HIDUP KITA ADALAH PANGGILAN (YEREMIA 1 : 4 - 10)



TULISAN KHOTBAH MINGGU IV SETELAH EPHIPANIAS

HKBP Efrata Lorok Ressort Palembang

Minggu, 30 Januari 2022 

Evangelium : JEREMIA  1 : 4 – 10

Topik : “Dipanggil Untuk Mengasihi”

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.      PENDAHULUAN

Ada sebuah istilah yang disebut “SELF AWARENESS” atau “KESADARAN DIRI.” Artinya: Kesadaran akan kepribadian atau individualitas seseorang juga lingkungan dan gaya hidup. Lebih sederhana “Self Awareness” adalah kesadaran akan kehidupan dari dirinya sendiri.

Ada dua kunci untuk memiliki kesadaran diri:

1. Self Knowledge (Pengetahuan Diri)

a.  Saya tahu, orang lain tahu

b. Saya tahu, orang lain tidak tahu

c.  Saya tidak tahu, orang lain tahu

d. Saya tidak tahu, orang lain tidak tahu

 

2. Self Understanding (Pemahaman Diri)

a. Saya paham, orang lain paham

b. Saya paham, orang lain tidak paham

c. Saya tidak paham, orang lain paham

d.Saya tidak paham, orang lain tidak paham

Untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman diri secara maksimal, maka tentu dibutuhkan pembelajaran dan pengalaman! Artinya, hal tersebut tidak seinstan dengan memakan makanan instan! Sedangkan mie goreng instan juga perlu dimasak baru bisa dimakan!

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.    POINTER  KHOTBAH

Kesadaran diri inilah yang menjadi pengantar bagi kita untuk memahami panggilan nabi Yeremia di dalam pelayanannya. Dan ini juga menjadi point penting bagi kita untuk memahami dan meng-upgrade pemahaman akan diri kita sendiri di hadapan TUHAN.

Oleh sebab itu, kita akan melihat point penting dari teks ini:

1.     PENGAKUAN AKAN DIRI SENDIRI!

Sifat dari kehidupan yang paling sulit dilakukan adalah “bersikap jujur!” Mungkin diantara kita ada yang berkata:

-   “Saya selalu jujur,”

-   “Saya tidak pernah berbohong,”

-   “Kalau pun saya berbohong, itu karena keadaan terpaksa.”

Betul?

Namun, tanpa kita sadari, sangat sulit untuk bersikap jujur! Oleh sebab itu, masih sangat banyak orang yang selalu berbohong setiap hari, bahkan di sepanjang hari dan bahkan di sepanjang tahun! Sampai dia lupa apa sebenarnya arti dari KEJUJURAN!!

Realita sederhana: Kita sulit mengakui bahwa masih ada rasa benci dalam diri kita. Namun seolah-olah kita berkata bahwa kita pengikut Kristus yang selalu menaburkan KASIH di dalam hidup kita!

Lebih baik sekarang kita jujur dan berkata bahwa rasa benci masih ada, namun kita MERINDUKAN agar DIRI KITA BERSEDIA UNTUK MENGASIHI, melebihi KECENDERUNGAN untuk MEMBENCI!

Hati-hati dengan perkataan atau khotbah dari pengkhotbah yang selalu “MEWAJIBKAN” kita seperti “Manusia Dari Surga” yang “selalu mengharamkan” untuk marah, kesal, kecewa dan takut!!

Yeremia di dalam perkataannya pada ayat 6 menunjukkan sebuah kejujuran yang untuk saat ini sangat jarang kita dengar. Dia berkata, “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.

Banyak pengkhotbah dan jemaat yang mengartikan perkataan ini menjadi sebuah penolakan akan perintah TUHAN. Tetapi sesungguhnya, inilah kejujuran dari seorang hamba TUHAN bernama Yeremia.

Dia jujur mengakui dirinya yang tidak memiliki kemampuan apa-apa di hadapan TUHAN!!

Bukan sebaliknya, ketika ada kesempatan menjadi seorang pemimpin atau perwakilan dari suatu kelompok, seseorang tidak mengakui bahwa dia tidak mampu! Melainkan sering seseorang “dihipnotis” dengan perkataan bahwa “TUHAN akan memampukan,” tapi tidak terlebih dahulu mengakui apa adanya di hadapan TUHAN!

Jujur, siapa diantara kita yang tidak memiliki rasa takut?

Sebesar apapun iman kita, tidak akan mampu menghadapi sekecil apapun rasa takut itu!

Setiap hendak melakukan sesuatu, tentu kita langsung diperhadapkan dengan rasa takut dan khawatir, apakah kita mampu melakukan hal itu atau tidak! Sedangkan Tuhan Yesus sendiri pernah marah, sedih dan takut!

Inilah kemanusiaan kita!

Namun, karena kita mengakui kemanusiaan kitalah, maka TUHAN akan berfirman kepada kita! Firman TUHAN menjanjikan bahwa kita akan disertai TUHAN di dalam segala kekurangan kita!


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

2.     PENUHI PANGGILAN TUHAN!

Sering sekali kita mendengar kata “panggilan.” Dan inilah umumnya menjadi alasan utama seseorang untuk melayani.  Saya jadi mengingat teman saya yang pernah bercerita ketika dia mengikuti test wawancara untuk masuk ke STT HKBP:

-  Dosen: Apa alasanmu masuk ke STT?

-  Teman: Panggilan, Pak! Saya terpanggil masuk ke STT!

-  Dosen: Siapa yang memanggilmu? Apa yang dibilangnya samamu? Kek mana Dia manggil? Kek mana baju yang manggil kamu? Jam brp? Dimana? Dst..!!

-  Teman: &%^^%%&** (Diam seribu bahasa sambil garuk-garuk kepala!)

Panggilan sering sekali menjadi kabur di mata umum dan secara khusus di mata umat TUHAN, tidak terkecuali di mata orang-orang yang sudah melayani di Gereja!

Panggilan kepada Yeremia yang menjadi perikop khotbah ini pun sering kali menjadi alasan yang empuk untuk menjawab dan memberi kesimpulan atas panggilan itu!

Kita melihat apa sesungguhnya panggilan itu dan makna panggilan dalam hidup kita! Sehingga kita paham, bukan cuma Pendeta dan Sintua yang terpanggil, tetapi kita semua yang ada disini!

Panggilan apa yang datang kepada kita?

A.     Panggilan Menerima Pengampunan Dari TUHAN!

Ada sebuah lingkaran yang sering menjerat kehidupan manusia, yaitu sebuah lingkaran yang berisi PRETENSI dan KOMPENSASI:

a. Pretensi

-   Adalah sebuah sikap kepura-puraan!!

-   Contoh: Bersandiwara, Keinginan yang tidak berdasar, Membuat-buat alasan, Berdalih

 

b. Kompensasi

-   Adalah sebuah mekanisme pertahanan ego yang ditandai oleh perilaku yang mengimbangi ketidaknyataan!!

-   Contoh: Memaksakan apa keinginannya, Memaksakan diri lebih baik dari orang lain karena usaha kerasnya!

Hidup keagamaan adalah bidang yang empuk yang dapat menjerat manusia di dalam lingkaran pretensi dan kompensasi!! Akibatnya?

1. Manusia akan melemparkan beban kepada orang lain sehingga ia terlepas dari beban itu!

2. Manusia akan merasa dirinya lebih bersih dan suci daripada orang lain!

Agar hidup keagamaan kita terlepas dari lingkaran tersebut, maka kita butuh PENGAMPUNAN dari Tuhan Yesus!

Setelah Yeremia mengakui keberadaan dirinya, maka TUHAN memanggil dia untuk memberinya pengampunan. Itulah yang tertulis dalam ayat 9: “Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.

Pengampunan adalah membiarkan otoritas TUHAN ada di dalam diri seseorang sehingga dirinya MUTLAK dikendalikan dan dipimpin oleh TUHAN.

Inilah proses pengampunan dan pertobatan yang sesungguhnya!

Jadi:

-   Tidak ada orang yang patut berpretensi merasa diri lebih bersih dan suci!

-   Tidak ada orang yang patut berkompensasi dalam bentuk menghakimi atau menilai orang lain!

Kita terlebih dahulu terpanggil untuk menerima pengampunan atas dosa yang telah kita lakukan selama ini! Baik dosa yang kita sengaja ataupun yang tidak kita sengaja! Karena bibit dosa sesungguhnya sudah ada dari seorang bayi yang baru lahir!

Oleh sebab itu, penuhi panggilan pengampunan dosa daripada Tuhan kita Yesus Kristus, sehingga kita selalu lahir baru selama hidup kita!

 

B.     Panggilan Untuk Hidup Bermakna!!

Banyak dialog film yang berkata, “Untuk apa aku dilahirkan?” Bahkan ada sebuah film yang mengangkat kehidupan nyata dari seorang anak diffabel (Different Abillity) yang berjudul, “Ayah, Mengapa Aku Berbeda?”

Dari hal tersebut membuka kenyataan bahwa banyak manusia di dunia ini yang “mempertanyakan kehidupannya!

Sama seperti pendahuluan tadi, sangat penting bagi kita untuk meningkatkan pemahaman diri dan pengetahuan diri agar kita dimampukan untuk menyadari kehadiran kita di dunia ini!

Hidup ini bukanlah sebuah kebetulan! Hidup ini adalah bagian dari rancangan TUHAN. Dan perlu kita ketahui, bahwa “Kita Dilahirkan Agar Kita Memberi Makna Bagi Lingkungan Kita!

Bagaimana caranya agar hidup kita bermakna? Banyak teori yang menuliskan hal tersebut di buku-buku yang diperjual-belikan ataupun dari media-media yang memotivasi hidup kita!

Namun, makna sesungguhnya adalah bagaimana kita mengimani bahwa kita sudah terlebih dahulu diberkati sebelum kita terlahir di dunia ini!! Jadi:

-        Tidak ada hidup yang kebetulan!

-        Tidak ada hidup yang tidak disengaja!

-        Tidak ada hidup yang tidak disangka!

-        Hidup kita ada di dalam Rencana TUHAN!

-        Jangan rusak rencana TUHAN dalam hidup kita! Karena itu yang membuat kita merasa letih dan lesu dalam menjalani hidup!

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Hari ini, kita disini, bersama dengan apa yang kita miliki, bersama dengan orang-orang yang kita kasihi, bersama dengan keluarga kita, kita bersama dengan TUHAN!

Pola pikir yang pertama kali harus kita luruskan. Bagaimanapun orang  memandang kita, kita harus tetap berfikir konstruktif (membangun)! Ketika pola berfikir seperti itu mengakar dalam diri kita, maka kita akan realistis melihat kehidupan ini dan sesederhana apapun itu, kita akan memberi makna yang positif bagi sekitar kita, karena kita bersama dengan Tuhan Yesus. Amin.

Syalom..!!

Selamat hari Minggu bagi kita semua..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!!

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21