MAZMUR 85:9-14



TULISAN KHOTBAH MINGGU ADVENT  II

Minggu, 06 Desember 2020

Evangelium :  Mazmur 85 : 9 – 14

Topik            :  Keselamatan Dari Tuhan Sudah Dekat

                         (Nunga Jonok Haluaon I)

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.    PENDAHULUAN

Pada umumnya, setiap orang yang mengalami kegelisahan hidup oleh karena pergumulan, penyakit yang diderita, kesulitan perekonomian dan berbagai permasalahan yang membuat hidupnya sangat terbeban, pasti akan mencari solusi agar kegelisahan itu secepatnya berlalu. Berbagai cara akan dilakukan agar seseorang itu mendapatkan ketenangan.

Tentu tidak satu atau dua kali saja seseorang mengalami kegelisahan di dalam hidupnya. Dan hal yang sudah pasti juga, dia sudah tahu kepada siapa dia akan “bercerita” dan mencari solusi. Bisa kepada kerabat, saudara, keluarga atau kepada orang lain yang dapat dipercaya.

Secara khusus kepada orang-orang yang percaya, dia pasti sudah tahu kepada siapa pertama kali menyampaikan setiap permasalahan hidupnya, yaitu kepada Tuhan yang berkuasa atas segalanya. Tuhan yang menjadi sumber solusi dari setiap permasalahan hidupnya.

Hal ini juga yang diimani oleh umat TUHAN, yaitu bangsa Israel pada saat itu. Mereka mengenal TUHAN yang memimpin dan selalu membebaskan mereka dari setiap permasalahan hidup. Baik itu permasalahan di dalam pembuangan, penjajahan, kesulitan perekonomian atau segala masalah yang lain. Mereka akan memohon kepada TUHAN agar kehidupan mereka dipulihkan.

Doa kepada TUHAN memohon pemulihan” menjadi sebuah khotbah yang indah untuk kita pada Minggu Advent II ini.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.      POINTER KHOTBAH

Ada beberapa point yang akan menjadi inti dari khotbah kita pada hari Minggu ini, yaitu:

 

1.   TUHAN HENDAK BERBICARA TENTANG DAMAI DAN KESELAMATAN KEPADA UMATNYA YANG TAKUT AKAN DIA (Ay.9-10)

Ayat 9: “Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan orang-orang yang dikasihi-Nya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan?”

(Sai tangihononhu do manang aha na nidok ni Debata Jahowa, ai diparbaga do hasonangan tu bangsoNa dohot tu angka na niasianNa, asa unang mulak nasida tu haotoon.)

Ayat 10: “Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia, sehingga kemuliaan diam di negeri kita.”

(Tongon do, donok do hatuaonNa di angka na manghabiari Ibana, asa mian muse hamuliaon di tanonami on.)

Ayat ini dimulai dengan kata “aku mau mendengar.” Sejak masih anak-anak, jati diri manusia yang paling mendasar dan menjadi arah pembelajaran bagi dirinya adalah dimulai dari mendengar.

Organ tubuh yang lebih dahulu berinteraksi dengan dunia luar adalah TELINGA. Kita perhatikan anak-anak akan bertumbuh sesuai dengan apa yang dia dengar dari perkataan yang disampaikan oleh orang tuanya dan juga lingkungan tempat dia bermain.

Dapat dipastikan, setiap tutur kata atau cara berbicara dari orang tua atau saudara-saudaranya akan mempengaruhi cara berbicara, cara berfikir dan cara bertindak dari anak tersebut. Ketika si anak melihat bahwa orang tuanya adalah pemarah, maka secara tidak langsung anak tersebut akan tumbuh menjadi seorang pemarah. Sebaliknya, ketika si anaka melihat orang tuanya adalah orang yang lemah lembut, maka anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang lemah lembut.

Itu sebabnya, para dokter ahli kandungan menyarankan agar seorang ibu yang sedang mengandung, harus banyak mendengar musik yang menenangkan hati (contoh: musik klasik) yang dapat menenangkan fikiran sang ibu, dan terkhusus si buah hati yang berada di dalam kandungan. Itu memberikan dampak yang positif bagi perkembangan janin yang dikandung oleh si ibu.

Namun, kenyataan tidak selalu sama dengan teori yang diajarkan. Secara khusus kepada kehidupan orang-orang yang beragama. Tidak sedikit kita melihat atau bahkan itu terjadi pada diri kita bahwa “seseorang lebih banyak berbicara daripada mendengar.”

Ketika seseorang mengalami permasalahan, banyak perkataan yang keluar demikian:

a.   Amang oii amang!! Boha nama on!

b.   Tuhan, kenapa ini terjadi pada kami!

c.   Apa salahku, Tuhan? Apa salah orang tuaku?” dll

Dan di zaman modern sekarang, melalui media sosial, ketika seseorang mengalami permasalahan, maka yang dicari terlebih dahulu adalah FACEBOOK. “Apa yang Anda fikirkan?” Maka akan dituliskan masalah yang sedang dihadapinya, sehingga semua orang yang berteman di media sosial itu akan mengetahui bahwa dia sedang kesulitan!

Firman TUHAN akan meluruskan semuanya! Kita diarahkan untuk lebih banyak mendengar! Mendengar apa yang mau dikatakan Tuhan kepada kita! Mendengar, apa yang sebenarnya maksud dari setiap hal yang kita alami!

Betapa pentingnya kita mengizinkan agar TUHAN leluasa berbicara kepada kita. Firman TUHAN bukan hanya tertulis di dalam Alkitab. Tetapi, Firman TUHAN akan “dikabarkan” melalui setiap peristiwa yang hadir di dalam diri kita.

Apa yang hendak TUHAN sampaikan kepada kita?

a.   Tuhan hendak berbicara tentang damai sejahtera

“Damai sejahtera” yang akan disampaikan oleh TUHAN, bukanlah “damai sejahtera” yang diukur dari persepsi manusia. Bisa saja manusia mengartikan “damai sejahtera” ketika ada “kesepakatan bersama” yang meskipun kesepakatan itu adalah “kesepakatan jahat” yang tidak dikehendaki oleh TUHAN.

Damai sejahtera yang sesungguhnya adalah ketika manusia tidak kembali lagi kepada KEBODOHAN. Apa yang dimaksud dengan “kebodohan” itu? Kebodohan terbesar dari manusia adalah “jatuh cinta kepada dosa!” Dosalah yang sesungguhnya merusak relasi manusia dan TUHAN. Dosa jugalah yang sesungguhnya membawa manusia kepada penghukuman. 

TUHAN tidak menginginkan itu terjadi lagi kepada kita. TUHAN tidak mau kita kembali masuk dalam “kebodohan-kebodohan” hasil dari manipulasi si iblis. TUHAN mengasihi kita! Oleh sebab itulah, Dia datang di dalam diri Tuhan kita Yesus Kristus, agar kita memperoleh damai sejahtera yang sesungguhnya.


b.   Tuhan hendak berbicara tentang keselamatan

“Keselamatan” yang seperti apa? Keselamatan yang membuat manusia tidak mengalami kematian di dunia ini? Keselamatan yang membuat manusia tidak mengalami penyakit di dunia ini? Keselamatan yang membuat manusia tidak mengalami kesulitan di dunia ini?

Bukan!

Tidak!

Bukan itu

Dan

Tidak sedangkal itu!!

KESELAMATAN ITU ADALAH KETIKA KEMULIAAN TUHAN DI DI DALAM NEGERI KITA DAN TERKHUSUS DI DALAM DIRI KITA! Itulah keselamatan yang sesungguhnya! TUHAN hadir dan berkuasa atas tempat dimana kita hidup. Di tanah tempat kita berpijak dan di hati tempat kita menaruh perasaan!

Dan hal ini hanya dimiliki oleh orang-orang yang benar-benar takut akan TUHAN! Bukan takut kepada kematian! Bukan takut kehilangan teman! Bukan takut pada pergumulan! Sekali lagi, TAKUT AKAN TUHAN!!

Terkhusus di masa pandemi Covid-19 ini. Sesungguhnya TUHAN akan berbicara tentang damai sejahtera dan keselamatan kepada seluruh umat manusia. Kita lihat yang terjadi pada satu Minggu ini, tidak hanya pandemi Covid-19, tetapi juga alam sedang menguji kita melalui hujan yang tiada henti dan menyebabkan beberapa daerah banjir!

Ketika ini terjadi, apakah kita lebih banyak berbicara? Atau kita semakin membuka telinga kita, mendengar apa yang hendak dikatakan TUHAN kepada kita?

Marilah saudara-saudari sekalian, agar kita mau mendengar dan menyaksikan apa yang dikatakan TUHAN kita pada masa Advent ini 

Tuhan Yesus mau mengubah dan mengembalikan sukacita yang sesungguhnya kepada kita!

Sukacita yang tidak dengan pesta-pesta!

Tetapi sukacita di dalam keheningan!

Sukacita di dalam kemuliaan yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang takut akan Tuhan Yesus! 

Dengarlah Tuhan Yesus yang hendak berbicara tentang damai dan keselamatan pada diri kita dan negeri kita!

 

2.   DATANGLAH KERAJAANMU DAN JADILAH KEHENDAKMU DI BUMI SEPERTI DI SORGA (Ay. 11-14)

Ayat 11: “Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.”

(Asa pajumpang sogot asi ni roha dohot hasintongan, jala masiummaan hatigoran dohot hadameon.)

Ayat 12: “Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit.”

(Asa martumbur sian tano i hasintongan, jala hatigoran manatap sian banua ginjang.)

Ayat 13: “Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya.”

(Sai lehonon ni Jahowa do huhut na denggan i, jadi lehonon ni tanonami ma parbuena.)

Ayat 14: “Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.”

(Mardalan ma hatigoran di joloNa, jala patongonNa ma langkanasida tu dalan.)

Kerajaan Surga tidak seperti “dongeng” yang ketika kita mati maka akan masuk sorga! Kerajaan TUHAN sudah ada di tengah-tengah kita, ketika kita mau tunduk dengan setiap “perkenaan” TUHAN!

Harus kita imani, bahwa Tuhan Yesus mengizinkan hal ini (pandemi Covid-19 dan bencana alam) terjadi. Sama seperti ketika Tuhan Yesus datang ke dunia ini, dimana kehidupan umat Israel pada saat itu berada dalam penjajahan Romawi dan banyak terjadi kelaparan!

Namun, justru di dalam hal seperti itulah Tuhan Yesus ada di tengah-tengah umat manusia!

Saat ini, Tuhan Yesus ada bersama-sama dengan kita! Ikut merasakan penderitaan kita dan akan menguatkan kita dalam menghadapi semua ini!

Di dalam penderitaan ini, Tuhan Yesus menginginkan iman kita semakin dimurnikan. Iman yang murni akan terlihat pada:

a.   Kasih antara manusia dan manusia, serta kasih antara manusia dan Tuhan.

b.   Kesetiaan kita sebagai umatNya, yang tetap berpegang teguh pada FirmanNya di dalam setiap kondisi kehidupan.

c.   Keadilan yang terjadi pada orang-orang yang tetap berada di dalam ketaatan kepada Tuhan Yesus.

d.   Damai sejahtera yang hadir di dalam diri masing-masing orang karena imannya yang bersaksi bahwa kehidupannya tetap bersama dengan TUHAN.

Setelah itu terjadi, maka TUHAN akan menunjukkan kebaikannya atas diri kita dan negeri kita. Sama seperti perkataan, “Ada pelangi sehabis hujan!” Seperti itulah kasih dari Tuhan Yesus akan indah terlihat dunia, dimana kita tetap menyatakan kesetiaan kita kepada diriNya.

Oleh sebab itu, di Minggu Advent ketiga ini, marilah kita tetap di dalam Penantian dan Sukacita yang benar di dalam TUHAN, dan biarlah Tuhan Yesus leluasa untuk mengajari dan merajai kita di dalam melanjutkan kehidupan kita.

Maka, hidup kita akan dipulihan dan tubuh, roh serta jiwa kita akan memuji Tuhan sepanjang waktu di dalam pengenalan yang benar. Amin.

 

Syalom..!!

Selamat hari Minggu untuk kita semua..!! 

Tuhan Yesus Memberkati..!!


Pdt. Ferdinand Fernando Silaen.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21