JADILAH MANUSIA YANG MEMANUSIAKAN MANUSIA ( ULANGAN 24 : 17 - 18 )
Evangelium : ULANGAN 24 : 17 – 18
Topik : Hidup Rukun Dengan Sesama
“ JADILAH MANUSIA YANG MEMANUSIAKAN MANUSIA ”
Saudara-saudari
yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
I. PENDAHULUAN
Sangat
menarik jika kita mengingat dan memahami jauh lebih mendalam mengenai Kelima
Sila dalam Pancasila. Mari kita mengingat sejenak:
1.Ketuhanan Yang
Maha Esa.
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.Persatuan Indonesia.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5.Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Apa yang menarik menurut saudara/i sekalian? Mungkin biasa-biasa saja karena ini hanya hal umum yang harus dihapal oleh anak-anak Sekolah Dasar dan wajib dikumandangkan pada setiap Upacara Bendera di Sekolah/Kantor/Instansi!!
Namun, saya
memiliki ketertarikan tersendiri dengan Kelima Sila pada Pancasila itu. Apa
itu? Coba kita menyebutkan Sila yang Pertama dan Sila yang Terakhir:
1.Sila yang Pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”!
2.Sila yang Terakhir, yaitu Sila Kelima, “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”!
Diawali: “Hubungan yang Sakral antara manusia kepada TUHAN” dan diakhiri dengan: “Hubungan sesama Manusia di dalam: Perikemanusiaan dan Keadilan !!”
Saya simpulkan bahwa di dalam negara kita, kita diarahkan untuk “Tetap tunduk kepada kuasa TUHAN” dan harus dinyatakan pada “hidup yang adil terhadap sesama.”
Meskipun pada kenyataannya, hal ini belum dapat terlaksana secara sempurna oleh karena berbagai “pelanggaran-pelanggaran” yang terjadi, namun hal ini menjadi sebuah tanggung jawab bagi kita semua, terkhusus bagi para pengikut Kristus!
Dalam hal ini, sesungguhnya kita harus menyadari bahwa TUHAN melalui negara kita Indonesia, telah memberikan “Tanggung Jawab Sosial” (Social Responsibility) kepada kita semua, dengan tujuan untuk “meningkatkan KUALITAS HIDUP MANUSIA!!”
Seseorang yang bernama Johann Heinrich Pestalozzi (Perintis Teologi Pemanusiaan, abad 18) bergumul tentang bagaimana sesungguhnya karakter dari “Manusia yang berkualitas.”
Timbul pertanyaan di dalam dirinya, “Seperti apakah sesungguhnya manusia yang berkualitas?” Dan dia mengakhiri pergumulan itu dengan kesimpulan bahwa:
“MANUSIA yang BERKUALITAS adalah MANUSIA yang menjaga hubungan kepada TUHAN, kepada DIRINYA dan kepada SESAMA MANUSIA!!”
Lalu, dengan situasi yang selalu berubah-ubah, siapakah yang menjadi teladan bagi kita untuk dapat menjadi “Manusia Yang Berkualitas”?? Tidak lain dan tidak bukan, Tuhan Yesus Kristus adalah Teladan bagi kita untuk sampai pada kategori tersebut.
Apa yang
menjadi “masalah utama” sehingga manusia secara umum belum dapat menjadi
“manusia yang berkualitas”??
- Apakah karena kurang beribadah?
- Apakah karena kurang berdoa?
- Apakah karena kurang beriman?
- Apakah karena kurang membaca Firman Tuhan?
“TIDAK SEPENUHNYA KARENA ITU!!”
Jadi karena apa?
Ada faktor
yang cukup besar, yaitu
“Kurang merasa Puas akan apa yang ada pada dirinya dan selalu menuntut KEPUASAN menurut persepsinya”!!
Apa
hubungannya? Hubungannya adalah..............
1.Tuntutan manusia untuk mencapai kepuasan adalah “Hanya
MEMINTA dan MENERIMA”!!! (meminta: kesehatan, rezeki, umur panjang,
karier yang sukses, kepintaran, harta, dll).
Efek
buruknya: Semua akan dilakukan
agar hal itu tercapai, termasuk ketika orang lain dikorbankan
untuk mencapai hal tersebut!!
2.Tuntutan manusia untuk mencapai kepuasan adalah “Hanya
untuk dirinya dan yang berhubungan dengan dirinya”!!! (egosentrisme:
kenyang dulu, kalau ada sisa baru dikasih sama orang, termasuk sama TUHAN.).
Efek
buruknya: Pusat hidupnya hanya
kepada dirinya!! Datang kepada TUHAN pun ketika butuh dan memberi kepada TUHAN kalau
ada sisa!!
3.Tuntutan manusia untuk mencapai kepuasan adalah “Mencari
Untung”!!! (penuh perhitungan dalam menolong atau membantu orang
lain: kalau gak ada untung atau gak ada balasnya, akan menjadi penyesalan).
Efek buruknya: Semua akan dilakukan agar hati senang dan dikenal banyak orang.!!
Karena itu,
tidak heran bahwa di sekitar kita masih banyak orang-orang yang:
-
“Termarjinal”
-
“Terpinggirkan”
-
“Menjadi korban
ketidakadilan”
-
“Menjadi korban
diskriminasi”
-
“Menjadi korban
penindasan”
- “Menjadi korban eksploitasi manusia,” dll.
Oleh sebab itu, Firman TUHAN pada hari ini memberikan tugas kepada kita para pengikut Kristus untuk turut serta mengurangi segala penindasan dan pemarjinalan manusia di dalam hidup ini.
Sehingga kita dan saudara/i yang berada di sekitar kita akan merasakan Hidup Yang Berkualiatas dari Tuhan Yesus Kristus melalui kehidupan yang disuarakan melalui Topik Minggu kita, agar tercipta “Hidup Rukun Terhadap Sesama”!!
Oleh sebab itu, marilah kita
bersama-sama melihat beberapa point penting untuk menjadi pemahaman dan kekuatan
baru bagi kita untuk menjalani kehidupan kita sebagai Pengikut Kristus Yang Berkualitas!!
Saudara-saudari
yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
II. POINTER KHOTBAH
1.Jadilah Manusia Yang Memanusiakan Manusia!
Ada sebuah pernyataan yang
mengatakan,
“Setiap orang memang terlahir dengan tubuh manusia, namun kemanusiaan bukan hanya diukur dari tubuh, melainkan juga dari jiwa, yaitu pola pikir dan pola laku.”
Oleh sebab itu, selama hidupnya, manusia sangat perlu untuk selalu belajar, agar dapat menjadi “manusia yang memanusiakan manusia.”
Inilah yang dikatakan di dalam Firman TUHAN bahwa manusia itu “Segambar dan Serupa dengan TUHAN.” Lalu, Tuhan Yesus menyempurnakan pemahaman itu dengan Hukum yang Wajib dilakukan oleh manusia, seperti yang tertulis di dalam Matius 22:39, “.....Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Siapa itu sesama manusia? Apakah “sesamamu manusia” yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, sesuai dengan arahan dari Topik Minggu ini untuk “hidup rukun dengan sesama”??
Sesama manusia yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dan yang disuarakan oleh Topik Minggu ini adalah “semua manusia!!” Bukan hanya saudara/i kita, bukan hanya suami/istri kita, bukan hanya anak-anak kita, tetapi semua orang, termasuk orang-orang yang “dipandang rendah” di dalam sebuah hubungan sosial!!
Kita akan fokus kepada orang-orang yang sering menjadi polemik di dalam kehidupan bermasyarakat! Ayat 17 menjadi gambaran dari “Orang-Orang Yang Lemah” baik dari masyarakat Yahudi atau masyarakat umumnya.
Di dalam adat istiadat dan tradisi
Yahudi, ada kelompok manusia yang dikatakan sebagai “Kaum Anawim” (masyarakat
miskin dan terpinggirkan). Kaum Anawim adalah orang-orang yang digambarkan di
ayat 17 ini, yaitu:
a.Orang Asing
Inilah gambaran manusia yang nomaden, berpindah-pindah tempat tinggal.
Mereka dikatakan lemah karena:
- Mereka datang dan pergi ke suatu tempat/wilayah/desa tertentu untuk meneruskan
kehidupan mereka.
- Mereka tidak memiliki kuasa dari diri mereka sendiri atau kuasa dari
leluhur mereka di tempat orang.
- Seandainya mereka boleh memilih, mereka tidak menginginkan kehidupan mereka
seperti itu.
- Mereka lebih menginginkan tinggal di tanah kelahiran mereka atau kampung halaman mereka. Namun apa daya, tanah kelahiran atau kampung halaman mereka, tidak dapat mensejahterakan kehidupan mereka.
Mereka harus memilih agar kehidupan mereka dapat lebih baik, mereka pergi ke tempat yang bukan tanah kelahiran mereka untuk melanjutkan kehidupan mereka.
Oleh karena itu, TUHAN mengarahkan kepada bangsaNya untuk tidak memperkosa hak orang asing yang datang. Hal itu dapat membuat “orang asing” tersebut bukan malah mendapatkan kesejahteraan, justru hidup mereka akan semakin buruk oleh perlakuan dari masyarakat asli.
Yang harus dilakukan adalah tentang
bagaimana mereka dapat hidup sejahtera di tempat yang bukan tanah kelahiran
mereka!
- Libatkan mereka dalam kehidupan bermasyarakat
- Terima mereka dengan rasa kekeluargaan
- Perhatikan kesusahan mereka dan bantu sesuai dengan kemampuan.
b. Anak Yatim
Mereka juga tergolong dengan “orang-orang yang lemah.”
-
Ini bukan sebuah prestasi!
-
Ini bukan sebuah cita-cita!
- Ini merupakan hal yang tidak pernah diinginkan oleh seorang anak!
Mengapa?
a.
Karena seorang bapak adalah sosok yang menjadi teladan pertama di dalam diri
seorang anak!
b.Karena bapak adalah sosok yang menjadi guru
pertama di dalam diri seorang anak!
c. Karena bapak adalah sosok yang menjadi tempat bergantungnya seorang anak!
Tanggung jawab seorang ayah/bapak itu begitu besar di dalam adat/tradisi Israel dan juga kelompok manusia secara umum. Secara khusus dengan orang Batak: Ketika seorang bapak/ayah meninggal dunia, maka “anak laki-laki pertama” akan secara otomatis menjadi pengganti bapak secara fungsi (Ndang matean ama). Ini hal yang sangat menyedihkan! Tanggung jawab itu tidak boleh dilepaskan!
TUHAN berfirman agar jangan ada yang “memperbudak mereka!” Baik kepada
umat Israel, baik kepada kita, bahkan kepada seluruh manusia di dunia ini!
-
Jangan menambah beban orang yang kesusahan
-
Jangan mempersulit orang yang kesulitan
-
Jangan membuat orang yang jarang tersenyum menjadi menangis!!
-
Tetapi hadirlah sebagai seseorang yang ikut memperingan kesusahan dan
kesedihan hidup mereka!
c. Janda
Dalam tradisi orang Israel yang tergambar di dalam Perjanjian Lama: derajat dan status sosial seorang perempuan lebih rendah daripada laki-laki!! Laki-laki menjadi lebih dominan dan tergambar lebih kuat daripada perempuan.
Hal itu semakin memprihatinkan, ketika
seorang perempuan mendapat status sebagai seorang “janda.” Tidak hanya Israel yang seperti itu, ada beberapa daerah di
belahan dunia memberi simbol
keprihatinan pada status janda dalam beberapa ritual tradisional:
a. Kasta Brahmana dan Kerajaan
tertentu di India melakukan ritual Sati!!
- Para istri melakukan bunuh diri dengan cara membakar diri di rumah
pemakaman suaminya, menenggelamkan diri atau dikubur hidup-hidup dengan jenazah
suaminya secara sukarela.
b. Suku Dani di Papua melakukan
tradisi Iki Palek
- Seorang istri yang memotong jarinya ketika suaminya meninggal dunia.
Tidak hanya adat tradisionil yang
membuat gambaran yang memprihatinkan, di zaman modern saat ini pun banyak hal
yang merendahkan status janda:
-
Janda menghadapi stigma negatif di dalam masyarakat
-
Gampang dikatakan sebagai pelakor
- Status yang serba salah: bersolek dicibir orang, tidak bersolek dikatakan frustasi.
Karena keprihatinan akan hidup mereka, TUHAN melarang untuk menindas seorang janda!! Terlebih ketika hal itu untuk sebuah keuntungan. Sebaliknya, umat TUHAN diarahkan untuk membantu kehidupan mereka: tidak hanya masalah ekonomi, tetapi juga stigma di tengah masyarakat.
Hal ini menjadi sangat penting di
tengah Gereja: “Menjadi Manusia Yang
Memanusiakan Manusia!!” Pertanyaan:
1.Kemana tujuan Gereja saat ini melalui program, khotbah dan seluruh pelayanan??
2.Apakah Gereja hanya memperhatikan Ritual atau Ibadah Rutin?
3.Apakah Gereja hanya fokus pada pembangunan fisik?
Jangan sampai Gereja dan umat TUHAN terjatuh di dalam tujuan yang seperti itu: baik secara langsung ataupun tidak langsung!
Sekarang Gereja harus serius mempersiapkan umat untuk menghadapi tantangan zaman: “ketidakstabilan ekonomi,” “egosentrisme” “eksploitasi manusia”.
INGAT:
Gereja tidak hanya membangun hubungan vertika kepada TUHAN, tetapi harus seimbangan dengan membangun hubungan horizontal kepada setiap manusia!!
Oleh karena itu, janganlah abai
terhadap tugas Gereja, menjadi “manusia
yang berkualitas,” yaitu “manusia
yang memanusiakan manusia!” Ingatlah Tri Tugas Panggilan Gereja:
1.Koinonia (Persekutuan)
2.Marturia (Kesaksian)
3.Diakonia (Sosial)
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan
Yesus Kristus..!!
2.Kenali Siapa Dirimu!!
Mungkin ada diantara kita yang masih
menyimpan rasa “kekecewaan,”
“sakit hati,” “kepedihan” ataupun “trauma” terhadap seseorang atau terhadap situasi!!
Inilah yang dikatakan dengan “AKAR PAHIT!!”
Saya pernah mendengar sebuah kalimat yang
mengatakan demikian:
“Orang
baik bisa menjadi jahat ketika dia disakiti!!”
Bahkan rasa sakit yang menjadi akar pahit itu dapat membuat
seseorang menjadi:
-
Sosok yang selalu curiga terhadap orang lain
-
Tertutup
-
Keras kepala
-
Mudah iri hati dan dengki
-
Selalu tidak merasa puas
-
Menjadi manusia pengkritik
-
Melampiaskan kemarahan dan kebencian kepada orang yang menyakitinya!
Secara ilmu Psikologi, ini alamiah dan ini termasuk kategori sebuah penyakit!! Bahkan sosok artis Internasional bernama Lady Gaga yang sebelum dia mencapai ketenaran pernah divonis menderita “post traumatic stress disorder,” suatu penyakit karena rasa sakit pada masa lalunya!
Ini juga pernah terjadi pada umat Tuhan
pada saat itu! Tetapi TUHAN berfirman “.....bahwa
engkau pun dahulu budak di Mesir dan ENGKAU DITEBUS TUHAN, Allahmu dari
sana.....”
-
TUHAN menyelamatkan orang-orang yang tertindas
-
TUHAN menyelamatkan orang-orang yang berseru padaNya
-
TUHAN menyelamatkan orang-orang yang menderita
- TUHAN menjadi mereka umatNya dan anakNya!
Tidak hanya ketika TUHAN menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, mereka menjadi bangsa yang luar biasa. Lebih daripada itu:
“Kekristenan pada mulanya hadir di tengah orang-orang Anawim!!”
Sejarah Gereja jelas menceritakan di dalam Kisah Para Rasul 11: 26, “Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut KRISTEN!”
Siapa mereka?
-
Mereka adalah orang-orang yang dikejar untuk dibunuh!
-
Mereka adalah orang-orang yang dikatakan aliran sesat!
-
Mereka adalah orang-orang yang menderita!!
-
Mereka adalah orang-orang yang dianiaya!!
-
Mereka adalah orang-orang yang termarjinalkan!!
- Mereka adalah orang-orang yang dipandang rendah!!
Kristus hadir menyelamatkan mereka! Kristus menjadi pusat kehidupan mereka! Kristus yang menguatkan mereka!
Ini terjadi pada orang Batak? Kembali
kepada sejarah ketika Kekristenan masuk ke tanah Batak:
-
Kristus menyelamatkan kerohanian orang Batak!!
-
Kristus menyelamatkan pendidikan orang Batak!!
- Kristus menyelamatkan status sosial orang Batak!!
Kenali siapa dirimu!!
Saya, saudara-saudari sekalian adalah
orang-orang yang telah diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Kitalah kaum Anawim itu!! Dan kitalah yang diselamatkan itu!!
-
Kuasa Roh Kudus yang tetap memelihara persekutuan kita!
-
Kuasa Roh Kristus yang tetap memelihara kerohanian kita!
- Kuasa Roh Allah yang tetap memelihara kehidupan kita!
Kasih TUHAN yang menyelamatkan kita!
Kita diberkati untuk menjadi berkat bagi sesama! Itulah sebabnya TUHAN
memerintahkan kita untuk tetap hidup rukun dan penuh kasih terhadap sesama!
Jadilah manusia yang berkualitas! Jadilah manusia yang memanusiakan manusia!
Amin!
Syalom..!!
Selamat hari Minggu bagi kita semua..!!
Tuhan
Yesus Memberkati..!!
Pdt. Ferdinand Fernando Silaen
Komentar
Posting Komentar