YOHANES 1 : 43 - 51


TULISAN KHOTBAH MINGGU II SETELAH EPIPHANIAS

Minggu, 17 Januari 2021

Evangelium :  YOHANNES 1 : 43 – 51

Topik            :  Tuhan Mengenal Engkau

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.             LATAR  BELAKANG

Kitab Injil Yohanes ditulis kira-kira pada tahun 100 M, yaitu 70 tahun setelah Yesus sebagai Manusia tidak ada di dunia ini. Injil ini dituliskan oleh seorang penatua dari jemaat Efesus yang bernama Yohanes yang juga adalah pengagum dan pengikut dari pola pikir dari Yohanes murid Yesus.

Teks khotbah pada hari Minggu ini tergolong dalam sebuah cerita pengantar untuk membuka pola keimanan dari seorang pengikut Kristus. Cukup singkat cerita sekilas tentang bagaimana Filipus dan Natanael menjadi pengikut Kristus.

Hal ini menjelaskan bahwa kuasa Yesus melalui Roh Kudus yang bekerja atas diri manusia mengatasi segala waktu yang menjadi sebuah teori dunia untuk menjelaskan bagaimana diri Yesus dan kuasaNya atas dunia ini. Baiklah kita secara perlahan memahami teks ini di dalam keimanan dari seorang pengikut Yesus Kristus.

 

II.          POINTER  KHOTBAH


1.             Ikut Tuhan Yesus !! (Ayat 43-46)

Khotbah pada hari Minggu ini dimulai dari ayat 43 dan dibuka dengan sebuah keterangan waktu, yaitu “Pada keesokan harinya....” Hal ini memberikan pengertian kepada kita bahwa Tuhan Yesus tetap datang membawa kabar sukacita kepada dunia tanpa dibatasi oleh waktu dan secara berkesinambungan.

Kata “keesokan harinya” (KJV: The following day) menunjukkan bahwa dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya Tuhan Yesus akan datang untuk melawat manusia demi tujuan penyelamatan dan penebusan akan dosa manusia. Tuhan Yesus datang bukan membawa harta duniawi atau kepuasan akan keinginan manusia. Tetapi, lebih daripada itu, Dia menawarkan keselamatan yang kekal untuk manusia.

Pada saat itu Tuhan Yesus berangkat ke Galilea dan bertemu dengan Filipus, lalu Dia berkata, “Ikutlah Aku!” Sebuah ajakan yang tentu akan membuat siapapun orang yang mendengar ajakan tersebut akan bertanya-tanya tentang:

-         Apa tujuan mengikut Dia?

-         Siapa Yesus sehingga harus mengikut Dia?

-         Apa yang didapatkan dari mengikut Yesus?

-         Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lain.

Ketika pertanyaan-pertanyaan itu muncul, merupakan sebuah hal yang lumrah dan manusiawi. Namun, Tuhan Yesus datang untuk “membuka pola pikir sorgawi” kepada siapa orang yang diajak untuk mengikut Dia. Tuhan Yesus datang tidak seperti “salesman” yang datang memberi tawaran atau promosi kepada yang dikunjunginya terlebih dahulu. Namun Tuhan Yesus terlebih dahulu mengajak dan di dalam “keikutsertaan” itulah akan diketahui tujuan dari mengikut Tuhan Yesus.

Memang tidak tertulis di dalam teks ini tentang pertanyaan ataupun jawaban dari Filipus sebagai respon untuk ajakan dari Tuhan Yesus. Namun, secara tidak langsung, cerita ini akan membawa kita kepada “persetujuan” Filipus untuk mengikut Yesus.

Hal ini ditunjukkan dengan “kesaksian” Filipus kepada Natanael dengan perkataannya, “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para Nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Roh Kudus yang memberi pengertian kepada Filipus tentang siapa diri Yesus yang sebenarnya.

Inilah kehidupan yang menjadi hidup dari gereja yang sesungguhnya. Keikutsertaan kita yaitu gereja untuk mengikut Tuhan Yesus tentu memerlukan logika berfikir yang rasional. Namun, pola fikir yang rasional itu akan disempurnakan melalui pengajaran Roh Kudus. Itu sebabnya, sampai pada hari ini kita masih merasakan penyertaan dan juga pengertian dari Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita.

Tuhan Yesus mengajak kita untuk mengikut Dia dimulai dengan Tuhan Yesus sendiri yang datang kepada kita. Dia tidak menuntut persyaratan atau kriteria tertentu kepada kita seperti ketika seseorang mengajukan lamaran pekerjaan yang tentu harus memenuhi beberapa persyaratan. Namun, Tuhan Yesus hanya meminta ketulusan dan kesungguhan hati kita.

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Muncul pertanyaan dari Natanael kepada Filipus, pertanyaan yang sangat rasional. Dia bertanya kepada Filipus di ayat 46, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Pertanyaan ini tentu saja muncul berangkat konteks kehidupan pada saat itu. Nazaret yang merupakan sebuah wilayah yang kecil yang tidak pernah terdengar hal yang istimewa dari tempat itu. Atau bahkan belum pernah “diperdengarkan” sebelumnya bahwa Nazaret akan melahirkan sosok yang istimewa.

Selain daripada tempat, secara tidak langsung juga Natanael mempertanyakan tentang sosok Yesus:

-         Siapa Dia?

-         Berasal dari keturunan siapa Dia?

-         Atau apa posisi dari Yesus pada saat itu?

Selain daripada itu, dibalik pertanyaan dari Natanael terdapat sebuah pengharapan akan sebuah keselamatan. Pemikiran rasional diperhadapkan dengan hal sorgawi yang menghasilkan sebuah pergumulan dan pengharapan. Sebuah hal yang baik yang menjadi pertanyaan dari Natanael berangkat dari sebuah kenyataan hidup, yang pada saat itu orang Israel sedang berada di bawah kekuasaan Romawi.

Tentu kehidupan mereka pada saat itu penuh dengan penderitaan, kelaparan, ketidak-merdekaan dan ketidak-bebasan. Sebuah pergumulan dari Natanael yang juga merindukan keselamatan dan juga pembebasan atas hidup yang tidak merdeka pada saat itu.

Inilah kenyataan hidup sebagai pengikut Kristus. Mengikut Kristus bukan seketika itu juga langsung berada di surga (ket: secara tempat). Mengikut Kristus selagi dia masih hidup di dunia ini, dia juga masih merasakan kehidupan di dalam dunia yang penuh dengan kesulitan dan juga tantangan.

Seperti kenyataan yang terjadi pada negara kita dalam satu Minggu ini. Kita masih bergumul bersama di dalam pandemi Covid-19. Tidak cukup dengan itu:

-         Pada hari Sabtu, tanggal 09 Januari 2021 terjadi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang menewaskan puluhan orang penumpang dan juga awak pesawat

-         Pada hari Kamis, tanggal 14 Januari 2021 terjadi Gempa Bumi di tujuh tempat berbeda, yaitu:

a.       Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah

b.      Morowali Utara, Sulawesi Tengah

c.      Majene, Sulawesi Barat

d.      Luwu Timur, Sulawesi Selatan

e.      Tobelo, Maluku Utara

f.       Kebumen, Jawa Tengah

g.      Ruteng, NTT

Gempa tersebut menewaskan puluhan orang (berita sampai pada hari Jumat, 15 Januari 2021 pukul 19.00 WIB).

Ini kenyataan! Dari peristiwa gempa tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa ada pengikut Kristus juga yang menjadi korban dari peristiwa tersebut.

Namun, inilah yang harus kita hidupi di dalam sebuah pengharapan dan pergumulan kita. Mengikut Kristus bukanlah sesuatu untuk mengumpulkan harta duniawi dan juga kepuasan pribadi. Mengikut Kristus adalah sebuah jaminan keselamatan sorgawi yang telah disediakan oleh Tuhan Yesus kepada para pengikutNya.

Tuhan Yesus telah mempersiapkan sukacita dan damai sejahtera yang begitu besar atas kesetiaan, kesungguhan dan ketulusan hati kita. Hal ini haruslah menjadi sebuah kesaksian di dalam diri kita bahwa “hidup atau mati ada bersama-sama dengan Tuhan Yesus, maka sukacita sorgawi akan mengganti setiap pergumulan yang harus kita hadapi di dunia ini.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

 

2.      Tuhan Yesus Mengenal Engkau! (Ayat 47-51)

Kehidupan menjadi pengikut Kristus adalah sebuah “panggilan.” Tuhan Yesus memanggil saya dan saudara-saudari sekalian. Kita menjadi seorang pengikut Kristus bukan karena kepandaian, keahlian, kebaikan ataupun prestasi.

Kita menjadi pengikut Kristus, murni karena Tuhan Yesus sendiri yang datang dan memanggil kita menjadi pengikutNya. Bukan hanya menjadi pengikutNya, kita sudah dijadikan anak-anak pewaris kerajaan surga.

Yang menjadi pertanyaan kepada kita para pengikut Kristus yang tentu sudah bertahun-tahun menjadi pengikut Kristus:

Apakah buah yang telah kita dapatkan setelah kita menjadi pengikut Kristus?

Sebelum pertanyaan itu kita jawab secara pribadi kita masing-masing, kita melihat “buah” yang ada di dalam diri Filipus melalui perkataannya di ayat 47a, “Mari dan lihatlah!” Filipus bukan hanya “ikut-ikutan,” tetapi dia juga sudah memberi kesaksian dan menjadi pemberita tentang Tuhan Yesus.

Ajakan dari kata “Mari dan lihatlah!” memberi sebuah pengertian bahwa kata-kata yang akan diucapkan oleh Filipus untuk “mendeskripsikan” tentang Tuhan Yesus tidaklah cukup kalau seseorang tersebut tidak datang dan melihat sendiri bagaimana Tuhan Yesus menunjukkan siapa diriNya dan seperti apa kuasaNya.

Sekali lagi, Roh Kudus bekerja atas diri Natanael untuk membawa lagi seseorang untuk menjadi pengikut Kristus. Kehidupan Filipus telah berbuah setelah mengikut Yesus.

Dan yang sangat menarik, Tuhan Yesus tidak memperkenalkan diriNya secara harafiah kepada Natanael, namun justru “Tuhan Yesus menunjukkan bahwa diriNya sudah mengenal siapa itu Natanael!” Tuhan Yesus berkata di dalam ayat 47b, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!

Ini sangat luar biasa! Tuhan Yesus tidak mengatakan tentang diriNya, tetapi Dia mengatakan tentang siapa diri dari orang yang “mempertanyakan tentang siapa Dia?

Dia sudah mengenal ketulusan dari seorang Natanael!

Seperti itulah Tuhan Yesus yang sudah terlebih dahulu mengenal siapa diri kita!

Oleh karena itu, kita tidak perlu khawatir tentang apa yang menjadi pergumulan, ketakutan dan kebutuhan di dalam hidup kita! Tuhan Yesus tahu tentang kita! Tuhan Yesus tahu pergumulan kita! Tuhan Yesus tahu dengan tangisan kita! Tuhan Yesus tahu apa yang perlu di dalam diri kita!

Kita akan terheran sama seperti Natanael yang terheran tentang pengetahuannya tentang dirinya dan diri kita! Dan Tuhan Yesus akan menunjukkan sesuatu yang luar biasa di dalam kehidupan kita!

Kepemimpinan Tuhan Yesus akan kehidupan kita membukakan sebuah jalan yang sangat luar biasa. Kita diajak untuk terus maju sampai kepada garis akhir. Tuhan Yesus juga sudah tahu seperti apa kita melangkah dan Dia akan setia bersama dengan kita.

Selagi kita memiliki Tuhan Yesus, maka kita akan memiliki segala yang perlu dalam diri kita. Segala keraguan adalah alat iblis untuk menjauhkan kita dariNya

 

III.      PENUTUP

Kehidupan kita ibarat sebuah “buku.” Tuhan Yesus telah memberi “judul” untuk buku itu dan buku itu adalah diri kita sendiri. Untuk mengetahui bagaimana “dinamika” kehidupan kita bersama dengan Tuhan Yesus, baiklah kita secara perlahan dan seksama membuka lembaran demi lembaran dari buku itu dan kita akan menyaksikan sebuah kesimpulan akan kuasa Tuhan Yesus yang begitu besar atas kehidupan kita.

Jangan pernah tutup buku itu sebelum kamu habis untuk membacanya. Ingat bahwa Tuhan Yesus sudah memanggil kita. Jikalau saat ini di dalam setiap pergumulan, kita berdoa dan belum dikabulkan, maka sesungguhnya kita masih dalam perlindungan Tuhan Yesus. Dan jikalau kita sudah menerima jawaban atas doa kita, maka itu semata-mata adalah kasih dari Tuhan Yesus kepada kita.

Tuhan Yesus mengenal kita dan apa yang kita butuhkan. Jadilah pengikut Yesus yang setia dan bersaksilah atas kuasa Tuhan Yesus yang begitu besar dalam dirimu kepada semua orang. Amin.

 

Syalom..!!

Selamat hari Minggu untuk kita semua..!!

Tuhan Yesus memberkati..!!

 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21