DIMENANGKAN DI DALAM TUHAN YESUS (1 KORINTUS 15:50-58)
TULISAN KHOTBAH MINGGU AKHIR TAHUN GEREJAWI
“Peringatan Kepada Yang Telah Meninggal Dunia”
Minggu, 20 November 2022
Nas : 1 KORINTUS 15 : 50 – 58
Topik : “Allah Memberikan Kita Kemenangan Oleh Yesus Kristus” (Dipamonang Debata
Hita Marhite Jesus Kristus)
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
I. PENDAHULUAN !!
Hidup ini singkat dan sebentar lagi akan berakhir.
Kematian datang dengan cepat dan tidak menghormati siapapun.
Kematian menghancurkan segalanya dan tidak mengasihani siapapun.
Sampai kematian mendekati kita, mari kita menahan diri berbuat dosa.
Sebuah tulisan yang
saya kutip dalam bahasa Latin, dengan teks asli demikian:
“Vita brevis breviter di brevi finietur
Mors venit velociter quae neminem veretur
Omnia mors perimit et nulli miseretur
Ad mortem festinamus peccare desistamus”
Perenungan tersebut
sekiranya dapat mengetuk hati
para pembaca dan pendengar. Ada beberapa point
penting:
1.Diarahkan kepada manusia
yang masih menjalani kehidupan
di dunia ini.
2.Kehidupan ini begitu singkat dan jelas akan berakhir.
3.Akhir dari kehidupan di dunia ini adalah kematian daging.
4.Kematian daging tentu tidak akan menghormati siapapun:
a.
Muda atau tua
b.
Kaya atau miskin
c.
Terhormat atau hina
5.Kematian daging dapat mengakhiri apa
yang telah dibangun:
a.
Cinta kasih dapat berakhir
oleh karena kematian.
b.
Mimpi dapat berakhir
oleh karena kematian.
c.
Kebersamaan dapat berakhir
oleh karena kematian.
6.Kematian daging tidak mengasihani
siapapun:
a.
Orang baik atau orang jahat.
b.
Orang pintar atau orang bodoh.
c.
Orang rendah hati atau orang sombong.
d.
Orang yang sedang bergembira atau orang yang sedang
sedih.
7.Semakin hari maka kematian daging
akan semakin mendekat kepada
kita.
8.Sebelum kematian daging
itu semakin mendekat, mari
kita bertanya kepada diri kita
dan semakin merenungkan:
“Apa yang sudah
kulakukan??”
9.Mari menahan diri untuk tidak berbuat dosa!!
“Memento Mori” (Ingatlah Akan Hari Kematianmu / Ingot ari Hamamatem). Dalam setiap Minggu Akhir Tahun Gerejawi, dibacakan nama-nama dari warga jemaat yang terlebih dahulu menyelesaikan tugasnya di dunia ini.
Hal ini kiranya mengingatkan kita, bahwasanya pada tahun-tahun yang akan datang, nama kita pun akan dibacakan seperti nama mereka yang telah mendahului kita.
Secara pribadi ataupun secara keluarga ataupun secara kelompok, kita pasti tidak akan pernah menyangka bahwa kita mendengar nama dari saudara-saudari kita yang dibacakan pada Minggu Akhir Tahun Gerejawi.
Tahun-tahun sebelumnya, tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang,
kita bisa saja mendengar
nama-nama yang dibacakan itu
adalah orang yang kita kasihi:
-
Dia adalah orang
tua kita.
-
Dia adalah anak
kita.
-
Dia adalah suami
kita.
-
Dia adalah istri
kita.
-
Dia adalah sahabat
kita.
-
Dia adalah keluarga
kita.
- Bahkan dia adalah diri kita.
Hal ini seolah menjadi hal “yang paling kita hindari” untuk dibahas. Namun, ini adalah kenyataan yang tidak dapat dihindarkan. Selain daripada kenyataan yang mengatakan bahwa “KEMATIAN merupakan hal yang PALING MENAKUTKAN bagi manusia.”
Namun, sebelum nama kita sendiri yang dibacakan, maka sesungguhnya TUHAN masih mengingatkan kita, bahwa masih ada tugas yang harus kita kerjakan
di dunia ini:
-
Tuhan masih memberi
kesempatan bagi kita untuk semakin
memperbaiki diri.
-
Tuhan masih memberi
kesempatan bagi kita untuk mempersiapkan
diri menghadapi kematian.
- Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada satu jam ke depan, satu hari ke depan, satu tahun ke depan.
“Kita TAK DAPAT MELAWAN KENYATAAN yang terjadi,
namun kita DAPAT MEMAHAMI KENYATAAN itu.”
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
II. LATAR BELAKANG !!
Sedikit, saya akan menerangkan jemaat Kristen di Korintus yang menjadi latar belakang pada teks Firman Tuhan pada hari Minggu ini.
Korintus adalah satu kota yang pernah dihancurkan oleh bangsa Romawi pada tahun 146 sM. Namun, setelah Julius Caesar menjadi Gubernur di Romawi, maka kota tersebut kemudian dibangun kembali pada tahun 46 sM.
Seiring perjalanan waktu: Daerah Akhaya (salah satu daerah di Korintus) menjadi pusat perdagangan bangsa Romawi pada tahun 55 M, yang dipimpin oleh Gubernur Galio. Perdagangan yang terkenal di daerah tersebut adalah perdagangan tembikar/keramik.
Korintus kemudian berkembang di dalam kebudayaan, pendidikan dan pengajaran aliran Hellenis. Lalu kota ini didominasi oleh Akrokorintus yang dikenal sebagai dewi asmara.
Karena pemujaan terhadap dewi asmara cukup pesat berkembang di daerah ini, berkembang pula tindakan-tindakan amoral. Tindakan-tindakan amoral didominasi oleh perilaku seksual yang sembarangan, penyembahan di dalam kuil yang terdapat praktek pelacur bakti.
Dengan perkembangan yang sangat pesat, timbullah euforia berlebihan yang membuat warga di Korintus hidup di dalam kesombongan. Timbullah kekacauan pada pola pikir umat Kristen pada saat itu yang dipengaruhi perkembangan pemikiran Gnostik dan pemujaan dewi asmara, sehingga perilaku mereka sudah bercampur dengan penduduk yang tinggal di daerah tersebut.
Selain itu, muncullah Pengajaran Sesat yang mengatakan bahwa Salib adalah Kebodohan. Kekristenan itu tidaklah sesuai dengan rasio pemikiran manusia, “Tidaklah mungkin Tuhan mati disalibkan!!”
Kesimpulan tentang apa yang terjadi pada saat itu adalah
“Banyak umat Kristen yang tidak lagi mencintai kekudusan tubuh.”
“Mereka telah melakukan perzinahan baik secara jasmani maupun rohani.”
Dengan situasi yang demikian, mendorong Paulus untuk menuliskan “Surat Penggembalaan” kepada mereka, agar keimanan mereka dapat kembali murni dan kesetiaan mereka terhadap Tuhan Yesus dapat dihidupi kembali selama menjalani kehidupan di dunia ini, sampai pada Kedatangan Kristus yang terakhir.
Oleh sebab itu pada Pasal 15 ini Paulus memberi penerangan mengenai “Kebangkitan Tubuh!!”
“Kita akan dibangkitkan oleh Kristus jika iman kita tetap bersama dengan Dia.”
Kematian badaniah yang akan kita alami selanjutnya adalah
awal untuk sampai kepada keabadian
dengan Kristus.
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
III. POINTER KHOTBAH !!
Melalui latar belakang teks dan juga situasi yang terjadi
pada saat ini, marilah kita merenungkan Firman Tuhan melalui perikop ini!
1.
KEKEKALAN !!
(HATONGTONGON !!)
Di Minggu Akhir Tahun Gerejawi ini, kita akan merenungkan tentang apa yang sudah kita lakukan sampai hari ini. Terkhusus jati diri kita sebagai Pengikut Kristus.
Saya akan berangkat dengan sabda dari Tuhan Yesus yang
tertulis dalam Matius 22:37-40:
“37Jawab
Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39Dan hukum yang kedua, yang
sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 40Pada kedua hukum inilah tergantung
seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
(37Jadi didok Jesus ma: “Sihaholonganmu do Tuhan Debatam sian nasa ateatem, sian nasa hosam dohot sian nasa roham! 38I do patik raya na parjolo. 39Alai dos do arga ni na paduahon on: 40Sihaholonganmu do donganmi doshon dirim!)
Tidak ada tertulis:
-
Kasihilah Tuhanmu ketika keinginanmu di dalam doamu
itu dikabulkan oleh Tuhan.
- Kasihilah sesamamu manusia ketika dia juga mengasihimu.
Inilah yang menjadi Hukum Utama yang seharusnya kita hidupi. Dan inilah KEHIDUPAN. Semua hal yang terbalik dengan Hukum Utama itulah yang dikatakan berasal dari sifat kedagingan manusia.
Mengapa manusia sering mengutamakan sifat kedagingan?? Karena menurutnya, hal itu MENYENANGKAN!! Tapi ingatlah, “KESENANGAN ITU HANYA SEMENTARA!!”
Firman Tuhan pada hari ini dengan jelas mengingatkan kita untuk tidak menghidupi sifat kedagingan manusia yang fana itu.
Dituliskan di ayat
50:
“Saudara-saudara,
inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat
bagian dalam apa yang tidak binasa.”
(On do na hudok disi, ale angka dongan: Ndang tarbahen sibuk dohot mudar manean harajaon ni Debata, jala ndang tartean na olo busuk i hatongtongon i.)
Daging (sibuk) adalah simbol dari kelemahan (bisa melemah dan mudah untuk rusak). Dan darah (mudar) adalah simbol dari kesakitan (berdarah ketika terluka dan mati karena kekurangan darah). Apapun yang kita lakukan di dalam kedagingan, semua itu akan binasa.
Sering sekali manusia MENGHABISKAN SEBAGIAN BESAR HIDUPNYA untuk hal yang sia-sia!!
Ketika kita menghabiskan sebagian besar hidup ini untuk MENGHINDARI apa pun yang MENYAKITKAN dan TIDAK MEMBUAT NYAMAN, pada dasarnya....
“KITA SEDANG MENGHINDARI KEHIDUPAN!!”
Tanpa disadari, banyak manusia atau bahkan diantara kita yang sedang dan telah mengerjakan “PROYEK KEABADIAN.” Apa itu “proyek keabadian?”
“PROYEK KEABADIAN adalah sebuah proyek yang membuat DIRI KONSEPTUAL seseorang TETAP HIDUP setelah KEMATIAN FISIKNYA.”
Hal ini dapat secara NALURIAH
ataupun DIPELAJARI secara
mendalam oleh seseorang.
Contoh:
1. Pemakaian “Marga”
pada kebudayaan tertentu agar nama
itu tetap terlestarikan (Misal: orang Batak yang turun temurun
memiliki marga).
2. Orang tua yang menghabiskan
waktunya untuk bekerja
dan mengumpulkan harta dengan
alih-alih untuk menyenangkan dan membahagiakan anak-anaknya.
3. Perang yang terjadi antara Rusia
dan Ukraina adalah proyek keabadian yang saling bergesekan antara satu kepentingan dengan kepentingan yang lain.
4. Inovasi teknologi yang kita nikmati pada hari ini juga merupakan proyek keabadian yang diciptakan manusia untuk kesejahteraan kehidupan manusia.
Kita harus akui bahwa itu adalah KONSEP MANUSIA untuk membuat dirinya untuk tetap abadi, meskipun pada akhirnya fisiknya akan berakhir.
Makna dalam hidup manusia sering dibentuk oleh hasrat alami manusia untuk tidak pernah mati.
Firman Tuhan pada hari ini menyatakan tentang KEABADIAN atau KEKEKALAN (HATONGTONGAN) yang sebenarnya!
Dituliskan di ayat
51-52:
“51Sesungguhnya
aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi
kita semuanya akan diubah, 52dalam
sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi
dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa
dan kita semua akan diubah.”
(51Hahomion do na hudok on tu hamu: Ndang na saluhut hita monding; alai saluhut do hita paubaonna. 52Tompu di bagasan sanghidop mata, di panghuling ni sarune na parpudi i; ai manghuling ma sarune, gabe hehe ma angka naung mate i tu hatongtongon, laos paubaonna ma anggo hita.)
Kita semua akan diubah. Apa dan siapa yang dapat mengubah kita selain daripada Tuhan Yesus Kristus yang telah mengalahkan kematian!!
Dituliskan di ayat
53:
“Karena yang
dapat binasa ini harus mengenakan yang tidak dapat binasa, dan yang dapat mati
ini harus mengenakan yang tidak dapat mati.”
(Ai ingkon hatongtongon do manoluk na olo busuk on, jala hangongolu na manontong do manoluk na olo mate on.)
Segala “Proyek Keabadian” yang telah dikerjakan manusia akan menjadi MASALAH, bukanlah SOLUSI. Namun sesungguhnya, KEABADIAN yang telah dipersiapkan oleh Yesus Kristus, si Pemilik Kehidupan itulah yang akan menjadi SOLUSI kepada kita.
Sungguh genaplah Firman Tuhan di dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus serta di dalam kenaikanNya.
Dituliskan di ayat
54-55:
“54Dan
sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat
mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang
tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan. 55Hai maut di
manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” 56Sengat maut ialah dosa dan
kuasa dosa ialah hukum Taurat.”
(54Alai dung disoluk hatongtongon i na olo busuk on, jala disoluk hangongolu na manontong i na olo mate on, disi ma jumpang hata na tarsurat i: “Nunga tarbondut hamatean; nunga soluk hamonangan. Jo hamatean, di dia hamonanganmi? Jo hamatean, di dia soropmi?” 56Alai dosa do sorop ni hamatean, jala patik i do gogo ni dosa i.)
Kekekalan itu ada pada Kristus yang telah mengalahkan KEBINASAAN. Lalu, ketika Kristus hidup pada diri kita, maka kita telah: Mati dan Bangkit kembali.
Lalu, tinggal menunggu saatnya:
“Kita akan
bersama dengan Dia di dalam kekekalan.”
Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
2.
HIDUP DI DALAM KEMENANGAN KRISTUS !!
(MANGOLU DI BAGASAN HAMONANGAN NI KRISTUS!)
Saya akan menganalogikan secara sederhana sifat umum manusia di zaman modern ini:
Ketika sampai di suatu tempat yang indah, yang pertama kali dilakukan seseorang di zaman ini adalah mengeluarkan Smartphone untuk memfoto atau memvideo bahkan membuat siaran langsung dengan apa yang sedang dilihatnya. Semua itu dilakukan dengan alih-alih agar kemudian hari dapat dilihat kembali.
Pertama kali yang dilakukan bukanlah untuk menikmati, namun lebih untuk mencoba mengabadikan untuk dinikmati selanjutnya. Justru orang lain bisa jauh lebih menikmati apa yang sedang dipandangnya.
Inilah kenyataannya di zaman ini:
a.
Banyak orang yang tidak lagi menikmati realita yang ada di hadapannya
dan lebih menikmati sesuatu
yang maya.
b.
Tidak berusaha untuk membahagiakan
dirinya pada saat itu.
c. Tidak memaksimalkan kesempatan yang ada di hadapannya.
Itulah sebabnya, banyak orang yang “LUPA MENSYUKURI” apa yang ada pada dirinya.
Kesempatan dan kebahagiaan itu sebenarnya sudah ada di hadapannya, namun dia justru keluar dari hal tersebut.
Ayat 57 menegaskan kepada kita:
“Tetapi syukur
kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita.”
(Alai mauliate ma di Debata, na pamonang hita marhitehite Tuhanta Jesus Kristus.)
Rasa sakit, kesedihan, kepedihan dan penderitaan yang kita alami ini adalah SEMENTARA.
Oleh sebab itu, kita terima pesan hidup di ayat
58:
“Karena itu,
saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah
selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan
Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”
(On pe, hamu angka donganhu na hinaholongan, marsihohot jala so mubauba ma hamu, jala lam sumurung ma tongtong di bagasan ulaon ni Tuhan i, ai diboto hamu do: Ndang magopo halojaonmuna di bagasan Tuhan i.)
Inilah yang dikatakan “pola hidup KONSTRUKTIF.” Meskipun kita mengalami kesusahan, namun kita tetap hidup di dalam hidup yang terus TERBANGUN di dalam Tuhan Yesus.
Meskipun semua akan
berakhir pada waktunya. Namun,
“Nikmatilah kehidupan yang Tuhan beri kepadamu dan menangkan pertempuran dengan kualitas kehidupan yang menyenangkan Tuhan Yesus.”
Giat selalu dalam doa dan persekutuan, sehingga hidup
kita berkenan di hadapan Tuhan! Amin.
Syalom..!!
Selamat Hari Minggu Bagi Kita Semua..!!
Tuhan Yesus Memberkati..!!
Pdt. Ferdinand Fernando Silaen
Komentar
Posting Komentar