FIRMAN TELAH MENJADI MANUSIA ( YOHANES 1 : 14 - 18 )
TULISAN KHOTBAH NATAL I
HKBP
Efrata Lorok Ressort Palembang
Minggu,
26 Desember 2021
Evangelium
: YOHANES 1 : 14 – 18
Topik: “Firman Itu Telah Menjadi Manusia”
Saudara-saudari
yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
I.
SEMUA SUDAH
KONKRIT
Kata orang,
masyarakat kita dikenal “pandai berbasa-basi.” Sudah
menjadi budaya yang melekat bagi banyak orang untuk mengucapkan
kata-kata sebagai formalitas:
a.
Ketika ada seseorang yang
sudah berpakaian rapi hendak bekerja ke kantor:
- Ada orang yang menyapa: “Mau ke kantor, Pak?”
- Jelas ini basa-basi, sebab ia sudah tahu bahwa tiap
pagi orang itu mau ke kantor.
b.
Ada seorang ibu di
perjalanan dalam kereta api membeli sebutir telur rebus.
- Telur itu dikupas, dan dia berkata kepada 3 orang
penumpang yang duduk di dekatnya “Mari makan, bu/pak!”
- Jelas hanya basa-basi kan? Karena telur yang cuma
satu masa dibagi 4?
c.
Ada orang yang sedang
sibuk, tiba-tiba datang tamu ke rumahnya.
- Di dalam hati dia tidak senang dengan kedatangan
tamu itu. Tetapi ketika tamu itu bertanya, “Lagi sibuk, Pak?” Dengan
senyum dia menjawab, “Ah..nggak kok!”
- Tamu itu terus mengobrol, tetapi tuan rumah terus
melirik kanan-kiri, memegang handphone, fikirannya pada pekerjaannya yang
banyak.
- Tetapi ketika tamu itu pulang, maka dia pura-pura
terkejut, “Loh, kok cepat pulang?” Basa basi, bukan?
Itulah
budaya basa-basi. Demi memaniskan suasana, mulut mengucapkan perkataan,
walaupun hati bermaksud lain.
Dalam ilmu kimia, “AIR” disebut dengan “H2O.” Tetapi, ketika kita haus, kan tidak mungkin kita mengambil kertas yang bertuliskan H2O??
-
Memang H2O
adalah air, tetapi ada perbedaan besar antara rumusan
air dengan air itu sendiri.
-
Dalam hubungan antar
manusia, kita diibaratkan saling memerlukan air. Namun,
yang kita berikan adalah H2O. Itu hanya perkataan
kering, itu hanya basa-basi, itu hanya janji.
Itulah
budaya masyarakat, atau itulah budaya manusia. Lalu, bagaimana
dengan TUHAN?
-
Ternyata berabad-abad
lamanya dalam hal kedatangan Juruselamat, TUHAN hanya
berjanji.
-
Tentang kedatangan
Juruselamat, TUHAN berjanji dan berfirman dan firman
masih bersifat abstrak.
Tetapi SEMUA
ITU BERUBAH pada peristiwa Natal: “FIRMAN TELAH
MENJADI MANUSIA” (GABE DAGING MA HATA I)!
Artinya: “Segala
yang difirmankan TUHAN selama berabad-abad lamanya itu berubah menjadi KENYATAAN.”
Firman TUHAN yang abstrak telah menjadi sosok yang konkrit.
Itulah yang terjadi pada kelahiran Yesus.
Perkataan
telah menjadi sama dengan perbuatan. Yang semula tampak basi-basi, kini telah
direalisasi. H2O telah menjadi air. Janji telah digenapi.
Yesus adalah
Inkarnasi Allah dan Pemenuhan harapan mengenai Mesias!
Yesus menjadi tokoh kosmis yang bersifat universal dan tidak
hanya terikat kepada masyarakat tertentu di Timur Tengah.
Saudara-saudari
yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
II.
THIS IS TIME TO
GIVE
“This Is Time To Give!!” (Inilah saatnya
untuk berbagi)!!
Kita dapat
melihat dan merasakan dan bahkan melakukan berbagai tradisi ketika Natal yang
bersemboyankan “This Is Time To Give”:
-
Gereja melakukan bakti
sosial atau diakoni sosial
-
Gereja Eropa mengemas hari
berbagi dengan sosok “Santa Clause”
-
Pemerintah dan swasta
memberikan tunjangan hari Natal
-
Masyarakat di pedesaan
melaksanakan “tradisi marbinda”
-
Umat Kristen membuat “Open
House” dsb.
Hal ini
menjadi pengembangan dari pemahaman bahwa Pernyataan Cinta TUHAN
dalam diri Yesus Kristus adalah berbagi dengan manusia.
Apa yang dibagikan oleh Tuhan Yesus? Cinta kasih dan Pengorbanan!
“Not
only with words!!” (Tidak hanya dengan perkataan)
Tetapi juga
dengan “Touching” (Sentuhan).
Solidaritas
TUHAN mendorong solidaritas sesama manusia.
Natal membangun
kedekatan, disini biasanya yang jauh bisa menjadi dekat (jarak ataupun
hubungan). Inilah wujud solidaritas yang dilakukan versi
umat manusia. Tuhan Yesus ditinggikan melalui karakter
dan teladan yang telah ditunjukkanNya.
Saudara-saudari
yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!
III. PERAYAAN
NATAL ITU MENINGGIKAN
Di dalam
perayaan Natal, semua yang dahulunya terlihat rendah di mata
khalayak ramai, menjadi ditinggikan:
-
Betlehem yang adalah kota kecil menjadi pusat
perhatian
-
Kandang domba menjadi trending topic, semua
membicarakan, bahwa di kota yang tidak pernah melihat kandang domba menjadi
tahu seperti apa kandang domba
-
Orang sederhana yaitu gembala menjadi naik panggung.
-
Gereja yang biasanya sepi,
pada Natal akhirnya menjadi ramai
-
Gereja yang biasanya polos
menjadi lebih dekoratif
-
Anak kecil yang biasanya tidak
diberi suara di masyarakat, bahkan keluarga, pada Natal justru
kelahiran seorang bayi yang dirayakan
-
Semua tempat yang dikunjungi
oleh TUHAN menjadi ditinggikan.
-
Ketika TUHAN “berkemah”
(Syekinah, maringanan) maka tempat itu akan berbahagia
(Keluarga yang syakinah).
Oleh sebab itu, kualitas hidup sorgawi yang sedang kita rasakan dan juga kita jalani
saat ini, hendaknya berlangsung terus
menerus, karena Tuhan Yesus terus menerus bersama-sama dengan kita. Bangunlah relasi yang baik kepada TUHAN
dan sesama umat manusia. Amin.
Syalom..!!
Selamat
Natal..!!
Tuhan
Yesus Memberkati..!!
Pdt. Ferdinand Fernando Silaen
Komentar
Posting Komentar