HIDUPILAH TERANG ITU DI DALAM TUHAN YESUS (2 KORINTUS 4 : 1 - 6)



TULISAN KHOTBAH MINGGU ESTOMIHI

Minggu, 14 Februari 2021

Evangelium :  2 KORINTUS 4 : 1 - 6

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.              PENDAHULUAN

Korintus adalah kota kuno yang pernah menjadi daerah administratif, yang terletak di kawasan tengah-selatan negara Yunani. Kota ini didirikan pada zaman Neolitikum sekitar tahun 6.000 sM. Pada tahun 146 sM, Korintus sempat dihancurkan oleh Lucio Mummio dari Romawi dan kembali didirikan pada tahun 44 sM oleh Gaius Julius Caesar.

Korintus kemudian dibangun menjadi sebuah kota besar yang sekaligus menjadi pusat perdagangan di Provinsi Akhaya yang penduduknya merupakan campuran dari orang-orang Romawi, Yunani dan Yahudi. Dengan kondisi kota yang sudah tergolong modern dan juga sudah menjadi pusat administrasi di daerah Yunani serta percampuran etnis dari masyarakat di daerah Korintus, melahirkan kemajemukan pada budaya dan juga keagamaan di daerah tersebut.

Di masa-masa itulah Roh Kudus yang bekerja di dalam diri Rasul Paulus mengutus hamba-Nya itu untuk memberitakan Injil di daerah Korintus. Pada tahun 51-52 M, Paulus datang sebagai pemberita Injil ke kota Korintus. Dia tinggal disana selama 18 bulan.

Untuk masuk ke dalam cara hidup penduduk di Korintus yang mayoritas adalah pedagang, Paulus hidup sebagai seorang penjual tenda. Paulus sempat mencoba untuk masuk ke dalam lingkungan Sinagoge, namun dia mendapatkan pertentangan dari orang-orang Yahudi Ortodoks yang tidak menerima pengajaran tentang Yesus Kristus.

Karena penolakan itu, Paulus kemudian mendirikan pos pekabaran Injil yang terletak di dekat Sinagoge itu. Selanjutnya, Paulus dikatakan berhasil mendirikan jemaat Kristen yang kuat, bersemangat dan berjumlah besar yang mayoritas beranggotakan masyarakat non-Yahudi. Setelah jemaat di Korintus terbentuk, Paulus melanjutkan perjalanan penginjilan ke Yerusalem dan Efesus.

Namun, setelah Paulus meninggalkan jemaat Korintus, dia mendengar kabar bahwa di dalam persekutuan jemaat di Korintus terjadi kekacauan jemaat yang diakibatkan oleh penafsiran yang salah tentang kehidupan sebagai pengikut Kristus, ditambah dengan beberapa pengajar sesat yang meragukan tentang Yesus Kristus dan bahkan menghujat Yesus Kristus.

Paulus kemudian mengirim beberapa pembantunya untuk menyelesaikan kekacauan itu (2 Kor.12:17-18), tetapi ia sendiri merasa perlu juga untuk datang sendiri ke Korintus (2 Kor.2:1-4). Persoalan di dalam persekutuan yang heterogen itulah yang menjadi dasar dan tujuan Paulus menulis suratnya ke jemaat Korintus.

Terkhusus surat yang menjadi khotbah untuk kita pada hari Minggu ini yang menekankan kembali tentang kualitas iman dari seorang pengikut Kristus. Kualitas iman itu haruslah didasari oleh pengakuan, kesaksian dan pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus Kristus.  

Untuk itu, marilah dengan pertolongan dari Roh Kudus kita secara seksama memahami pokok pikiran dan pengajaran yang terdapat pada surat 2 Korintus 4:1-6 ini. Dan selanjutnya akan menjadi sebuah pengakuan iman para pengikut Kristus serta berbuah di dalam kehidupan sehari-hari.

 


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.           POINTER  KHOTBAH

Saya akan membagi perikop ini dalam dua point utama yang dapat kita pahami dan relevansikan di dalam kehidupan kita sebagai para pengikut Kristus di dunia ini:

 

1.      Semua Oleh Karena Kemurahan TUHAN (Ay. 1-2)

Kita hidup pada hari ini semata-mata adalah karena kemurahan TUHAN. Apapun pekerjaan ataupun profesi kita saat ini, itulah yang terbaik untuk kita. Pekerjaan ataupun profesi itu bukan diukur daripada nilai materi yang tentu sangat relatif.

Seperti itu juga kehidupan yang kita jalani sekarang. Suka, duka, tangis, tawa, air mata dan sukacita adalah bahagian dari warna kehidupan ini. Apa yang menjadi alasan bagi kita untuk tidak mensyukuri perbuatan TUHAN kepada kita? Tentu tidak ada logika apapun yang menjadi alasan untuk bersungut-sungut atas hidup ini.

Pertanyaan yang sering menjadi pergumulan kita:

Apakah kesulitan yang saya hadapi saat ini

juga merupakan dari kemurahan TUHAN?

Sebelum pertanyaan itu terjawab, marilah kita sedikit mengetahui bagaimana sepak terjang Rasul Paulus dalam memberitakan Injil sebagai sebuah gambaran dari orang yang benar-benar telah menerima Yesus Kristus di dalam kehidupannya.

Paulus sebelumnya adalah seorang Farisi yang taat, tidak bercacat di dalam melaksanakan Hukum Taurat dan kuat di dalam pengajaran Keyahudian. Hal itulah yang sempat membuat dia sebagai penganiaya jemaat Kristen mula-mula. Terkhusus, di dalam kasus kematian martir dari seorang bernama Stefanus, Paulus tepat berada di tempat kejadian itu (Kis.7:58).

Namun semua itu berbalik setelah dia bertemu dengan Yesus secara pribadi (1 Kor.15:8 dan 1 Kor.9:1). Ya, seorang penganiaya jemaat telah menjadi seorang “pemelihara” jemaat dan bahkan siap menjadi “yang teraniaya” oleh karena Yesus Kristus.

Keputusan ini bukanlah muncul secara tiba-tiba. Sebelum Paulus mengenal Tuhan Yesus, dia sudah terlebih dahulu mengalami pertentangan batin di dalam dirinya. Itulah yang diakuinya di dalam pernyataan “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24) dan pengakuan “Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku” (Roma 7:21).

Di dalam ketaatan Paulus terhadap Allah, terdapat juga keinginan tubuh untuk tetap berada di dalam lingkaran dosa. Pemahaman Paulus sebelum menjadi Rasul adalah pemahaman yang masih dirantai oleh ketidakbebasan. Oleh sebab itu, Paulus menyatakan kemerdekaan di dalam Kristus yang tertulis dalam Galatia 5:1, “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita.”

Inilah kemurahan TUHAN yang dimaksudkan oleh Paulus!

Dia telah menerima Yesus di dalam imannya, menjalani tugas pemberitaan Injil tanpa beban apapun dan menerima karunia untuk hidup dan mati bersama dengan Kristus.

Bukan tanpa tantangan, bukan tanpa kesulitan dan bukan tanpa masalah Paulus menjalani kehidupannya sebagai pemberita Injil. Dia diusir dari Sinagoge, dia diusir dari Keyahudiaan, dia dipenjara, bahkan dia selalu di dalam ancaman pembunuhan ketika memberitakan kabar sukacita tentang Tuhan Yesus.

Apakah itu membuat Paulus tawar hati?

Paulus menjawab di dalam ayat 1 perikop ini, “Karena itu kami tidak tawar hati.” Dia kuat di dalam Yesus! Dia telah dimenangkan di dalam pertentangan batinnya selama ini. Dan jawaban serta solusi satu-satunya adalah hanya di dalam diri Tuhan Yesus Kristus.

Kembali kepada pertanyaan yang sering menjadi pergumulan kita:

Apakah kesulitan yang saya hadapi saat ini

juga merupakan dari kemurahan TUHAN?

Dengan apa kita menjawab hal itu selain dengan iman kita kepada Yesus Kristus!

Lihat kemurahan Tuhan Yesus yang memproses dan membentuk diri kita!

Simak pernyataan ini:

Tuhan Yesus akan menghancurkan rencanamu,

sebelum rencanamu menghancurkanmu!!

Pertentangan, kesulitan, masalah, tantangan dan bahkan penderitaan yang kita alami sesungguhnya adalah cara Tuhan Yesus untuk menyelamatkan kita dari kuasa iblis dan dunia ini! Dia menginginkan kita untuk tetap berpegang teguh kepadaNya sebagai Gunung Batu tempat perlindungan kita (Estomihi)!!

Renungkan kemurahan hati Tuhan yang tetap setia menjaga dan melindungi kehidupan kita! Arahkan pandangan kita kepada Tuhan Yesus yang terlebih dahulu mengorbankan diriNya di kayu salib untuk menunjukkan kemurahan hatiNya.

DiriNya saja dikorbankan untuk kita, apalagi permasalahan yang kita hadapi, tidak akan mustahil Tuhan Yesus akan menyelesaikannya.

Dengan setiap hal yang kita alami di dalam dunia ini, akan membawa kita kepada pengenalan yang benar tentang Kebenaran Firman dan Kuasa Tuhan Yesus dalam diri kita!  Sama seperti pahitnya obat yang sesungguhnya untuk menyembuhkan penyakit kita. Seperti itulah penderitaan yang kita alami untuk semakin mendekatkan diri kita kepada Tuhan Yesus dan semakin mengenal bahwa itu adalah cara agar kita semakin mengenal bahwa Tuhan Yesus berkuasa atas kehidupan kita.

 


2.      Imani Yesus Dan Terima Keselamatan DariNya (Ay.3-6)

Sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat Indonesia pada akhir-akhir ini terlihat jelas di masa Pandemi Covid-19. Pada awal kemunculan dari Virus Covid-19, semua orang di dunia ini begitu histeris agar virus itu sesegera mungkin dapat diatasi.

Banyak orang yang berdoa kepada TUHAN, banyak ilmuwan yang berusaha menemukan vaksin dari virus itu dan banyak cara dilakukan pemerintah berbagai negara untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Penantian, usaha, kerja keras dan pengorbanan sudah mencapai sebuah titik terang dengan ditemukannya vaksin untuk mencegah penyebaran virus itu, termasuk di negara kita Indonesia.

Tetapi apa yang terjadi?

Banyak orang yang menolak pemberian dan penyuntikan vaksin dengan berbagai isu yang berkembang!!

Ini fenomena dan ini yang menjadi gambaran umum manusia di dunia ini!

Berusaha + Berdoa => Mendapat solusi, tetapi dikali NOL BESAR karena tidak menghidupi hasil itu!

Ini juga sering terjadi di dalam kehidupan kerohanian seorang pengikut Kristus! Banyak keragu-raguan yang terjadi di dalam perjalanan iman seseorang. Dan tidak main-main, bahkan orang yang sudah berpuluh tahun menjadi Kristen dapat meragukan kebenaran dan kehadiran Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia ini!

TUHAN yang sudah dinubuatkan oleh para nabi sebelumnya telah nyata di dalam diri Yesus Kristus! Yesus Kristus telah hadir di dalam diri seseorang melalui Roh Kudus yang selalu menyertainya. Tetapi, masih ada saja orang yang meragukan kebenaran itu dan menggunakan rasio berfikir manusia yang sangat terbatas untuk membuat teori tentang hal itu!

Sangat disayangkan, manusia saat ini banyak yang tidak menyadari akan “evolusi” dari dewa-dewa dan ilah-ilah dunia menjadi sebuah pengetahuan dan teknologi modern yang berkembang saat ini. Ritual penyembahan ilah-ilah dunia di masa lampau berubah wujud dengan manusia yang candu akan teknologi dan perkembangan zaman yang membuat dia meninggalkan nilai-nilai keagamaan yang dianutnya.

Banyak manusia yang dibutakan oleh “gelapnya” dunia yang seolah-olah diterangkan oleh teknologi yang berkembang sekarang.

Berhati-hatilah dengan tipu daya iblis! Ingatlah Firman Tuhan yang tertulis di dalam 1 Korintus 11:14, “Hal itu tidak usah mengherankan, sebab iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang.” Iblis bahkan dapat hadir di dalam kehidupan berjemaat.

Manipulasi yang dilakukan oleh iblis dapat membuat manusia salah melihat “terang” yang ada di hadapannya! Iblis memberi manusia kemudahan agar manusia meninggalkan Yesus.

Pengetahuan yang benar ketika kita benar-benar mengimani dan menghidupi bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya TUHAN yang harus disembah dan hanya di dalam Dialah terdapat keselamatan itu. Jangan gantikan posisi Tuhan Yesus di dalam hidupmu dengan ilah-ilah yang lain!

Dan sama seperti Tuhan Yesus yang sudah melaksanakan tugas sebagai seorang Hamba yang setia dan tidak melalaikan tugasNya untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, seperti itulah diri kita yang tetap hidup di dalam “pola hidup Kristosentris.”

Jadilah pengikut Yesus Kristus yang Sejati! (The True Follower Of Jesus Christ!)

Hidup di dalam kerendahan hati, hidup yang penuh dengan kasih, hidup yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yesus dan hidup yang menjadi kesaksian bahwa Yesus Kristus tinggal di dalam diri kita!

Inilah kekuatan kita di tengah kelemahan yang ada! Inilah pengharapan kita di tengah kesusahan yang ada! Hidup di dalam Tuhan Yesus dan terima keselamatan daripadaNya! Amin.

Syalom..!!

Selamat hari Minggu untuk kita semua..!!

Tuhan Yesus memberkati..!!


Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

  1. Terimakasih firman dan makanan rohaninya amang
    Salam sehat dan selamat hari minggu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21