YESUS JURUSELAMAT DUNIA ( LUKAS 2 : 1 - 7 )



TULISAN KHOTBAH NATAL I

HKBP Efrata Lorok Ressort Palembang

Sabtu, 25 Desember 2021

Evangelium : LUKAS  2 : 1 – 7

Topik: “Yesus Juruselamat Dunia”                               

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.                PENDAHULUAN

Selamat Natal untuk kita semua...!!!

Ada pernyataan yang mengatakan bahwa:

Kita menjadi ORANG PERCAYA bukan karena KELAHIRAN YESUS, melainkan karena KEMATIAN dan KEBANGKITANNYA

 

Karena apa? Karena kelahiran Yesus belum memberi dampak apa-apa bagi iman kita. Sebab tidak mungkin kita menjadi murid dan pengikut seorang bayi, bukan??

 

Dampak kelahiran Yesus baru muncul dari hidup dan pengajaranNya!! Sebab itu, Natal tidak bisa berdiri sendiri terlepas dari Paskah!

 

Apakah ini terbukti??

-   Seandainya para Murid dan para Rasul hadir di kandang Betlehem, mungkin mereka tidak akan memberi kesaksian apa-apa.

-   Orang yang menjadi saksi mata kelahiran Yesus belum mengerti bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.

-   Baru sekitar 50 tahun kemudian, seorang Rasul secara eksplisit bisa bersaksi bahwa bayi di palungan itu adalah TUHAN dan PENEBUS!  

Lukas sangat singkat menggambarkan dimana, bilamana dan keadaan bagaimana Yesus lahir. Ini adalah sebuah peristiwa yang sangat biasa. 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.              POINTER  KHOTBAH

1. TUHAN YESUS JURUSELAMAT SESUNGGUHNYA

Di ayat 1 teks ini langsung muncul sosok seorang tokoh besar yang bernama Agustus. Dia adalah seorang Kaisar Romawi. Ia adalah orang yang paling berkuasa di kekaisaran yang terbesar di dunia pada waktu Yesus dilahirkan.

Kaisar Agustus sebenarnya bernama Gaius Julius Caesar Octavianus. Ia diangkat menjadi kaisar karena kakeknya yaitu Julius Caesar tewas dalam pembunuhan di Roma pada tanggal 15 Maret tahun 44 sM.

Sejarah mencatat bahwa dia sebagai kaisar Roma yang terbesar. Ia memiliki prestasi yang besar:

a. Ia menciptakan administrasi pemerintahan yang tertib hukum.

b. Ia memecat para pejabat yang korup.

c. Ia membangun perekonomian.

d. Ia membangun jaringan jalan raya.

e. Atas prestasinya, Senat memberinya gelar Agustus yang berarti penambah atau pelipat ganda kemakmuran. 

Salah satu gelar yang diterimanya adalah JURUSELAMAT! 

Gelar itu terdapat pada suatu prasasti di Helicarnassus.

Suatu masalah yang dihadapinya adalah masalah kependudukan. Bukannya kebanyakan penduduk, melainkan kekurangan penduduk. Ia menganjurkan orang Romawi untuk mempunyai banyak anak. Ia membuat peraturan bahwa orang Romawi yang mempunyai tiga orang anak atau lebih, dibebaskan dari pajak.

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Kemudian Kaisar Agustus memberi perintah untuk sensus penduduk. Karena perintah sensus itulah, maka berangkatlah Yusuf dan Maria dari Nazaret ke Betlehem.

 

Tanpa disadari, Kaisar Agustus menjadi alat rencana TUHAN.

Pada ayat pertama di teks ini, Lukas seolah-olah hendak berkata, “Pada zaman itu, dunia sedang diperintah oleh seorang juruselamat yang bernama Agustus. Tetapi kemudian, telah lahir JURUSELAMAT yang sesungguhnya yaitu YESUS.

 

Inilah ciri dari Injil Lukas yang selalu menggunakan “Hukum Dwi Ganda.” Lukas dengan jelas memperbandingkan dua sosok yang berbeda namun seolah-olah sama:

a. Agustus yang dianggap juruselamat dunia oleh dunia.

b.Yesus yang adalah Juruselamat dunia oleh Kerajaan Surga

 

Namun, baik Agustus maupun Yesus meninggalkan babak sejarah atau zaman yang berbekas hingga kini. Agustus menyelesaikan sebuah zaman, sedangkan Yesus mengawali sebuah zaman.

1.Zaman Agustus

-   Inilah zaman keemasan Romawi

-   Agustus tidak memperkaya diri, namun memperkaya negara

-   Ia memperkaya ilmu pengetahun dan perbukuan.

-   Ia menerbitkan buku-buku berusia ratusan tahun, sehingga kita sekarang bisa membaca buku pendidikan Sokrates, Plato dan Aristoteles yang mendasari teori Pendidikan Agama Kristen.

 

2.Zaman Yesus

-   Inilah zaman yang baru.

-   Zaman Yesus adalah zaman dimana orang bisa hidup dengan lemah lembut, dengan lapar dan haus akan kebenaran, dengan murah hati, dengan suci hati, dengan membawa damai, dengan bersikap miskin di hadapan TUHAN dan tabah ketika dijahati oleh sebab kebenaran.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

2. KELAHIRAN TUHAN YESUS SEBAGAI SEBUAH SOLIDARITAS TUHAN KEPADA MANUSIA

Sekarang bisa kita lihat yang tertulis di dalam Injil Lukas dasar khotbah di Pesta Natal I ini. Sangat singkat pemberitaan tentang kelahiran Tuhan Yesus. Agak berbeda dengan berbagai “fragmen Natal” yang sering kita lihat selama ini.

 

Saya akan memaparkan dua tradisi yang dapat menjadi perbandingan bagi kita tentang kelahiran Tuhan Yesus Kristus:

 

A.         TRADISI KITA

Dimana saudara/i dilahirkan dulu? Maksudnya bukan di kota apa? Melainkan di tempat apa? Apakah di Rumah Sakit Bersalin? Apakah lahir di rumah tinggal orang tua sendiri?

 

Umumnya, dimana pun kebanyakan orang dilahirkan, dia lahir di atas ranjang, bukan? Ini adalah kelahiran yang wajar. Namun, tidak satu dua orang yang lahir semisal di perjalanan di dalam kereta api, di dalam perjalanan di kapal laut, atau ada juga yang lahir di persembunyian di tengah dentuman meriam/bom.

 

Kelahiran Yesus pun terjadi di tempat yang tidak begitu wajar. Ia dilahirkan di rumah persinggahan.

 

Bahkan di berbagai drama Natal ada yang mendramatisasi kejadian tersebut secara sentimental: Yusuf dan Maria ditolak dan diusir dari rumah penginapan, sehingga mereka sampai di sebuah kandang dan Maria melahirkan tanpa pertolongan dari siapa pun, kecuali Yusuf.

 

Di Israel zaman itu, sebuah rumah persinggahan terdiri dari dua bagian, yaitu a.) Untuk para tamu dan b.) Bagian untuk hewan (alat transportasi mereka).

 

Nah, di bagian tempat hewan itulah Yesus dilahirkan. Lalu dibaringkan di dalam sebuah palungan. Palungan bukan seperti yang ada di panggung sandiwara Natal atau di depan mimbar gereja. Itu hanya tiruan dan itu tidak pernah digunakan sebelumnya(selain daripada ketika latihan).

 

Palungan yang sesungguhnya adalah tempat makanan lembu (Batak: Palangka). Yang terdapat disitu adalah sisa-sisa dedak bercampur rumput: becek, kotor, bau dan berlalat (Dimana lembu makan, disitu pula ia membuang kotoran).

 

Yang pasti, seandainya ketika seseorang terlahir dan dia langsung bisa berbicara, “bayi siapa yang mau dilahirkan di tempat itu?” Selanjutnya, “orang tua mana, atau bahkan ibu mana yang mau melahirkan di tempat itu, kalau bukan karena keadaan terpaksa??

 

Itulah yang menjadi tanda dan cirinya: “TERBARING DI DALAM PALUNGAN!” Sebuah tanda yang aneh, tanda ketidakwajaran. Tanda ketersisihan dari tempat yang wajar.

 

Tetapi inilah menjadi tandanya:

1.Palungan mengisyaratkan Solidaritas Yesus dengan mereka yang terpaksa lahir atau bertempat tinggal di kota yang miskin.

2.Palungan  mengisyaratkan Solidaritas Yesus dengan mereka yang tidak mendapat tempat dalam masyarakat.

3.Yesus hadir untuk orang-orang yang terpinggirkan, miskin, menderita dan orang sakit.

 

B.TRADISI TIMUR TENGAH

Meskipun di berbagai drama Natal dan film yang mengisahkan tentang kelahiran Yesus menggunakan atribut ataupun pakaian seperti orang Timur Tengah, namun nyatanya bahwa itu sudah diproduksi oleh orang Eropa.

 

Umat Kristen di Palestina, Siria, Lebanon, Mesir, Irak dan beberapa negara Timur Tengah lain akan merasa heran mendengar cerita itu. Mereka akan bertanya “Rumah Penginapan????” “Rumah Penginapan apa??” “Darimana asal cerita itu??

 

Persoalannya terletak pada terjemahan Lukas 2:7. Mengikuti zaman tradisi, Alkitab kita menggunakan istilah “Rumah Penginapan” sebagai terjemahan “Kataluma” dalam Alkitab Yunani.

 

Apakah kataluma berarti Rumah Penginapan?

Sebenarnya bukan. Kata Yunani untuk Rumah Penginapan adalah “pandocheion.” Kalau begitu, apa arti “kataluma?”

 

Kataluma berarti ruangan tamu dalam sebuah rumah!!

Perlu diketahui bahwa rumah di pedalaman Palestina pada zaman itu terdiri dari:

a.Ruangan Depan:

-   Ruangan ini biasanya digunakan untuk tempat tamu.

b.Ruangan Tengah:

-   Ruangan ini biasanya digunakan sebagai tempat serbaguna, yaitu untuk masak, makan, duduk dan tidur.

-   Ruangan ini biasanya terbagi atas dua lantai dengan perbedaan ketinggian lantai sekitar satu meter. Pada malam hari digunakan sebagai kandang ternak. Disitu ada beberapa palungan.

-   Penduduk desa Timur Tengah pada zaman itu sama sekali tidak merasa jijik untuk tidur dalam satu ruangan dengan ternak mereka.

 

Maksud Lukas sebenarnya adalah memberi tahu bahwa ruangan depan dan ruangan tengah sudah penuh dengan tamu lain yang menginap, sehingga Maria dan Yusuf tidur di lantai bawah bersebelahan dengan sejumlah ternak.

 

Lukas juga melukiskan pada pasal 2:4 bahwa Yusuf berasal dari keluarga dan keturunan Daud yang banyak tinggal di Betlehem. Oleh sebab itu, kemungkinan besar Yusuf mempunyai kerabat atau keluarga jauh disitu. Mengikuti kelaziman adat, Yusuf dan Maria tentunya menginap di rumah keluarga itu.

 

Versi tradisi Timur Tengah sebenarnya mengartikan “kataluma” sebagai lantai atas ruangan depan dan tengah, sebab susah dibayangkan bahwa Betlehem mempunyai rumah penginapan. Pada zaman itu rumah penginapan terdapat di kota yang lebih besar seperti Kapernaum atau Yerikho.

 

Walaupun berbeda, namun kedua versi itu sama dalam hal tempat kelahiran Yesus, yaitu di kandang ternak. Kedua versi itu sama-sama menceritakan bahwa bayi Yesus dibaringkan di dalam palungan.

 

Kedua versi itu juga sama-sama memperlihatkan bahwa kelahiran Yesus adalah SIMBOL KETERSISIHAN dan KETIADAAN TEMPAT. Ini semua karena “Kelahiran Tuhan Yesus adalah sebuah Solidaritas Tuhan kepada manusia!!” Amin.

 

Syalom..!!

Selamat Natal..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!!

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21