TUHAN YESUS PENGGENAPAN FIRMAN TUHAN ( LUKAS 4 : 14 - 21 )



TULISAN KHOTBAH MINGGU III SETELAH EPHIPANIAS

HKBP Efrata Lorok Ressort Palembang

Minggu, 23 Januari 2022

 Evangelium: LUKAS  4 : 14 – 21

Topik : “Yesus Penggenapan Firman Tuhan”                               

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I. PENDAHULUAN

Setiap orang memiliki kuasa di dalam diri-Nya, bahkan semenjak dirinya masih sangat kecil. Sebagai contoh: kita melihat seorang bayi yang menangis karena lapar, dengan segera orang tuanya akan segera memberikannya minum. Tanpa disadari bayi tersebut memiliki kuasa untuk “memerintah” orang yang lebih tua daripada dirinya.

Kekuasaan adalah kesanggupan untuk memberlakukan sesuatu atas dirinya dan/atau orang lain. Apakah kekuasaan itu bersifat jahat atau bersifat baik? Ternyata kekuasaan pada dasarnya tidak bersifat jahat ataupun tidak bersifat baik. Kekuasaan itu bersifat netral.

Kekuasaan diibaratkan dengan sebuah pisau. Pada awalnya pisau tidak dibuat untuk berbuat jahat, tetapi membantu manusia untuk memotong. Tapi salah memakai pisau bisa berakibat fatal. Bahkan salah meletakkan pisau juga dapat membuat celaka orang lain. Selanjutnya, pisau juga jika sudah lama tidak diasah akan menjadi tumpul dan tidak berguna sama sekali.

Begitulah kuasa yang dapat dipakai untuk melakukan perbuatan yang baik dan juga yang jahat. Dan ketika kuasa itu tidak dipergunakan, maka kuasa itu tidak memiliki wibawanya lagi. Jadi, siapa pun memiliki kuasa di dunia ini tanpa terkecuali..!!

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Manusia biasa pun memiliki kuasa, bagaimana dengan TUHAN di dalam diri Kemanusiaan Yesus? Ya, Tuhan Yesus juga memiliki kuasa di dalam diri-Nya sebagai 100% Manusia. 

Itulah kalimat pembuka di dalam perikop kita hari ini yang tertulis di ayat 14, “Dalam KUASA Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.”

Secara harafiah dan secara umum kita dapat memahami ayat ini dengan kesimpulan bahwa “kuasa dari Roh Kudus yang membuat Yesus pergi melanjutkan pelayanan ke Galilea dan dengan kuasa-Nya maka Yesus menjadi terkenal di daerah Galilea dan sekitarnya.” Sungguh luar biasa kuasa Roh yang ada di dalam diri Yesus pada saat itu.

Pertanyaan kepada kita, “Siapa diantara kita yang berkeinginan seperti itu?” Lebih jelas, “Siapa diantara kita yang ingin dikenal dan dikagumi banyak orang dengan kuasa Roh Kudus?” Pertanyaan yang mungkin menggoda kita untuk mengatakan, “saya ingin memiliki kuasa Roh Kudus seperti itu.”

Apalagi ketika kita melanjutkan dengan membaca ayat 15, “Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan SEMUA ORANG MEMUJI Dia.” Bisa kita membayangkan bahwa orang banyak memuji-muji Yesus pada saat itu.

Ini juga yang diinginkan oleh banyak orang, “Siapa yang menginginkan pujian dari orang lain?” Atau sebaliknya “Apakah ada yang lebih memilih dicaci daripada dipuji?” Ketika satu orang saja memuji kita, maka hati ini rasanya melayang-layang, apalagi kalau banyak orang yang memuji kita? Waw... siapa yang tidak mau!!

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.    POINTER  KHOTBAH

Ketika kita membaca terjemahan dari Lembaga Alkitab Indonesia, kita menemukan sebuah judul perikop yang bertentangan dengan perikop selanjutnya. Sebelumnya, Yesus dipuji banyak orang, tetapi perikop selanjutnya diberi judul “Yesus Ditolak Di Nazaret.

Betul-betul sangat bertentangan judul yang tertulis di dalam Alkitab bahasa Indonesia. Namun, dengan judul tersebut, ada sesuatu yang sangat menarik. Mari kita lebih memahami lagi yang menjadi tujuan Lukas dalam membuat alur cerita menjadi seperti perikop hari ini. Inilah kuasa dari Tuhan Yesus:

 

1.TUHAN YESUS ADA DI TENGAH-TENGAH MANUSIA

Umumnya orang Kristen memahami bahwa:

a. Tuhan Yesus ada diantara orang-orang yang percaya.

b. Tuhan Yesus ada di tengah-tengah orang-orang yang beribadah.

c. Tuhan Yesus ada di dalam doa.

d. Tuhan Yesus hadir di dalam berkat.

 

Pemahaman ini cenderung “meng-eksklusifkan” kehadiran Yesus yang hanya “hadir” bagi orang-orang tertentu saja. Lalu, sering terjadi kontradiksi ketika pengkhotbah juga mengatakan bahwa “Yesus hadir untuk dunia ini dan seluruh manusia.” Lalu, dimana sesungguhnya kehadiran Yesus itu?

Yesus hadir di dalam Roh Kudus. Itulah jawabannya! Lalu, Roh Kudus itu dimana? Dan apa tandanya bahwa Roh Kudus itu ada di tengah-tengah manusia? Apakah harus dengan “bahasa Roh” seperti yang dipercaya oleh sebagian aliran Gereja?

Sangat jelas melalui Injil Lukas dipahami bahwa Yesus benar-benar hadir di dunia ini di dalam kuasa Roh Kudus. Bukan hanya untuk para pengikut-Nya, tetapi juga diantara orang-orang yang menolak dan bahkan mencaci-Nya. Ya, Yesus hadir kepada manusia tidak secara eksklusif, tetapi secara universal:

-   Tuhan Yesus hadir diantara orang-orang yang percaya, namun Tuhan Yesus juga hadir diantara orang-orang yang tidak percaya.

-   Tuhan Yesus hadir di tengah-tengah orang-orang yang beribadah, namun Tuhan Yesus juga hadir diantara orang-orang yang tidak beribadah atau malas beribadah.

-   Tuhan Yesus hadir di dalam doa, namun Tuhan Yesus juga hadir di luar dari doa.

-   Tuhan Yesus hadir di dalam berkat, namun Tuhan Yesus juga hadir di dalam pergumulan dan penderitaan serta kesusahan di dunia ini.

Pilihan ada pada manusia: Percaya atau tidak percaya? Memuji atau mencaci? Menerima atau menolak? Namun yang pasti Tuhan Yesus ada diantara kita saat ini dan sampai selama-lamanya.

Ini diibaratkan seperti udara yang tentu tidak dapat terlihat oleh manusia. Namun, orang mau percaya atau tidak dengan udara, udara tetap ada. Orang mau memuji manfaat udara atau malah sebaliknya, udara tetap ada. Orang mau menerima udara atau tidak, toh udara tetap menjadi unsur yang penting dalam hidup manusia. Udara tidak hanya ada ketika hujan, namun udara juga ada ketika panas matahari menyengat kulit manusia.

Oleh sebab itu, nikmatilah dan hiduplah bersama dengan Tuhan Yesus yang berada di tengah-tengah kehidupan kita saat ini!

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

2.YESUS PENGGENAPAN FIRMAN TUHAN

Beberapa hari belakangan ini banyak terjadi musibah dan kecelakaan yang termuat di berbagai berita di media. Berita viral terakhir adalah kecelakaan yang terjadi Kalimantan, ketika sebuah truk menabrak beberapa pengendara motor dan mobil yang menyebabkan dua puluh lima orang menjadi korban meninggal dunia dan beberapa mengalami luka-luka.

Banyak respon dari berbagai musibah dan kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini. Umumnya orang-orang merespon dengan rasa kasihan melalui ucapan di media sosial atau secara lisan atau secara spontan terucap dari dirinya.

Lalu, bagaimana selanjutnya yang dapat kita lakukan? Mungkin, orang-orang terdekat akan memberi penghiburan dan penguatan, terkhusus mendoakan keluarga mereka.

Namun, berhati-hatilah “mengobral” kata-kata penghiburan? Mengapa? Karena mengobral kata-kata penghiburan ada bahayanya. Apalagi, ketika “memaksa” untuk mengkait-kaitkan dengan Firman Tuhan yang tertulis di dalam Alkitab.

Yang lebih berbahaya adalah ketika terjadi suatu musibah, pergumulan, bencana ataupun kecelakaan, akan banyak muncul “nabi-nabi palsu yang bernubuat” dengan pemikirannya. Waw, seolah-olah Tuhan berbicara melalui dirinya dengan kata-kata menguatkan atau menggunakan ayat Alkitab sebagai senjatanya.

Semua orang tahu bahwa kata-kata penghiburan itu bersifat klise dan (maaf) murahan. Sebagai contoh: Ketika kita datang memberi penghiburan kepada orang yang berdukacita, maka kalimat yang sama akan diperdengarkan kepada orang yang berduka cita. Apakah itu keluar dengan tulus dari dalam hatinya? Siapa yang tahu!

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Lalu, apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh orang-orang yang berduka atau yang mengalami musibah? Pastinya, kita memiliki jawaban tersendiri. Karena, ketika kita yang berduka atau yang mengalami musibah, mungkin-mungkin kalimat penghiburan yang sampai kepada kita hanya akan menghabiskan waktu saja dan tidak membuat kita “otomatis” terhibur.

Tuhan Yesus memberikan teladan dan contoh yang benar ketika kita dirundung masalah, musibah atau kecelakaan. Apa yang dilakukan-Nya? Tuhan Yesus melakukan apa yang paling diperlukan, yaitu:

-             Bersedia untuk menyelami.

-             Bersedia untuk memahami.

-             Bersedia untuk turut merasakan penderitaan itu.

-             Bersedia untuk tidak menggurui seperti yang banyak dilakukan oleh orang-orang.

Itu juga kalimat dari Kitab Yesaya yang dibacakan oleh Tuhan Yesus di rumah ibadat yang tertulis di ayat 18-19, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Apa yang dilakukan Tuhan Yesus? “MENYAMPAIKAN KABAR BAIK!” Seperti apa kabar baik yang disampaikan oleh Tuhan Yesus? Dia tidak meninjau, tidak mengamati, tidak mempelajari dan tidak membahas penderitaan manusia. Melainkan, Ia TURUT MERASAKAN PENDERITAAN MANUSIA!!

Kabar baiknya, bukan mengubah dengan sekejab melalui perkataan, bukan membuat orang yang sakit langsung sembuh, bukan membuat orang yang miskin langsung kaya, bukan membuat orang yang mati jadi hidup lagi, bukan membuat orang yang menangis langsung tertawa terbahak-bahak!

Namun, yang Tuhan Yesus lakukan adalah: Ia turut merasakan lapar, lelah, takut, sedih, jengkel, kecewa, marah, nyeri, dibenci, dihina, ditolak, diiri, didengki, dikhianati, difitnah, ditinggalkan, dimusuhi, dan semua penderitaan yang dirasakan oleh manusia.

Roh yang ada di dalam Tuhan Yesus adalah Roh yang turut merasakan, bukan membuat pertunjukan sulap! Roh yang ada dalam Tuhan Yesus adalah Roh yang membebaskan karena penderitaan yang dialami oleh manusia, juga dialami dan dirasakan dengan sepenuhnya oleh TUHAN itu sendiri!

Inilah wujud dari belas kasihan TUHAN kepada manusia. Inilah babak baru di dalam Tahun Rahmat TUHAN. Firman digenapi di dalam diri Tuhan Yesus yaitu TUHAN sendiri turut menderita bersama dengan manusia. Kebebasan itu adalah merasakan sepenuhnya yang kita rasakan di dunia ini bersama dengan Tuhan Yesus.

Tuhan tidak lagi di atas, tetapi telah turun dan berinkarnasi menjadi seorang manusia bernama Yesus, orang Nazaret, yang sepenuhnya menyamakan diri dengan orang-orang di sekitar-Nya sehingga dengan demikian TUHAN dapat merasakan penderitaan manusia.

Belas kasihan TUHAN yang tertulis di dalam Firman TUHAN di Alkitab, bukan sekedar luapan emosional yang mengeluarkan kata-kata murahan, “Oh, kasihan!” Melainkan, melahirkan perbuatan dan tindakan nyata yang berbentuk ikut merasakan penderitaan manusia.

Jika umat manusia diibaratkan seperti seorang yang tenggelam di Sungai Musi, TUHAN bukan meneriakkan nasehat atau petunjuk untuk menyelamatkan diri. TUHAN bukan pula melemparkan pelampung atau tali penolong. Yang diperbuat TUHAN adalah langsung lompat turun ke air, berenang dan menggendong orang yang tenggelam itu. Itulah TUHAN di dalam diri Yesus Kristus.

Maka, genaplah Firman TUHAN pada hari ini di dalam belas kasihan dari Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus yang adalah penggenapan Firman TUHAN nyata dan menyatakan diri-Nya di dalam setiap kasih yang terpancar di dalam dunia ini. Karena TUHAN ada bersama-sama dengan kita. Amin.

 

Syalom..!!

Selamat hari Minggu bagi kita semua..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!!

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21