah menghidupi sifat-sifat Kristus sampai pada hari ini? Apakah kita sudah semakin berkembang dan bertumbuh lebih baik dan semakin baru di dalam Tuhan Yesus?

Pertanyaan-pertanyaan itu menghantarkan kita kepada sebuah perenungan tentang kehidupan. Dan lebih daripada itu, bagaimana perenungan saya dan saudara/i sebagai seorang Kristen.

Dari perenungan itu kita akan memulai dengan bertanya kepada diri kita, “Ketika saya hidup sekarang, dari mana saya datang?” dan “Ketika saya sekarang menjadi seorang Kristen, darimana saya berasal?

Sebagai acuannya adalah latar belakang kita dahulu. Dulu kita dianggap mati (setelah peristiwa penciptaan) karena pelanggaran dan dosa yang dilakukan. Dulu kita hidup di dalam dosa dan pelanggaran itu karena mengikuti jalan dunia ini, karena mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

“Kematian” yang dikatakan di dalam teks ini bukan tertuju kepada kematian daging seperti seseorang yang sudah tidak bernafas. Tetapi “kematian” disini adalah “kematian identitas” dari penciptaan TUHAN, yang menciptakan “manusia baik adanya” namun semua semakin luntur dan jauh dari tujuan penciptaan tersebut.

Kita bisa membawa di dalam pemahaman, ketika orang tua berharap akan kehadiran seorang anak di tengah keluarga. Ketika anak tersebut lahir, maka orang tua akan berharap agar anak tersebut tumbuh menjadi baik adanya dan menjadi anak yang takut akan TUHAN.

Namun, ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Anak itu tidak mau diajari, anak tersebut tidak patuh kepada perintah orang tua, bahkan anak itu pun tidak memiliki spiritualitas yang tinggi, maka orang tua akan kecewa dengan anak itu.

Ternyata itu juga tidak sebanding dengan apa yang “dirasakan” oleh TUHAN sebagai Pencipta untuk harapanNya kepada manusia. Banyak manusia yang melakukan perlawanan dan bahkan “menganggap” TUHAN itu tidak ada. “Roh kedurhakaan sedang menguasai manusia tersebut.

TUHAN tentu akan murka dengan perilaku manusia yang seperti itu. TUHAN tidak menginginkan ciptaanNya menjadi seperti itu. TUHAN merombak semuanya!

Ternyata kemurkaan Sang Pencipta tidak pernah menutupi sifat KeilahianNya yang penuh dengan rahmat dan kasih karunia. “Manusia dihidupkan kembali di dalam ciptaan yang baru.” Ini bukan permasalahan lahir kembali di melalui rahim seorang ibu. Ini adalah kelahiran yang sangat luar biasa.

TUHAN turun tangan melalui diri Yesus Kristus. Tuhan Yesus turut / ikut di dalam kematian kita dengan hidup sebagaimana manusia hidup di dunia ini. Bahkan Dia juga mengalami kematian fisik melalui peristiwa penyaliban. Ini harga yang sangat mahal. TUHAN mau mati bersama-sama dengan manusia yang diciptakanNya.

Apakah kematian menjadi ujung dari segalanya? TIDAK!

Inilah permulaan kehidupan yang baru di dalam diri Tuhan Yesus. Jadi saya, kamu, dan kita semua yang menerima anugerah dan kasih di dalam diri Tuhan Yesus telah menjadi ciptaan baru, telah menjadi manusia yang baru yang dipenuhi dengan rahmat dan kasih karunia melimpah dari TUHAN.

Pemahaman inilah yang seharusnya menjadi dasar di dalam kehidupan kita sekarang. Kita ada saat ini adalah untuk “menyatakan kasih karunia Tuhan Yesus.” Kita ada saat ini adalah “buah dari kasih karunia Tuhan Yesus.

Saya manusia baru di dalam Tuhan Yesus, kamu manusia baru di dalam Tuhan Yesus.

Lalu kita masih diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan di dunia ini dengan pemahaman yang baru dengan pengajaran dari Roh Kudus. Apakah kita masih mau jatuh dan hidup di dalam kekotoran dan tenggelam di dalam jerat dosa?

Sama seperti ketika sudah mandi, apakah kita masih mau bermain lumpur lagi? Ketika kita sudah disucikan, apakah kita mau hidup di dalam kenajisan? Tentu itu tidak diinginkan oleh Tuhan Yesus.

Untuk apa kita ada?

Untuk apa kita melayani?

Untuk apa kita menjadi seorang Kristen?


Untuk hidup di dalam kasih karunia Tuhan Yesus dan menjadi milikNya dengan seutuhnya.

 

Ketika kita sudah mengetahui dan menghidupi tujuan itu, sekali lagi saya mau bertanya, apakah kita mau kembali hidup di dalam dosa? 

Gambarannya: Ketika saya mengetahui sebuah jalanan yang licin setelah hujan dan itu adalah jalan yang sudah sering saya lalui, “apakah saya masih mau mengendarai sepeda motor dengan kencang?

Orang yang sudah tau dengan jalan yang akan dilaluinya dan dia juga tahu bahwa jalanan itu licin, maka dia tidak akan mau lagi berkendara dengan kencang, karena dia tahu akan resikonya. Dua pilihannya: Berkendara lambat akan selamat dan berkendara kencang akan celaka.

Sama seperti ketika kita sudah tahu bahwa tetap hidup di dalam kasih karunia Tuhan Yesus akan mendapat bersama-sama dengan Dia di sorga (ay. 6) dan ketika melalukan perlawanan kembali dengan dosa yang dihidupi, maka tempat sesungguhnya adalah jauh daripada Tuhan Yesus.

Oleh sebab itu, kembali kita meluruskan pemahaman bahwasanya perbuatan yang diinginkan oleh Tuhan yaitu hidup bersama dengan Tuhan Yesus adalah wujud dari manusia yang terlahir baru dan telah menerima anugerah dan kasih dari Tuhan.

Jangan sia-siakan hidupmu!

Mari, mulai saat ini, ketika Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk tetap hidup di dalam Kristus, kita mulailah dengan hal-hal yang sederhana:

-          Bangun pagi, syukuri hidupmu di dalam Tuhan Yesus

-          Beraktivitas, mulailah bersama dengan Tuhan Yesus

-          Selesai beraktivitas, kembali syukuri di dalam Tuhan Yesus

-          Dan beristirahat, minta penyertaan di dalam Tuhan Yesus.

 

Maka, hidupmu dan hidupku akan tetap berada pada kedamaian oleh karena kasih karunia Tuhan Yesus, sampai pada kesudahan hidup kita di dunia ini. Tetaplah bersukacita di dalam hidup kita bersama dengan Tuhan Yesus. Amin.

Syalom..!!

Selamat hari Minggu bagi kita semua..!!

Tuhan Yesus memberkati..!!


Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21