LUKAS 4:31-37



TULISAN KHOTBAH MINGGU SEPTUAGESIMA

Minggu, 31 Januari 2021

Evangelium    :  LUKAS 4 : 31 - 37

Topik               :  Perkataan Tuhan Yesus Yang Penuh Kuasa

                             (Gok Huaso Do Hata Ni Tuhan Jesus)

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.             LATAR  BELAKANG

Pelayanan Tuhan Yesus di dunia ini menjadi sebuah ciri perjuangan melawan kuasa-kuasa jahat dan kemenangan melawan kuasa jahat itu. Kuasa jahat digambarkan dengan perwujudan iblis (menjadi suatu oknum). Jikalau di dalam Injil Lukas, iblis berkata/memberi ucapan, itu merupakan “personifikasi” kuasa jahat yang hadir di tengah dunia ini.

Inilah pergumulan rohani yang “disingkapkan” oleh pemberitaan di dalam Injil, terkhusus ketika Yesus sendiri yang langsung berhadapan dengan kuasa jahat itu. Semua diarahkan untuk kemenangan dan juga keselamatan universal manusia.

Pada inti pemberitaan khotbah pada hari Minggu ini, diarahkan kepada para pendengar (pembaca) untuk memperhatikan satu titik fokus yang mengarah kepada sosok Yesus yang berkuasa. Secara teologi, ini membawa kita kepada sosok “Yesus dalam iman,” meskipun hal ini “dibungkus” dengan peristiwa yang dituliskan sebagai sebuah perjalanan cerita pelayanan Tuhan Yesus.

Perjalanan Tuhan Yesus tidak hanya secara historis, namun “Yesus dalam iman” juga turut serta di dalam pergumulan rohani setiap pengikutNya. Pemahaman yang relevan adalah Tuhan Yesus juga hidup dan berhubungan dengan manusia setiap zaman dan dimana saja.

Tuhan Yesus terlibat dan melibatkan diriNya dalam kehidupan manusia. Kita bertemu dan bergumul di dalam diri Yesus yang ada di dalam iman, dan menghasilkan kesaksian atas kuasa Tuhan Yesus yang memenangkan segala perkara di dalam dunia ini.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.          POINTER  KHOTBAH

Untuk memahami perikop di dalam Lukas 4:31-37, saya akan membagi di dalam dua pointer besar, yaitu:

 

1.      Firman Ada Di Dalam Diri Tuhan Yesus (Ayat 31-32)

Perikop ini dimulai dengan perkataan di ayat 31, “kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.” Yesus hijrah (keluar) dari Nazaret ke Kapernaum yang kira-kira 650 m lebih rendah letaknya, di pinggir barat laut Danau Genezaret. Sebuah kota kecil yang ramai penduduk, yang disana juga terdapat tangsi tentara laskar Romawi.

Penduduk di daerah itu bercampur-baur, dimana orang-orang Yahudi berhubungan dengan orang Yunani dan juga Romawi. Kapernaum dipandang sebagai pusat yang penting dari daerah itu, yang dari dahulu disebutkan “Galilea (lingkungan) orang-orang Kafir.” Tuhan Yesus hadir disini.

Tentu bukan menjadi sebuah pertanyaan mengapa Yesus pada akhirnya hadir di tempat yang disebutkan dengan “lingkungan orang-orang Kafir,” ini adalah murni perjalanan pemberitaan Injil yang sudah “direncanakan Bapa” sebelumnya. Namun, patutlah kita mengetahui bahwa sebelum Yesus hadir di Kapernaum, Dia terlebih dahulu hadir di Nazaret dan ditolak disana. Nazaret yang adalah tempat Ia dibesarkan (Lukas 4:16).

Hal ini menjadi sebuah gambaran kehidupan kerohanian yang masih saja “salah memahami” tentang bagaimana “ber-Tuhan.” Penolakan orang Nazaret terhadap Tuhan Yesus dilandaskan atas “penglihatan” dari latar belakang Yesus yang adalah anak Yusuf, seorang tukang kayu. Penolakan itu masih saja terjadi pada saat ini, ketika para pengikut Kristus masih mempertimbangkan sosok Yesus sebagai Tuhan dengan “pertimbangan rasio fikiran.”

Tuhan Yesus hadir di tengah orang yang kesulitan, kesusahan dan menderita. Yesus sebagai Tuhan harus hadir untuk membawa pengajaran yang benar tentang Kerajaan Surga yang dibawaNya. Namun, orang yang tidak menerima dengan Roh, maka dia juga akan menolak Roh itu di dalam dirinya.

Dan selanjutnya, Tuhan Yesus hadir di Kapernaum, yang sangat membutuhkan kehadiran Tuhan Yesus. Mereka membutuhkan kebenaran dan kuasa Firman. Jelas, Tuhan Yesus “menghadirkan kuasaNya” di tengah peribadatan mereka. Dia memperlihatkan eksistensi Bapa yang ada di dalam diriNya.

Mereka takjub dengan perkataan Tuhan Yesus, sama seperti manusia zaman ini yang takjub dengan khotbah yang memotivasi, menghibur dan memberi semangat. Ya, mereka dan manusia saat ini melihat “tontonan” itu sebagai sebuah pertunjukan yang pada akhirnya memberi sebuah “apresiasi” baik dalam pujian ataupun tepuk tangan.

Namun sesungguhnya, Tuhan Yesus bukan mau mempertontonkan “kebolehanNya” di dalam mengajari. Tuhan Yesus mau menyatakan bahwa Firman Tuhan yang sering diperdengarkan di dalam ibadah-ibadah sudah nyata “berdiri” di hadapan mereka. Ya, Firman itu adalah diri Yesus Kristus.

Jika para Nabi terdahulu dan para pengkhotbah hari ini memulai pemberitaan Firman Tuhan dengan perkataan “dengarlah Firman TUHAN” atau “demikianlah Firman TUHAN” atau “demi nama TUHAN.” Yesus sendiri menyatakan Firman TUHAN itu berkuasa atas diriNya dan Dialah Firman TUHAN itu.

Nama yang penuh kuasa dan Firman yang diperdengarkan itu ada di dalam diri Tuhan Yesus. Dia nyatakan hal itu di dalam ibadah saat itu dan hari ini juga Yesus hadir di tengah-tengah kita sebagai perwujudan dari TUHAN sang Pencipta dan yang berkuasa atas segalanya.

 

2.      Kuasa Jahat Takluk Kepada Tuhan Yesus (Ayat 33-37)

Dari zaman kuno sampai pada zaman modern saat ini, masih dipercayai bahwa orang yang dianggap kerasukan adalah orang yang dikuasai oleh kuasa-kuasa roh jahat. Roh jahat itu hadir ketika manusia memberi dirinya untuk dikuasai dan bahwa memanggil roh jahat itu untuk bersekutu di dalam dirinya.

Ada sebuah sejarah kuno yang diberitakan oleh Flavius Yosefus bahwa “pengusiran setan” pada masyarakat Yahudi dihubungkan dengan sosok raja Salomo. Allah memberi Salomo kuasa dan juga pengetahuan untuk menghalau roh-roh jahat. Salomo dianggap juga sebagai pencipta sejumlah jampi-jampi penangkal dan itu masih dipakai pada saat itu.

Cara yang turun temurun itu dilakukan dengan melekatkan cincin mohor pada hidung orang yang kerasukan; di bawah permatanya ada akar semacam tumbuh-tumbuhan yang setelah orang kerasukan itu menciumnya, maka roha jahat itu akan meninggalkan tubuh orang yang kerasukan itu.

Namun Yesus yang juga adalah keturunan Yahudi tidak menggunakan itu. Yesus hadir dengan kuasa Roh Tuhan yang berkuasa. Kuasa itu diakui oleh roh jahat yang masuk ke dalam tubuh seseorang yang kerasukan di dalam ibadat pada hari sabat saat itu.

Muncul pertanyaan, mengapa ada roh jahat yang “tidak takut” dengan peribadahan yang dilakukan pada saat itu? Ini sebuah gambaran dan juga memberi pengertian kepada manusia bahwa roh jahat bukan takut kepada ibadah, bahwa roh jahat mengakui juga percaya dengan kuasa TUHAN.

Ini sebuah teguran keras kepada para pengikut Kristus yang “hanya percaya” kepada Tuhan Yesus, tidak memiliki “kelebihan” apapun dibandingkan roh jahat. Hanya percaya, roh jahat juga percaya! Bahkan roh jahat mengakui kekudusan dari Yesus yang berasal dari Bapa.

Tuhan Yesus adalah yang berkuasa dan segala yang ada di langit dan di bumi mengakui kuasaNya. Kemudian Tuhan Yesus menghardik roh jahat itu dan dia pergi meninggalkan tubuh manusia yang dirasukinya. Ada perbuatan yang dilakukan Tuhan Yesus, yaitu “menghardik” atau “mengusir” atau “memberi perintah untuk pergi.”

Ini sebuah point penting bagi para pengikut Kristus. Beri Tuhan Yesus yang ada di dalam iman kita keleluasaan untuk menghardik segala kuasa roh jahat. Beri Tuhan Yesus tempat untuk merajai kehidupan kita, sehingga hanya Dia satu-satunya yang tinggal di dalam hati dan fikiran kita.

Kita akan dimenangkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus akan mengusir segala roh jahat yang mencoba untuk merasuki dan memanipulasi segala keinginan kita. Kuncinya: tidak hanya percaya, tapi beri Tuhan Yesus keleluasaan untuk merajai kehidupan kita.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

III.      KESIMPULAN

Seberapa pun beratnya kehidupan yang kita jalani pada saat ini, kita harus tetap menggumuli itu di dalam hubungan kita dengan Tuhan Yesus. Nama dan kuasa Yesus berkuasa atas segala yang ada di bumi dan di surga.

Keselamatan itu mutlak ada pada diri Yesus Kristus. Kita tidak boleh hanya percaya, namun harus memberi diri untuk mengikuti apa yang diperintahkanNya. Bukan menjadi pasif, namun haruslah pro-aktif sebagai pelaku Firman. Biarlah Tuhan Yesus yang mengarahkan dan merajai kehidupan kita. Maka kuasa roh jahat akan pergi meninggalkan kita. Amin.

Syalom..!!

Selamat hari Minggu untuk kita semua..!! 

Tuhan Yesus Memberkati..!!


Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21