HIDUP DALAM KUASA TUHAN YESUS (KISAH PARA RASUL 9 : 36 - 43 )



TULISAN KHOTBAH  MINGGU JUBILATE  

“Bersorak-sorailah Bagi Allah Hai Seluruh Bumi” (Maz 66:1)

HKBP Sukarami Ressort Alang-Alang Lebar

Minggu, 08 Mei 2022

 

Evangelium : KISAH PARA RASUL  9 : 36 – 43

Topik : Kuasa TUHAN Yang Menghidupkan

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.      PENDAHULUAN

 

Orang yang sedang menghadapi kematian biasanya diliputi semacam perasaan kehilangan. Ia merasa kehilangan hubungan yang sudah terjalin selama ini.

 

Umumnya, pada orang-orang yang berusia lanjut, perasaan kehilangan ini sudah berlangsung selama beberapa tahun. Dan inilah perasaan yang alamiah, yang akan dirasakan oleh semua orang.

 

Yang paling menyedihkan di dalam hidup kita adalah kehilangan orang-orang dekat. Berbagai macam perasaan kehilangan menimbulkan perasaan bahwa hidup kita sudah hampir tamat.

 

Itulah yang dirasakan oleh orang-orang yang hidup sebagai jemaat di Gereja mula-mula, yaitu orang-orang yang hidup dekat dengan seorang perempuan yang bernama Tabita atau Dorkas. Mereka merasakan perasaan kehilangan yang begitu hebat ketika, Tabita meninggal dunia.

 

Ini menjadi sebuah bentuk KESAKSIAN dari pada orang-orang terdekat Tabita atau Dorkas tentang bagaimana perilaku dari Tabita atau Dorkas selama dia hidup.

 

Dengan kata lain, Tabita membuat “hidupnya bersambung” melalui perbuatan yang dia lakukan selama ini!

 

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.    POINTER KHOTBAH

 

Marilah kita melihat tiga point berharga yang akan disampaikan melalui khotbah pada Minggu ini:

 

1.     HIDUP DALAM KUASA TUHAN: HIDUP YANG BERBAGI !!

 

Ada sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa

Rasa Khawatir Tidak Selalu Buruk!!”

 

Rasa khawatir juga bisa berguna, tergantung bagaimana cara kita mengelolanya. Misalnya:

-   Kita khawatir rumah kita kemalingan!

a.      Oleh sebab itu, beberapa kali kita memeriksa pintu beberapa kali. Sesudah itu, kita tidur nyenyak sepanjang malam.

b.     Sebaliknya, rasa khawatir mengakibatkan kita gelisah pada malam itu. Sepanjang malam kita diliputi rasa khawatir sehingga tidak bisa tidur sama sekali.

 

Rasa khawatir ada pada tiap orang:

Ada yang tampak mencolok, ada yang pandai menyembunyikannya!!

 

Namun, dibalik semua itu ada sebuah TINDAK LANJUT KONSTRUKTIF dari rasa khawatir!!

 

Apa itu??

 

MEMBERI

 

Memberi adalah buah iman dari hidup kita sebagai pengikut Kristus!!

 

 “Hidup yang saling memberi” adalah ciri khas dari jemaat Kristen mula-mula. Karakter dan gaya hidup memberi adalah buah iman dari jemaat mula-mula yang mengikuti teladan dari Tuhan Yesus.

 

Hidup jemaat mula-mula yang suka memberi, bukan karena mereka memiliki MATERI YANG BERLEBIH atau MEREKA KAYA SECARA MATERI. Namun, mereka memiliki KEKAYAAN yang tidak bisa dihitung secara materiil, yaitu.....

 

KEKAYAAN HATI!!

 

Kebangkitan Tuhan Yesus, yang dihidupi oleh jemaat mula-mula sangat terlihat dari hidup mereka yang suka memberi. Dan secara jelas ditunjukkan oleh Tabita/Dorkas.

 

Teladan “memberi” yang dihidupi oleh Tabita / Dorkas telah memberi hidup yang baru bagi orang-orang di sekitarnya. Tabita/Dorkas yang menjadi pemimpin jemaat pada saat itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah (ay.36).

 

Patut kita ketahui, jemaat Kristen pada saat itu tidak hidup di dalam “kasta kelas atas.” Namun, mereka masih hidup di dalam “ketakutan” dan “kekhawatiran” karena Kristen saat itu masih dianggap aliran baru yang menjadi ancaman bagi agama-agama yang ada pada saat itu.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Di Minggu Paskah ini, tepatnya di Minggu Jubilate kita diarahkan untuk “Bersorak-sorai Bagi Allah.” Mengapa? Karena Pemberian dari Tuhan Yesus melalui pengorbananNya di kayu salib memberi buah yaitu KEHIDUPAN yang baru bagi orang-orang yang percaya.

 

Secara pribadi, ketika saya mempersiapkan khotbah ini melalui Firman Tuhan yang telah kita baca bersama, saya merenung dan saya merasakan SUKACITA yang begitu luar biasa. Saya akan membagikan SUKACITA ini kepada saudara-saudari sekalian:

1.Ini bukan tahun yang pertama kita menggumuli IMB Gereja kita. Tapi saya bersukacita hari ini. Mengapa?

a.      Ini juga yang dialami oleh jemaat mula-mula, tepat seperti Firman Tuhan pada hari ini.

b.     Gereja HKBP Sukarami telah memberi atau lebih tepatnya mempersembahkan anak dari jemaat dari Gereja ini menjadi hambaNya.

Ini bukan sebuah kesombongan rohani, tetapi inilah yang menjadi buah iman dari Gereja kita. Saya yang adalah anak dari jemaat (Majelis Jemaat/Sintua) di Gereja ini telah menjadi hambaNya melalui tahbisan Pendeta dan semoga Tuhan Yesus juga memperkenankan adik saya juga menjadi seorang Pendeta.

c.      Saya sekarang berkhotbah untuk ketiga kalinya di Gereja ini sebagai Pimpinan Jemaat di Distrik yang sama dengan Gereja kita.

Tujuan kami datang juga untuk membangun rumah Tuhan melalui gereja HKBP Efrata Lorok.

d.     Mengapa harus ke HKBP Sukarami?

-          Karena Tuhan telah memilih Gereja dan umatNya di HKBP Sukarami menjadi perpanjangan tangan Tuhan Yesus untuk membangun GerejaNya.

-          Di tengah pergumulan, Tuhan Yesus perkenankan umatNya justru untuk membantu umat Tuhan yang lain.

e.      Inilah kesimpulan iman saya: Tabita/Dorkas yang telah dibangkitkan itu, telah dihidupi oleh umat Tuhan di Gereja HKBP Sukarami.

f.      Inilah sukacita iman saya yang pertama!!

 

2.Ketika saya berangkat dari Gereja ini sebagai Naposobulun HKBP Sukarami, sekarang saya membawa pemuda/i yang luar biasa untuk turut serta mengambil pelayanan dalam ibadah ini:

a.      Mereka datang bukan untuk kepentingan diri sendiri. Mereka datang untuk kepentingan TUHAN.

b.     Para pemuda/i yang saya bawa pada hari ini, tidak semua jemaat HKBP, tapi ada yang berasal dari denominasi Gereja di luar HKBP.

c.      Inilah kesatuan jemaat Tuhan mula-mula yang juga hidup pada ibadah hari ini.

d.     Inilah sukacita iman saya yang kedua!!

 

 

3.Saya yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus akan selalu memberkati umat Tuhan di Gereja HKBP Sukarami:

-   Saya telah mendengar kesaksian dari seorang jemaat di Gereja ini, yang telah diselamatkan Tuhan Yesus dari Covid-19 yang sangat menakutkan. Dan dia sekarang sedang mengambil peran penting untuk melanjutkan perjuangan kita di dalam Gereja ini.

-   Saya yakin dan percaya, perjuangan yang dilakukan oleh Gereja dan Panitia Pembangunan yang Lama, akan semakin indah untuk waktu yang akan datang.

-   Inilah sukacita iman yang yang ketiga!!

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Mujizat yang dilakukan oleh Simon Petrus di dalam kuasa yang diberikan oleh Tuhan Yesus, bukan semata-mata hanya kita perhatikan dari Kebangkitan Jasmani.

 

Tetapi lebih daripada itu, ketika kita membaca di ayat 42, “Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi PERCAYA KEPADA TUHAN.”

 

Inilah kebangkitan yang sesungguhnya, ketika semakin banyak orang yang percaya kepada Tuhan.

 

Hidup dalam kuasa Tuhan sesungguhnya adalah HIDUP YANG BERBAGI.

 

Kebangkitan Tuhan Yesus yang sesungguhnya adalah ketika PengorbananNya di kayu salib tidak hanya membangkitkan diriNya, tetapi juga membangkitkan orang-orang yang percaya kepadaNya.

 

Beri yang terbaik kepada Tuhan Yesus!

Beri yang terbaik kepada Gereja!

Beri yang terbaik kepada orang-orang yang membutuhkan!

 

Maka kita akan Kristus yang bangkit itu, hidup di dalam diri kita!!

 

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

2.     HIDUP DALAM KUASA TUHAN: HIDUP YANG MEMBERI WARISAN POSITIF !!

 

Dari kedua belas Rasul, pada akhirnya menjadi miliaran umat manusia yang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus. Mengapa bisa terjadi seperti itu?

 

Karena ada WARISAN POSITIF!!”

 

Secara khusus pada orang-orang Batak masih dihidupi sebuah tradisi yang bernama “Harta Warisan!!” Filosofi dari orang Batak adalah mewariskan yang terbaik untuk anak-anaknya.

 

Itu sebabnya, di bona pasogit, banyak orang-orang tua yang mewariskan hartanya kepada anak-anaknya. Dan ini menjadi sebuah tradisi yang resmi pada orang Batak. Bahkan orang Batak sampai memanggil “hulahula” agar acara itu dapat berjalan dengan baik.

 

Tradisi warisan” juga secara jelas diajarkan oleh Tuhan kepada umat manusia. Dengan jelas Firman Tuhan selalu mengingatkan kepada kita bahwa “orang-orang percaya akan menjadi pewaris Kerajaan Surga.”

 

Dalam sebuah istilah, hal ini dikenal dengan kata “LEGACY.” Kata benda ini sangat luas dan memberi empat pengertian, yaitu:

a.           Warisan

b.          Harta Peninggalan

c.           Harta Pusaka

 

Legacy dari Tabita / Dorkas menjadi sebuah pelajaran berharga untuk kita pada hari ini:

a.           Warisan

-        Apa yang menjadi warisan dari Tabita/Dorkas?

-        Warisan yang ditinggalkan oleh Tabita/Dorkas bukanlah kemampuan menjahit, karena memang dia adalah seorang penjahit.

-        Warisan yang ditinggalkan oleh Tabita/Dorkas adalah kemampuan berbuat baik dan membantu para janda yang membutuhkan pakaian.

-        Kemampuan yang kita miliki, bisa melalui talenta, pekerjaan, ilmu dan profesi kita haruslah kita wariskan kepada anak-anak dan orang-orang di sekitar kita.

 

b.          Harta Peninggalan

-        Apa yang menjadi harta peninggalan dari Tabita/Dorkas?

-        Harta peninggalan yang ditinggalkan oleh Tabita/Dorkas bukanlah tanah, rumah ataupun uang.

-        Harta peninggalan yang ditinggalkan oleh Tabita/Dorkas adalah pakaian yang dijahitkannya untuk para janda yang membutuhkan pakaian.

-        Ayat 39 dituliskan, “........Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan SEMUA JANDA datang BERDIRI DEKATANYA dan sambil MENANGIS mereka MENUNJUKKAN KEPADANYA semua BAJU dan PAKAIAN, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.”

-        Harta peninggalan Tabita/Dorkas telah menjadi berkat bagi orang-orang yang termarginalkan pada saat itu.

-        Inilah kekayaan dari harta peninggalan yang dibagikan Tabita/Dorkas, orang-orang menjadi terberkati.

-        Jiwa memberi, jiwa menolong, jiwa berbagi, itulah yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita.

-        Kekayaan yang sesungguhnya bukan terletak pada harta materi. Harta materi yang kita bagikan untuk orang-orang yang membutuhkan, itulah yang menjadi berkat.

 

c.           Harta Pusaka

-        Apa yang menjadi harta pusaka dari Tabita/Dorkas?

-        Harta pusaka yang ditinggalkan oleh Tabita/Dorkas bukanlah pedang, keris, cincin, bonang manalu, atau bahkan peralatan menjahitnya.

-        Harta pusaka yang ditinggalkan oleh Tabita/Dorkas adalah kemurahan hatinya.

-        Dalam ilmu kesehatan, “ukuran hati” kita ini sangat kecil, kecil sekali. Namun, fungsi hati itu sangat luar biasa, yaitu “menyaring racun yang masuk ke tubuh kita.”

-        Kemurahan hati bukan “menjual hati” atau “memberi hati” dengan asal. Tetapi, kemurahan hati adalah tentang bagaimana kita BEREMPATI kepada sesama kita.

-        Harta pusaka itu akan semakin berharga bagi orang-orang di sekitar kita. Dan menjadi kekuatan untuk dalam menghadapi tantangan dan pergumulan di dalam kehidupan kita.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Patut kita menyaksikan di realita zaman sekarang, ketika “WARISAN POSITIF” itu tidak diberikan kepada orang-orang lain, yang terjadi adalah:

1.     Gereja dan keluarga akan semakin lemah

2.     Gereja dan keluarga akan semakin mudah untuk merasakan keputusasaan, frustasi dan kekecewaan.

3.     Gereja dan keluarga akan semakin mudah untuk kehilangan pengharapan.

 

Oleh sebab itu, melalui Gereja dan keluarga yang juga adalah Gereja yang terkecil baiklah mewariskan hal-hal yang positif untuk generasi selanjutnya! Generasi inilah yang akan melanjutkan hal yang baik itu di masa yang akan datang.

 

Kristus yang hidup akan tetap memberkati kita dan keturunan kita ketika kita mengajarkan itu kepada generasi selanjutnya!

 

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

3.     HIDUP DALAM KUASA TUHAN: HIDUP YANG MEMBERI BERGUMUL DAN BERDOA !!

 

Hidup kita adalah otoritas dari TUHAN. Meskipun kita diberi kesempatan untuk melakukan hal yang kita inginkan. Tetapi, hal itu kelak akan kita pertanggung-jawabkan.

 

Apakah mujizat kebangkitan Tabita/Dorkas masih relevan di zaman modern saat ini? Itu semua tergantung darimana sudut pandang kita untuk melihat peristiwa tersebut!!

 

Mujizat Tuhan itu bukan seperti “jualan:”

-        Ikut Tuhan akan sembuh

-        Ikut Tuhan akan kaya

-        Ikut Tuhan akan jauh dari masalah

 

Dengan teliti kita telah membaca perikop ini, “tidak satu orang pun dari orang-orang dekat dengan Tabita/Dorkas yang menginginkan agar dia dihidupkan kembali!!”

 

Ayat 40 akan menjadi point yang sangat luar biasa untuk kita hidupi “Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata “Tabita, bangkitlah!!

 

Mujizat Tuhan” diawali dengan PERGUMULAN di dalam hidup yang “BERTEKUK LUTUT” dan “BERDOA!!”

 

Apa doa Petrus?

-   Saya tidak berani menjamin bahwa doa Petrus adalah untuk kebangkitan Tabita/Dorkas.

-   Tapi saya berani menjamin bahwa doa Petrus adalah penyampaian akan pergumulan mereka atas kematian Tabita/Dorkas!!

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Mujizat Tuhan adalah otoritasnya. Kita semua menghendaki Tuhan selalu melakukan mujizatnya kepada hidup kita.

 

Sesungguhnya, mujizat Tuhan dekat pada orang-orang yang bertekut lutut dan berdoa kepadanya!!

 

Oleh sebab itu, terimalah setiap pergumulan yang hadir di dalam diri kita, keluarga kita dan Gereja kita. Lalu, bertekuk lututlah dan berdoa kepada Tuhan Yesus. Maka kita akan menyaksikan mujizat Tuhan masih nyata di dalam kehidupan kita pada saat ini.

 

Selamat menghidupi kebangkitan Tuhan Yesus.

 

Bersukacita dan bersorak-sorailah kepada Tuhan, kerena kita telah diberikan kehidupan! Amin.

 

Syalom..!!

Selamat Hari Minggu Bagi Kita Semua..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!! 

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21