ROH KUDUS MEMBERI KEHIDUPAN BARU KEPADA UMAT TUHAN (YEHEZKIEL 37 : 11 - 14 )



TULISAN KHOTBAH PARTANGIANGAN

MINGGU PENTAKOSTA I

Rabu, 19 Mei 2021

Epistel:  YEHEZKIEL  37 : 11 – 14

Topik:  Roh Penghibur Dan Kebenaran 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.      PENDAHULUAN

Sebelum tahun 586 sM Yehezkiel adalah seorang Nabi yang lebih banyak memberitakan tentang kutuk dan kehancuran bangsa Israel. Ini diakibatkan oleh ketidaksetiaan umat Israel terhadap TUHAN (YHWH). Mereka melakukan pemberontakan secara kerohanian dan secara moral, baik Israel Utara (Samaria) maupun Israel Selatan/Yehuda (Yerusalem).

Kehidupan mereka yang menyembah beberapa berhala (dewa matahari dan dewa tamus serta dewa-dewa lain) dan meninggalkan peribadahan dan bahkan “mengolok-olok” TUHAN dengan penyembahan-penyembahan mereka, membuat TUHAN murka kepada mereka, sehingga TUHAN menghukum mereka dengan “mengizinkan” terjadinya pembuangan bangsa Israel ke negeri Babel.

Secara sejarah (605 sM: pemuda-pemuda Yahudi pilihan dibawa ke Babel, 597 sM: 10.000 tawanan dibawa ke Babel dan 586 sM: pasukan Nebukadnezar membinasakan kota dan Bait Suci lalu membawa sebagian besar orang yang tidak terbunuh ke Babel), terbuangnya bangsa Israel ke Babilonia merupakan sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi umat TUHAN. TUHAN tidak suka dengan “perzinahan” rohani yang dilakukan oleh umatNya dan TUHAN membalaskan perilaku mereka dengan hukuman yang berat.

Pada masa pembuangan inilah Nabi Yehezkiel kembali bernuat tentang bangsa Israel. Yehezkiel pada akhirnya bernubuat dengan mengambil sikap yang positif terhadap kultus, ibadah dan ritus-ritus di tempat suci. Nubuatnya kemudian bersifat optimis dan positif dan memakai simbol serta gambaran yang apokaliptis, yaitu yang berhubungan dengan hal yang masih jauh di masa depan.

Nubuat ini menjadi sebuah proses, bahwa bangsa Israel “telah cukup” menghadapi kenyataan bahwa hukuman dan penderitaan mereka telah selesai dan mereka sudah kembali kepada kesetiaannya kepada TUHAN. Kemudian TUHAN berfirman melalui nabi Yehezkiel bahwa bangsa Israel akan menerima penghiburan, kemakmuran dan kemerdekaan.

Hal yang membawa kepada sebuah pengharapan baru inilah yang menjadi sebuah kekuatan yang telah lama dinantikan oleh umat TUHAN tersebut. Mereka bangkit dari keterpurukan dan kembali kepada hidup yang berpegang teguh kepada TUHAN yang telah membebaskan nenek moyang mereka dari pembuangan Mesir di masa lampau.

Pemulihan terhadap umat Israel inilah yang menjadi teks khotbah yang juga menjadi sebuah renungan yang mendalam untuk kita pahami di dalam realita kehidupan kita pada saat ini. Dengan merelevansikan pengalaman hidup bangsa Israel dapat menjadi sebuah pengharapan baru bagi para pengikut Kristus di zaman sekarang ini.

Saya tidak membawa kita kepada sebuah “penghakiman” akan hidup kita saat ini. Tetapi marilah kita mengacu kepada kenyataan yang terjadi bahwa pandemi Covid-19 telah membuat kita “terbuang” dari kebiasaan hidup yang telah kita jalani sebelumnya.

Apakah ada hubungannya dengan moral manusia dan juga para pengikut Kristus dalam dua tahun belakangan ini yang sering terdengar akan “keributan” dan hal-hal yang tidak disukai oleh Tuhan Yesus? Tidak perlu dilakukan pengkajian khusus tentang ini!

Namun tidak ada salahnya, bahwa pengakuan akan kekurangan, kesalahan dan dosa yang telah dilakukan oleh manusia, khususnya para pengikut Kristus membuat kita termenung akan kesulitan dan penderitaan yang kita hadapi saat ini. Tidak satu atau dua orang lagi para pengikut Kristus yang telah merasa jenuh dan bahkan mengaku bahwa iman mereka sudah mulai lemah karena situasi pandemi yang sangat mempengaruhi kehidupan saat ini.

Apa yang harus kita lakukan? Mencari kambing hitam tentang yang terjadi saat ini? Menyalahkan pemerintah? Menyalahkan elit global? Sebegitu urgen-kah itu dilakukan oleh para umat TUHAN? Saya berfikir sederhana: Tidak, bukan itu yang harusnya kita lakukan.

Saya mengarahkan kepada kita agar kiranya kita menundukkan kepala, hati bahkan diri kita kepada Tuhan Yesus. Mohon ampun kepada Tuhan Yesus agar kita dipulihkan dan diberi pengharapan yang baru. Tuhan Yesus adalah Tuhan yang Mahakasih dan juga Tuhan yang memberi kehidupan kepada para umatNya.

Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama merenungi khotbah hari ini agar kita menyadari dan memahami bahwa Tuhan Yesus akan menganugerahkan kepada kita “Roh Penghibur” dan “Roh Kebenaran.” Sehingga kita akan dipenuhi dengan pengharapan yang baru bersama dengan Tuhan Yesus dan hidup kita akan dibenarkan di hadapan Dia, sang Raja Gereja.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.   POINTER  KHOTBAH

Yehezkiel menempatkan dirinya sebagai “Penjaga Kaum Israel” sehingga dia tidak perduli apakah Israel memperhatikan ucapannya atau tidak, yang terpenting adalah bahwa ia sudah menyampaikan peringatan dan berita kenabian kepada mereka. Pengalaman, pemahaman dan penghayatan imamatnya ikut menentukan suara kenabian yang disampaikannya.

Yehezkiel memberi pemahaman bahwa umat TUHAN haruslah menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN. Campur tangan TUHAN adalah hal yang harus diimani mereka sehingga mereka dapat kembali dipulihkan dari “kerusakan moral dan spiritual” dari diri umat tersebut.

Penglihatan masa depan” (vision) tentang “tulang-tulang kering” di lembah yang bangkit kembali, itu semua menunjukkan campur tangan dan anugerah dari kuasa TUHAN kepada umatNya. Kebangkitan ini bukanlah kebangkitan kembali pribadi-pribadi, melainkan kebangkitan kembali Israel selaku bangsa.

TUHAN menunjukkan bahwa Dia adalah TUHAN yang hidup melalui nubuatan yang disampaikan Yehezkiel. Perkataan “Demi Aku yang Hidup” dengan tegas mengatakan bahwa TUHAN itu adalah adalah TUHAN yang hidup  dan Dia adalah sumber Kehidupan itu. TUHAN yang akan menyelamatkan dan “menghidupkan” kembali umatNya yang telah “mati karena dosa.”

Hati-hati dengan imanmu kepada TUHAN!” Kalimat itu bukanlah sebuah bentuk ancaman kepada para pengikut Kristus pada hari ini, tetapi sebuah penegasan untuk konsekuensi di dalam kehidupan untuk mengikut TUHAN. TUHAN yang berinkarnasi di dalam diri Yesus Kristus adalah cara TUHAN memperkenalkan diriNya kepada umatNya.

Setelah kita memahami bahwa diri kita adalah pengikut Kristus, maka jangan ada lagi diantara kita yang melakukan “sinkritisme” atau “melakukan perzinahan rohani”: menyembah Tuhan Yesus dan menyembah kekuatan lain, atau jangan lagi melakukan perbuatan-perbuatan yang mendukakan hati TUHAN.

Tidak ada “hak” yang diterima oleh seorang yang tidak setia selain daripada “hukuman.” Hukuman yang bahkan tidak dapat dibayangkan sebelumnya bisa saja terjadi kepada umat yang tidak setia di dalam imannya. Hukuman yang bahkan digambarkan di dalam teks ini seperti gambaran “Tulang-tulang kering manusia!

Pahami kehidupan dan yang kita rasakan pada saat ini, apakah hidup kita masih dipenuhi dengan pengharapan penuh kepada Tuhan Yesus atau kehidupan kita sudah seperti “hidup tak hidup” (hidup tetapi tidak memiliki pengharapan).

Jika hal itu sedang terjadi pada diri kita, mari kita tundukkan kepala dan hati serta diri kita kepada Tuhan Yesus. Mohon pengampunan daripadanya. Hidup kita berasal daripadanya dan Dia akan memperbaiki kehidupan kita. Biarlah Roh Kudus yang memberi “semangat kehidupan yang berasal dari TUHAN” yang mengajari kita. Sehingga kehidupan kita bersifat Ilahi karena TUHAN sendiri yang menjadi penggerak kehidupan kita. Apapun yang kita alami pada hari ini dan hari berikutnya, Tuhan Yesus selalu menyertai dan memelihara kehidupan kita. Amin.

Syalom..!!

Tuhan Yesus memberkati..!!

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

MANISIA NA MAMINISIAHON MANISIA ( 5 MUSA 24 : 17 - 18 )

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21