DIBERKATILAH ORANG YANG DATANG DALAM NAMA TUHAN (MAZMUR 118:19-29)



TULISAN KHOTBAH MINGGU PALMARUM “MAREMARE”

HKBP Efrata Lorok Ressort Palembang

Minggu, 10 April 2022

Evangelium : MAZMUR 118:19–29 / PSALMEN 118 : 19–29

“Diberkatilah Orang Yang Datang Dalam Nama Tuhan”

(Pinasupasu Ma Na Ro Di Bagasan Goar Ni Tuhan I)

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.      PENDAHULUAN

“Manusia kerap kali disusahkan bukan oleh peristiwa, tetapi oleh opini, interpretasi dan penilaian akan peristiwa itu.”

Kita akan melihat realita kehidupan yang dekat dengan kita:

1.Ada seorang bapak yang diberhentikan dari pekerjaannya. Lalu dia sampai di rumah: marah-marah kepada istri dan anaknya, berteriak-teriak, melempar apa yang ada di hadapannya dan dia berkata, “SIAA...AALLL!!! Mimpi apa aku semalam!! Karma apa yang datang denganku? Matilah aku! Mau makan apa kami sekeluarga???

2.Seorang ibu rumah tangga yang sudah lelah mengerjakan pekerjaan rumah, kemudian memasak di dapur. Karena sangkin lelahnya, dia tidur di kursi dan masakannya gosong sampai dapurnya berasap! Ketika dia sadar, ibu itu malah marah-marah dan memaki anaknya yang baru datang dari sekolah! Ibu berkata, “Kok tidak kau lihat kompor di dapur yang hidup?

Kejadian itu mungkin pernah terjadi di dalam diri kita. Terkadang kita menghadapi sesuatu yang terjadi di luar dari yang kita inginka. Tentu tidak akan ada yang menginginkan hal itu terjadi di dalam hidupnya.

Apapun peristiwa yang menyusahkan diri kita, tidak akan pernah kita inginkan. Termasuk ketika kita berbuat dosa, tentu “alasan” seseorang berbuat adalah untuk memenuhi dan memuaskan keinginannya! Meskipun dia tahu, bahwa hal itu tidak berkenan di hadapan TUHAN!

Ini juga yang terjadi pada umat TUHAN dari zaman Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Mereka juga sering terjatuh di dalam dosa karena keinginan yang harus dipuaskan.

Sama seperti seorang pencuri yang tertangkap polisi. Dia akan memberi alasan mencuri karena: memenuhi kebutuhan keluarga, keinginan, kecemburuan dan tidak mampu menahan diri.

Dan ketika hal buruk terjadi akibat dari kelalaian, dosa dan kesalahan atau apapun yang sama jenisnya, kita bisa merespon dengan emosi yang negatif. Akibatnya, keadaan akan semakin sulit!

Sama seperti cerita tadi:

1.Ada seorang bapak yang diberhentikan dari pekerjaannya.

-   Apa kesalahan dari istri dan anak-anaknya sehingga bapak tersebut memarahi mereka?

-   Bagaimana barang-barang yang telah rusak dan hancur karena dilempar oleh bapak tersebut, tentu merugikan bukan?

-   Dengan berteriak “Sial!!” Apakah itu akan merubah keadaan??

 

2.Seorang ibu rumah tangga yang masakannya gosong.

-   Apa kesalahan dari anaknya yang baru pulang sekolah sehingga ibu tersebut memarahinya?

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.    POINTER KHOTBAH !!

Mazmur 118 ini adalah sebuah pengalaman rohani dari Pemazmur yang menyaksikan kemurahan dan belas kasihan TUHAN atas hidup bangsa tersebut. Pembuangan ke Babel adalah penderitaan yang mereka alami dan pada akhirnya mereka dibebaskan oleh TUHAN.

Inilah alasan Pemazmur menuliskan syair ini dan kemudian hari menjadi nyanyian puji-pujian dari umat TUHAN atas kemurahan TUHAN.

Oleh sebab itu, kita akan merenungkan betapa indah hubungan orang yang percaya kepada TUHAN melalui nas khotbah Minggu pada Palmarum ini:

 

1.HIDUP DI DALAM SUDUT PANDANG TUHAN !!

“Cepat atau lambat, hidup kita akan berakhir dari dunia ini!”

Kita semua yang hadir di Gereja ini setuju dengan pendapat tersebut. “Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan satu hasta saja pada jalan hidupnya?” (Ise hamu marhuaso pagandahon ariarina nanggo saasta ganjangnya, anggo tung sian pangholsohon ni rohana?) tertulis dalam Matius 6:17

 

Ada hal yang dapat kita kendalikan dan ada yang tidak:

-   Apakah seorang suami dapat mengendalikan istrinya? Begitu juga sebaliknya? Tidak! Yang dapat dilakukan hanya mensyukuri!

-   Apakah orang tua dapat mengendalikan anak-anaknya? Begitu juga sebaliknya? Tidak! Yang dapat dilakukan hanya mensyukuri!

-   Apakah kita bisa mengendalikan diri kita sendiri? Bisa! Namun jarang kita lakukan!! Mengapa? Karena kita langsung secara otomatis bertindak, tanpa merenung dan berfikir jauh!

Itu yang disadari oleh Pemazmur. Oleh sebab itu Pemazmur berkata di ayat 19a, “Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada TUHAN” (Ungkap hamu ma di ahu angka bahal ni hatigoran, asa hubongoti angka i laho mamuji Jahowa).

Dia sadar akan kehidupan pribadinya dan betapa pentingnya TUHAN di dalam hidupnya! Dia memohon agar TUHAN menunjukkan ruang kebenaran agar dia dapat mensyukuri apa yang telah dia peroleh dalam hidupnya!

Lalu, gimana pak Pendeta, jika orang-orang di sekitar saya selalu membuat susah hati, sedih, marah dan menjengkelkan?

Itu sudah dirasakan oleh Tuhan Yesus. Ketika kita membaca Epistel Minggu ini yang tertulis dalam Matius 21:9, “Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!” (Alai sude natorop i, angka na di joloNa nang na mangihut sian pudi pe, mangolopolophon: Hosianna di Anak ni Raja Daud. Pinasupasu ma na ro marhitehite goar ni Tuhan i. Hosianna ma di ginjang).

Bisa kita membayangkan orang-orang yang memuji dan bersorak kepada Yesus bak Raja mereka, kemudian mereka juga berseru kepada Tuhan Yesus, “Salibkan, Dia! Salibkan, Dia!

Tapi Tuhan Yesus tahu, bahwa pada akhirnya Dia akan memenangkan pergumulan itu dan menjadi batu penjuru (batu parsuhi) setelah sebelumnya Dia menjadi batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan (batu na binolonghon ni angka pande bagas)!!

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!!

(Ari on do na jinadihon ni Jahowa, marolopolop jala marlas ni roha ma hita disi)

Tidak ada hari buruk di dunia ini! Tidak ada hari sial di dunia ini! Selagi kita masih hidup, ini adalah hari yang telah dijadikan TUHAN untuk kita!

-   Apakah kita mengingat ketika Covid-19 datang, kita semua ketakutan? Namun kenyataannya, kita masih hidup sampai saat ini!!

-   Apakah kita mengingat perbuatan yang jahat yang pernah melukai hati orang lain (orang tua, anak-anak, saudara-saudara, teman)? Namun kenyataannya, kita masih hidup sampai saat ini!!

 

Hari ini, kita sedang dibentuk bersama dengan batu penjuru yaitu Tuhan Yesus Kristus!

-   Anggap saja beban yang kita hadapi hari ini adalah bagian dari batu yang lain yang akan memperkokoh fondasi iman kita.

-   Anggap saja orang-orang yang membuat kita marah, sedih, kecewa, kesal adalah seperti panas matahari yang berfungsi untuk mengeringkan semen agar kita semakin melekat pada dasar bangunan Kristus!

 

Hati-hati dengan pengaruh media sosial yang dapat membentuk pola pikir kita sesuai dengan isu yang disampaikan di media sosial tersebut:

-   Setelah film “Layangan Putus” viral, banyak ibu-ibu yang semakin khawatir dengan suaminya!

-   Orang yang berinteraksi kepada teman-teman lebih dari tiga jam dalam satu hari Media Sosial” cenderung menjadi orang yang : penuh rasa curiga, tidak dapat mengontrol emosi, penuh dengan ketakutan dan dampak buruk lainnya.

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

“Jangan susahkan diri kita opini, interpretasi dan penilaian akan peristiwa yang terjadi dalam hidup kita.”

 

“Kita menderita lebih di imajinasi kita daripada di kenyataan!!”

 

Melalui Firman Tuhan pada hari ini, kita diarahkan untuk melihat dari “sudut pandang TUHAN!” Mohon hikmat daripada TUHAN agar kita mampu memahami yang terjadi dan kemudian mensyukuri semua itu!!

1.Hari ini adalah hari yang diciptakan Tuhan. Oleh sebab itu, hari ini adalah hari yang baik untukmu!

2.Suamimu adalah laki-laki yang diciptakan Tuhan. Oleh sebab itu, suamimu adalah lelaki yang terbaik untukmu! Berdamailah dengannya!

3.Istrimu adalah perempuan yang diciptakan Tuhan. Oleh sebab itu, istrimu adalah perempuan yang terbaik untukmu! Berdamailah dengannya!

4.Anak-anakmu adalah yang diciptakan Tuhan. Oleh sebab itu, anak-anakmu adalah orang-orang yang terbaik untukmu! Berdamailah dengannya!

5.Orang tuamu adalah orang-orang yang diciptakan Tuhan. Oleh sebab itu, orang tuamu adalah lelaki dan perempuan yang terbaik untukmu! Berdamailah dengannya!

 

Hiduplah dalam pihak TUHAN, hiduplah dalam sudut pandang TUHAN, maka perbuatan-perbuatan TUHAN akan nyata terlihat bersama dengan kita dalam menjalani hidup ini. Karena saya dan kamu adalah orang-orang yang diberkati oleh TUHAN.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

2.KASIH TUHAN YANG KEKAL

Seorang istri berkata kepada suaminya, “Papa sudah tidak sayang lagi sama Mama.” Suami menjawab, “Kenapa Mama bicara seperti itu?” Istri dengan ketus menutup pembicaraan dengan perkataan, “Papa lupa ulang tahunku hari ini! Bapak sudah tidak sayang lagi sama Mama.”

Dan pada hari itu juga, meja makan kosong karena tidak ada makanan disitu. Sang suami dan anak-anak akhirnya makan tidak makan pada hari itu!

Kita akan melihat dimana fakta dan dimana konstruksi fikiran yang dibentuk dalam diri seseorang:

-   Fakta: Suami lupa mengucapkan selamat ulang tahun kepada istrinya.

-   Konstruksi fikiran: Suami tidak sayang lagi dengan istrinya.

-   Akibat yang terjadi: Ada kemarahan di rumah, istri tidak memasak, suami dan anak-anak kelaparan, sukacita ulang tahun yang diharapkan terbang ditiup angin.

Kasus selanjutnya!

Seorang anak marah kepada ibunya karena tidak dibelikan “smartphone,” lalu berkata kepada ibunya, “Mama kampungan! Mama pelit!” Anaknya kemudian pergi dengan rasa marah dan ibunya menangis.

-   Fakta: Ibu tidak membelikan “smartphone.” Ibu tidak memiliki uang untuk membelinya karena uangnya dipakai untuk membayar uang kuliah.

-   Konstruksi fikiran: Ibunya kampungan dan pelit.

-   Akibat yang terjadi: Anak marah dan meninggalkan sakit hati kepada ibunya dan ibunya kemudian menangis.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Hati-hati dengan emosi negatif yang muncul akibat fikiran yang dikonstruksi di dalam diri kita!

Perhatikan ayat 1 (pembuka) dan ayat 29 (penutup) dari Mazmur 118 ini dengan kalimat yang sama, “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mandok mauliate ma hamu tu Jahowa, ai pardengganbasa do Ibana, ai ro di salelenglelengna do asi ni rohaNa). Diawali dan ditutup dengan pengakuan dan arahan yang sama!

-   Fakta: Kasih setia TUHAN untuk selama-lamanya.

-   Konstruksi fikiran: TUHAN itu baik!

-   Akibat yang terjadi: Bersyukur kepada TUHAN.

Ada yang berbeda dalam “konstruksi fikiran” Pemazmur dengan dua kasus yang terjadi sebelumnya. Semua ini dipengaruhi oleh “ruang lingkup kehidupannya,” sehingga fikiran yang dihasilkan juga berbeda.

Orang yang selalu bergaul dengan TUHAN akan merasakan bagaimana kebaikan TUHAN dan kasih setia TUHAN yang kekal.

Jadi, bagi orang yang gampang bersungut-sungut dengan hidupnya dan bahkan merasa kecewa dengan TUHAN, sudah dipastikan merupakan orang-orang yang jarang/sekali-sekali saja bergaul dengan TUHAN!!

Dan sudah pasti, orang yang selalu bergaul dengan TUHAN:

-   Dia akan menunjukkan perbuatan kasih TUHAN.

-   Dia akan menunjukkan berfikir dari sudut pandang TUHAN.

-   Orang yang selalu bergaul dengan TUHAN, dia akan menunjukkan perkataan dari Firman TUHAN.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Oleh sebab itu, syukurilah apa yang ada padamu hari ini karena itu adalah wujud dari kasih setia TUHAN padamu. Berikan persembahan yang terbaik untuk TUHAN karena TUHAN telah memberikan yang terbaik untukmu. Lebih dari pada itu, karena saya dan kamu adalah orang-orang yang datang dalam nama TUHAN. Amin.

 

Syalom..!!

Selamat hari Minggu bagi kita semua..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!!

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21