IMANI KESELAMATAN DI DALAM TUHAN YESUS ( MARKUS 3 : 20 - 35 )



TULISAN KHOTBAH MINGGU I SETELAH TRINITATIS

HKBP Maranatha Ressort Kutacane

Minggu, 06 Juni 2021

Evangelium : MARKUS  3 : 20 - 35

Topik : Jangan Menghujat Roh Kudus

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.      PENDAHULUAN

Kapan terakhir kita pergi untuk membeli baju atau celana di toko pakaian? Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk memilih selembar baju atau celana? Apakah ada diantara kita yang memilih selembar baju sampai memerlukan waktu lebih dari satu (1) jam?

Jika selama itu waktu yang kita butuhkan hanya untuk membeli selembar baju, tentu karena banyaknya pertimbangan dari berbagai pilihan yang ada di hadapan kita, bukan? Entah itu karena beberapa pilihan warna, kualitas bahan dan tentu juga karena harga. Dan bukan tidak mungkin, setelah satu (1) jam kita memilih, tapi tidak ada satu pun yang kita beli. Pola perilaku kehidupan seperti ini sering kali kita alami atau bahkan kita jumpai di dalam keseharian kita.

Secara umum, ketika kita diperhadapkan dengan berbagai pilihan, kita akan memilih tiga (3) sikap, yaitu:

1.     Pro artinya adalah setuju dengan salah satu pilihan tersebut.

2.     Netral artinya mengambil jalan tengah, tidak mendukung atau menentang.

3.     Kontra artinya adalah menolak atau menentang pilihan yang ditawarkan.

Secara sederhana dapat disimpulkan, selama kita hidup di dunia ini, kita akan diperhadapkan dengan pilihan dan tentu kita harus menentukan sikap atas pilihan yang ada di hadapan kita.

Seperti teks khotbah pada Minggu I setelah Trinitatis ini, yang terbagi atas dua (2) perikop. Masing-masing perikop menawarkan dua (2) pilihan untuk orang-orang yang percaya, dan sikap itu harus segera ditentukan sebagai kelanjutan atas kehidupan beriman dari orang-orang yang percaya.

Kita akan melihat pembagian perikop teks ini dan masing-masing dua (2) pilihan yang ditawarkan, yaitu:

1.     Memilih Tuhan Yesus Atau Kuasa Dosa (Ayat 20-30)

2.     Menjadi Saudara Dari Tuhan Yesus Atau Menjadi Orang Yang Bukan SaudaraNya (Ayat 31-35)

Inilah yang akan menjadi pembahasan dalam memahami berita sukacita pada Minggu I setelah Trinitatis ini.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.   INJIL  MARKUS

Sebelum kita membahas tentang pilihan yang ditawarkan, terlebih dahulu kita akan membahas secara sederhana mengenai Injil Markus dan apa yang menjadi kesinambungannya di dalam kehidupan keimanan seorang pengikut Kristus.

Dalam tradisi kuno, Injil Markus dipandang sebagai Injil dalam kacamata Petrus, sang murid Yesus yang selalu bersama-sama dengan Dia selama masa pelayananNya di dunia. Dan injil ini dikenal dengan simbol “Singa Bersayap,” apa pemahaman tentang simbol ini?

1.     Singa

Markus adalah Injil yang “to the point” dalam uraiannya tentang Yesus Kristus. Dia juga seperti “petarung” yang siap “melahap” lawan-lawannya (kuasa dosa dan dunia). Simbol ini juga menjadi sebuah simbol “yang berkuasa” atas wilayah yang ditempatinya.

 

Ini sangat terlihat dari penulisan Injil Markus yang menjadi Injil terpendek dari keempat Injil:

a.      Matius terdiri dari 28 pasal.

b.     Markus terdiri dari 16 pasal.

c.      Lukas terdiri dari 24 pasal.

d.     Yohanes terdiri dari 21 pasal.

 

Markus juga memulai pasal pertama bukan dari silsilah Yesus Kristus. Injil ini memulai pasal yang pertama dengan khotbah dari Yohanes Pembaptis yang berseru-seru di padang gurun yang menjadi pengantar kehadiran Sang Juruselamat, yaitu Tuhan Yesus. Dan pelayanan Yesus dimulai dari pembaptisan oleh Yohanes Pembaptis.

 

2.     Sayap

Markus tidak hanya mengidentifikasi dirinya dengan terpaut hanya dengan dunia (singa di darat), tetapi simbol sayap dimaksudkan bahwa tulisan ini juga mengarah tentang Kerajaan Surga yang dibawa oleh Yesus Kristus.

Secara penafsiran teologis, Injil Markus menjadi sebuah pemenuhan nubuatan tentang Mesias di dalam Perjanjian Lama.

Pendahuluan pada pasal pertama Injil ini membuat sebuah pemahaman “ada hal yang luar biasa dari TUHAN, melebihi yang luar biasa dalam pandangan manusia.” Yohanes yang luar biasa membaptis manusia dengan air, tidak melebihi Yesus Kristus yang datang membaptis manusia dengan Roh Kudus.

Kuasa dari Tuhan Yesus Kristus akan disajikan secara indah ketika kita memahami dengan seksama bagaimana Tuhan Yesus berkuasa atas pertentangan yang dihadirkan oleh dunia ini.

Inilah yang akan disampaikan oleh perikop khotbah untuk Minggu ini.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

III.     PENJELASAN  NATS

Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis sebagai sebuah “start awal” dalam pelayananNya di dunia, Dia langsung diperhadapkan dengan peristiwa “Pencobaan Di Padang Gurun” yang menjadi gambaran bahwa Tuhan Yesus akan selalu menghadapi pertentangan dari kuasa kegelapan. Ini adalah gambaran bahwa selama Tuhan Yesus melayani di dunia, akan selalu bertentangan dengan kuasa iblis.

Sama seperti yang diuraikan di dalam perikop Minggu ini, setelah Tuhan Yesus memilih para murid untuk mengikutsertakan mereka di dalam pelayananNya, Tuhan Yesus melakukan pengajaran tentang diriNya dan kerajaanNya, Dia juga melakukan beberapa Tanda Ajaib dengan penyembuhan kepada orang-orang yang sakit.

Ini masih “awal” (pasal 3), tetapi para ahli Taurat, orang-orang Farisi dan beberapa orang yang “mengikuti” pelayanan Yesus sudah menyimpan “kedengkian” dan “rasa iri” tentang hal luar biasa yang sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dalam hal ini, “kerabian” dan aliran pengajaran dari Yesus Kristus sudah mulai dipertanyakan oleh masyarakat Yahudi.

Saya akan menguraikan hal ini dalam beberapa point dari teks khotbah ini:

1.        Pahami Tuhan Yesus Dalam Pandangan Surgawi (Ayat 20-22)

Perkumpulan orang banyak terjadi di dalam sebuah rumah ketika Yesus hadir ke dalam rumah itu, sehingga banyak orang yang tidak kebagian makanan pada saat itu (ay.20). Namun kehadiran mereka tidak sepenuhnya di dalam sukacita.

Perikop ini menghadirkan dua kelompok yang memberi respon negatif tentang kehadiran Tuhan Yesus:

a.        Keluarga yang panik akan ancaman terhadap Yesus

Selain respon positif akan pelayanan Yesus pada saat itu, tidak sedikit juga yang merespon secara negatif tentang pelayananNya. Hal ini sampai kepada pihak keluarga dan membuat mereka merasa tidak tenang akan berbagai ancaman yang buruk yang akan terjadi pada Yesus.

 

Kepanikan ini mereka tunjukkan dengan cara “hendak menarik Dia” karena sudah banyak seruan yang mengatakan bahwa Dia sudah tidak waras lagi (ayat 21). Hal ini terjadi karena masih banyak diantara orang-orang yang mengikut Yesus pada saat itu kurang memahami tentang pengajaran Yesus yang adalah seorang Rabi pada masa itu.

 

Pengajaran Tuhan Yesus secara “radikal” menghardik pengajaran Taurat dari bangsa Yahudi. Markus sebelumnya pada pasal 2:23-28 menguraikan tentang pembelaan Yesus terhadap para murid yang memetik gandum pada hari Sabat, yang sudah tentu melanggar aturan pada hari Sabat orang Yahudi.

 

Keluarga Yesus yang diceritakan pada teks ini adalah kelompok Yahudi yang taat. Mereka tahu secara tradisi dan pemahaman Taurat, pengajaran yang disampaikan oleh Yesus sudah bertentangan dengan Taurat. Namun, mereka sangat mengasihi Yesus, mereka tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada diriNya.

 

Secara kemanusiaan, hal ini dapat diterima. Namun, secara pemikiran surgawi, apa yang mereka lakukan sama dengan menghalang-halangi karya keselamatan yang melalui pengajaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus. Yesus tidak merespon kehadiran mereka pada saat itu.

  

b.        Ahli Taurat yang mengatakanNya kerasukan Beelzebul

Banyak pendapat dari para ahli tafsir dengan menghubungkan nama Beelzebul dengan kepercayaan dari masyarakat Ekron yaitu “Baal-Zebub” (berhala, dewa lalat). Dan seiring waktu berjalan, nama itu diidentikkan dengan salah satu nama dari iblis. Pemahaman kuno itu ternyata menyebar luas dan masih bergema pada masyarakat Yahudi pada abad pertama.

 

Bagi kita, tidak terlalu penting untuk membahas sampai kepada akarnya tentang nama “Beelzebul” itu, karena ucapan ahli Taurat pada saat itu hanya “mensugesti” orang-orang banyak tentang kuasa pengajaran dan tanda ajaib yang telah dilakukan oleh Yesus Kristus.

 

Cara yang dilakukan oleh para ahli Taurat dengan cara bersekongkol dan menghasut orang banyak muncul karena ada perasaan iri, cemburu dan dengki dengan perbuatan yang dilakukan oleh Tuhan  Yesus. Mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah berasal dari Kerajaan Surga, mereka hanya menganggap Yesus adalah Rabi biasa, yang baru memulai pelayanan, namun sudah memiliki “ketenaran” melebihi mereka.

 

Pendapat itu sangat kuat karena ahli Taurat yang dijelaskan di dalam teks ini adalah ahli Taurat  yang datang dari Yerusalem. Tentu kata “Yerusalem” ingin memperkuat kapasitas mereka sebagai ahli Taurat yang benar-benar terpelajar dan berasal dari tempat suci, yaitu Bait Allah di Yerusalem.

 

Pelayanan Tuhan Yesus mereka “kemas” seolah-olah berasal dari kuasa kegelapan dan kuasa sihir. Mereka tidak menyadari bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias yang telah dijanjikan pada zaman Perjanjian Lama.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

2.        Yesus Kristus Berasal Dari Kerajaan Yang Kekal (Ayat 23-27)

Fitnah yang disampaikan oleh ahli Taurat yang mengatakan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul sungguh tidak berdasar sama sekali. Tuhan Yesus memberi argumen dengan pertanyaan, “Bagaimana iblis dapat mengusir iblis?” Tidak akan mungkin kelompok yang bersekongkol akan menjadi lebih kokoh ketika mereka sudah terpecah? Sangat tidak mungkin.

Iblis tidak akan pernah memberi dirinya untuk dikalahkan oleh kelompoknya sendiri. Bahkan dia akan semakin menyatukan kekuatannya untuk mengalahkan kuasa yang menjadi lawannya. Inilah gambaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus untuk menyangkal kuasa dari diriNya yang dikatakan mereka berasal dari Beelzebul. 

Rasa tidak simpati mereka terhadap Tuhan Yesus justru mempertontonkan pemahaman mereka yang dangkal terhadap Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak seperti yang mereka katakan. Tuhan Yesus adalah TUHAN yang benar berkuasa atas segala kuasa yang ada di dunia ini. Inilah pemahaman yang belum diketahui mereka. Jadi, segala kuasa yang dilakukan Tuhan Yesus adalah kuasa Sorgawi yang mematahkan kuasa iblis.


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

3.        Jangan Pernah Menghujat Roh Kudus (Ayat 28-30)

Tuhan Yesus secara tidak langsung memberitahu maksud dan tujuan kedatanganNya ke dunia ini. Tuhan Yesus menggambarkan tentang:

a.        Dosa yang dapat diampuni

Inilah tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia. Manusia telah kehilangan kehilangan kekudusan karena dosa yang dilakukan. Dosa secara pemahamannya adalah segala perbuatan yang melanggar perintah dari TUHAN dan upah dosa adalah maut. Sesuatu yang pasti, tidak ada satupun usaha manusia yang mampu membuat dirinya untuk “bersih” dari dosa.

Untuk itulah TUHAN hadir di dalam diri Yesus Kristus agar manusia tidak mengalami kematian yang kekal. Penebusan dari darah Yesus Kristus yang tidak bercacat adalah satu-satunya jalan agar manusia dapat diampuni. Percaya kepada Tuhan Yesus menjadi sebuah pokok keselamatan yang diberikan kepada manusia agar dosa yang diperbuat selama ini dapat diampuni.

 

b.        Dosa yang tidak dapat diampuni.

Sebaliknya, ketika kehadiran TUHAN di dalam diri Yesus Kristus “dipertanyakan,” maka keselamatan itu tidak akan datang kepada orang yang tidak percaya. Bahkan mengatakan bahwa Yesus bukanlah TUHAN dan bukan berasal dari Sorga adalah sebuah perbuatan yang dikatakan Tuhan Yesus sebagai “dosa menghujat Roh Kudus.” 

Roh Kudus yang ada di dalam diri Yesus Kristus bukanlah roh yang berasal dari dunia ini, bahkan seperti yang dikatakan mereka bahwa Yesus kerasukan roh jahat. Ini sangat mendukakan hati TUHAN. Inilah yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus bahwasanya orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, maka dia tetap berada di dalam kuasa dosa dan keselamatan tidak akan datang kepadanya.


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

4.        Saudara-Saudari Di Dalam Tuhan Yesus (Ayat 30-35)

Kepanikan dari ibu dan saudara-saudari Yesus berlanjut pada perikop terakhir dalam pasal tiga (3) ini. Pada perikop sebelumnya Yesus tidak memberi respon terhadap keluargaNya yang datang. Namun, kali ini Yesus memberi respon tentang kehadiran mereka.

Respon yang dikeluarkan oleh Tuhan Yesus tentu di luar pemikiran mereka. Ketika orang berkata kepadaNya, “Lihat, ibu dan saudara-saudaraMu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.

Apa yang menjadi respon dari Tuhan Yesus?

a.           Siapa ibuKu dan siapa saudara-saudaraKu?

Perkataan yang sudah tentu menjadi hal yang mengejutkan. Bisa dibayangkan ekspresi dari Maria dan juga saudara-saudara Yesus ketika mendengar perkataan tersebut. Tuhan Yesus justru melemparkan pertanyaan kepada orang banyak itu.

 

Pertanyaan itu menjadi pendahuluan akan pengajaran yang hendak disampaikanNya. Sudah tentu persepsi dunia akan muncul dalam diri orang banyak pada saat itu. Perkataan “ibu” yang adalah sosok yang melahirkan seorang anak dan “saudara-saudara” yang menjadi bagian dalam keluarga, sangat sulit digantikan dengan “pemahaman” yang lain, apalagi ketika mereka sudah mengenal Yesus secara kemanusiaanNya.

 

b.          Ini ibuKu dan saudara-saudaraKu. Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu.

Tidak sempat mereka memberi jawaban akan pertanyaan Tuhan Yesus, Ia memberi jawabanNya kepada mereka. Jawaban ini menggambarkan sebuah pengajaran di dalam “Geneologi Manusia Baru.

 

Tuhan Yesus membuka diriNya untuk menjadi keluarga bagi orang-orang yang melakukan Firman TUHAN.

 

Yesus yang adalah TUHAN dan berasal dari surga membuka maksud dan tujuanNya datang ke dunia. Dia memberitakan Kerajaan Surga kepada orang yang mendengar pengajaranNya. Tapi Tuhan Yesus membawa pemahaman ini kepada Kerajaan Surga yang di dalamnya terdapat kekeluargaan. Lebih sederhana, menjadi “Keluarga Kerajaan TUHAN.”

 

Mereka belum memahami maksud dari perkataan dari Tuhan Yesus, karena saat itu karya TUHAN sedang dikerjakan. Inilah Kerajaan yang dimaksud. Inilah keluarga yang dimaksud. Seluruh orang-orang yang percaya, setia dan menghidupi Firman dan Tuhan Yesus di dalam pengajaran Roh Kudus, dialah yang menjadi keluarga Kerajaan Surga.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

IV.  POINTER  KHOTBAH

Ini menjadi usul dari penulis untuk memudahkan para pengkhotbah yang akan memberi penjelasan melalui teks dari Nats ini:

 

1.          Tentukan Posisi Yang Benar Di Dalam Tuhan Yesus

Sesuatu yang “sepertinya” sangat luar biasa ketika kita melihat gereja padat dengan jemaat yang hadir untuk beribadah. Dan biasanya jemaat akan hadir lebih awal agar mereka mendapatkan tempat duduk di dalam gereja, terkhusus bagi mereka yang akan memilih tempat duduk di depan agar tingkat konsentrasi mereka tidak terganggu.

Namun, apakah “kepadatan” dari kehadiran jemaat yang beribadah sudah menandakan bahwa pemahaman tentang ibadah dan juga tentang Tuhan Yesus sudah mendalam di dalam hati para jemaat? Belum tentu! Ini bisa saja menjadi sebuah rutinitas atau dalam moment tertentu, misal: Natal, gereja akan padat karena euforia Natal menggema di seluruh penjuru dunia.

Hal ini pun dapat diuji dengan kehadiran pandemi Covid-19, yang sudah tentu ketika pemahaman yang tepat tentang ibadah dan juga tentang Tuhan Yesus sudah dimiliki para pengikut Kristus, tidak akan menjadi sebuah “tembok besar” dalam perilaku sebagai pengikut Kristus yang benar.

Dimana posisi saya sekarang? Dimana saya berdiri sekarang? Dimana saya duduk sekarang? Pertanyaan itu tidak hanya mempertanyakan “tempat” yang secara formalitas menunjukkan kehadiran kita di dunia ini, tetapi “dimana kehadiran saya saat ini di dalam mengikut Tuhan Yesus?” Apakah saya hanya “ikut-ikut” saja?

Berbagai pemahaman yang tidak tepat akan merusak iman seseorang ketika diperhadapkan dengan “situasi dunia” yang seolah-olah dapat mengalahkan kuasa Tuhan Yesus. Misal:

a.     Masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari membuat seorang Kristen tidak berserah penuh dengan karya Tuhan Yesus dalam hidupnya, sehingga secara sadar atau tidak sadar merujuk pada perilaku yang tidak berkenan kepadaNya (meninggalkan imannya dan beralih kepada kuasa dunia).

b.     Tunduk kepada kuasa iblis yang menjadi kompetitor buruk yang akan menghancurkan kehidupan manusia. Rasa tidak percaya dan bingung dengan yang terjadi pada dirinya, membuat dirinya menjadi terikat di dalam dosa.

c.     Perasaan “sirik” menjadi buah dari kualitas iman yang sangat buruk. Perasaan sirik adalah gambaran seseorang yang tidak puas terhadap apa yang ada pada dirinya dan mengatakan orang lain tidak layak mendapatkan apapun melebihi dari yang dimilikinya.

Harus kita ingat, bahwa Tuhan Yesus adalah bukanlah “objek” dari hidup kita. Dialah yang menjadi “Subjek” kehidupan orang-orang benar. Kuasa Tuhan Yesus yang dapat memulihkan kehidupan kita, tidak dapat kita pandang dalam kacamata rasio pemikiran kita. Namun, Dia akan menunjukkan hal yang luar biasa itu di luar jangkauan pemikiran kita.

Hal itu sangat jelas terlihat saat ini ketika Roh Kudus hadir di dalam hidup orang-orang yang percaya. Meskipun dunia ini sedang mengalami krisis moral, krisis etika, krisis ekonomi dan krisis spiritual, Roh Kudus tetap hadir di dalam dunia. Ini terlihat dengan gereja yang tetap kokoh berdiri, Firman Tuhan yang tetap berseru di seluruh penjuru dunia, dan orang-orang  yang dipakai Tuhan untuk menunjukkan kuasa dan kasihNya di dalam masa krisis saat ini.

Jangan pernah menghujat Roh Kudus dengan tidak percaya kepada Tuhan Yesus bahkan meninggalkan Dia! Jangan pernah menghujat kuasa Tuhan yang sedang berlangsung di dunia ini. Jangan pernah ragukan kuasa Tuhan Yesus yang akan memulihkan kita dan dunia ini. Tetapi tetaplah pada posisi kita sebagai para pengikut yang setia yang akan menerima keselamatan dan menjadi pewaris Kerajaan Surga.

 

2.          Jadilah Keluarga Di Dalam Kerajaan Surga

Tuhan Yesus sudah membuka diriNya untuk menjadi yang “Terdekat” di dalam hidup kita. Menjadi keluarga Tuhan adalah sebuah pokok iman yang harus kita hidupi dengan cara mematuhi setiap apa yang difirmankanNya.

Imanilah bahwa firman yang tertulis di dalam Alkitab menjadi sebuah dasar kehidupan yang diinginkan oleh TUHAN kepada kita. Pemahaman yang benar akan Firman TUHAN akan menjadi sempurna ketika kita memberi diri kita untuk menjadi tempat dimana Roh Kudus tinggal dan berdiam.

Hidup yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah hidup yang dituntun oleh Tuhan Yesus. Hidup yang dipenuhi oleh Roh Kudus bukanlah hidup yang reaktif. Namun, hidup di dalam Roh Kudus adalah hidup yang menantikan arahan untuk apa yang harus kita lakukan di dalam menjalani kehidupan kita.

Sama seperti orang tua yang mengasihi anak-anaknya, akan mengajari dan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Lebih daripada itu, ketika kita menjadi keluarga dari Tuhan Yesus, kita akan beroleh damai sejahtera, kebahagiaan dan keselamatan yang kekal. Tetaplah menjadi keluarga dari Tuhan Yesus. Amin.

 

Syalom..!!

Selamat hari Minggu bagi kita semua..!!

Tuhan Yesus memberkati..!!

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21