BERSUKACITA DI DALAM TUHAN (MAZMUR 32:8-11)



TULISAN KHOTBAH MINGGU LETARE “BERSUKACITALAH” (YESAYA 66:10a)

HKBP Efrata Lorok Ressort Palembang

Minggu, 27 Maret 2022

Evangelium : MAZMUR 32 : 8 – 11 / PSALMEN 32 : 8 – 11

Topik: “Bersukacita Dalam TUHAN” (Marlas Ni Roha Di Bagasan TUHAN I)

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I.      PENDAHULUAN

Minggu ini, kita memasuki Minggu Letare yang berarti “Bersukacitalah!!” (Marlas ni roha ma hamu!!) Sukacita menjadi tujuan hidup hampir dari semua orang. Kita tentu dapat bersukacita ketika apa yang kita inginkan atau kita butuhkan dapat terwujud. Semakin dalam, kita akan merenungi, apa yang menjadi kebutuhan dasar yang diinginkan atau dibutuhkan seseorang untuk dipenuhi, sehingga dia akan bersukacita! Hal itu tidak terlepas daripada sebuah unsur yang bernama KERINDUAN!!

Dalam lubuk hati tiap orang terdapat sebuah KERINDUAN!! Kerinduan ini tidak ditujukan hanya kepada seseorang, misal: orang tua atau anak-anak atau teman-teman dekat. Namun, sering kita merasakan kerinduan tentang sebuah keadaan. Ada orang yang merindukan kedamaian, sukacita, ketenangan, ketenteraman dan keheningan. Bahkan ada seseorang yang MERINDUKAN DIRINYA SENDIRI!! Seseorang merindukan dirinya seperti dulu lagi!!

Ternyata, ketika kerinduan ini tidak dapat dipenuhi, maka kerinduan itu bak penyakit yang secara perlahan menggerogoti tubuh kita. Padahal tubuh kita mudah rapuh dan jiwa kita mudah resah. Oleh sebab itu, untuk dapat memuaskan kerinduan tersebut, kita membutuhkan PEMULIHAN!!

Inilah yang menghantarkan kita kepada Topik Minggu hari ini, yaitu “Bersukacita Di Dalam TUHAN!!” (Marlas Ni Roha Di Bagasan TUHAN I!!). Sama seperti yang dikatakan Paulus ketika dia dipenjara di Roma, dia menuliskan perkataannya di dalam Filipi 4:4, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Marlas ni roha ma hamu tongtong di bagasan Tuhan i! Huulahi ma mandok: Marlas ni roha ma hamu!).

Hal ini mengingatkan saya pada situasi dua tahun yang lalu, tepat tanggal 22 Maret 2020, dan juga pada Minggu Letare, yang menjadi ibadah terakhir di Gereja dimana saya melayani, sebelum ibadah dialihkan di rumah masing-masing pada hari Minggu tanggal 29 Maret 2020!!

Hal ini membuat saya secara pribadi merenungkan Minggu Letare di dalam kondisi pandemi Covid-19 dua tahun yang lalu. Ternyata, “Bersukacitalah” melalui makna Minggu Letare, menjadi sebuah tanda start untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Minggu Letare kembali hadir di tahun ini, di tengah kesulitan ekonomi yang kita hadapi, rasa cemas yang menghantui kita karena Covid-19 belum berakhir, perpecahan, peperangan dan berbagai masalah yang hadir di sekitar kita.

Lalu kita bertanya pada diri kita masing-masing, “Dimanakah letak sukacitaku hari ini??

Dan Mazmur yang menjadi khotbah pada hari Minggu ini akan memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan, pergumulan dan kesulitan yang kita hadapi hari ini. Mazmur 32:8-11, akan menjawab kerinduan kita akan sukacita yang ditawarkan oleh Tuhan kepada umatNya. Mazmur ini akan menghantarkan kita pada sukacita yang jauh lebih indah dan kekal untuk kita hidupi.

Melalui pengalaman rohani dari raja Daud kita akan belajar dengan lebih sungguh untuk merasakan bagaimana indahnya hidup di dalam hubungan kita kepada Tuhan!

Hidup yang dipulihkan! Hidup yang menjawab setiap kerinduan! Hidup yang berada di dalam sukacita!

Oleh sebab itu, marilah kita merenungi Firman Tuhan untuk kita pada hari Minggu ini!

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.    POINTER KHOTBAH !!

1.     TUHAN YANG MEMULIHKAN HIDUP KITA

Barangkali hari ini ada diantara kita yang suasana hatinya kurang enak:

-   Ada diantara kita yang hari ini mudah tersinggung

-   Ada diantara kita yang hari ini sedang murung

-   Ada diantara kita yang hari ini sedang jengkel

-   Ada diantara kita yang hari ini sedang marah

-   Ada diantara kita yang hari ini sedang bergumul

-   Ada diantara kita yang hari ini sedang jenuh

-   Ada diantara kita yang hari ini kurang bersemangat

-   Ada diantara kita yang hari ini merasa bosan

-   Ada diantara kita yang hari ini sedang tertekan

-   Ada diantara kita yang hari ini sedang bingung

-   Ada diantara kita yang hari ini sedang gelisah

-   Ada diantara kita yang hari ini merasa kosong

 

Ini bisa saja terjadi atas kejadian masa lalu, beberapa bulan yang lalu, beberapa Minggu yang lalu, beberapa hari yang lalu, atau bahkan beberapa jam yang lalu!!

Jika ada diantara kita yang merasakan hal tersebut: saya, saudara, kita butuh pemulihan / dipulihkan!! Sebelum saya dan saudara dipulihkan, terlebih dahulu kita harus menyadari apa yang telah kita lakukan sebelumnya!!

Agar kita mampu menyadari apa yang telah kita lakukan sebelumnya, kita harus terlebih dahulu meminta dan memiliki KESADARAN SPIRITUAL dari TUHAN.

Jangan-jangan yang terjadi adalah akibat dari perbuatan kita sendiri!

Kesadaran spiritual membuat kita peka terhadap diri kita sendiri dan juga kepada orang lain! Inilah yang menjadi awal bagaimana raja Daud mengalami pemulihan total dari Tuhan.

Dalam keadaan ini raja Daud memiliki “GUILT COMPLEX” (rasa bersalah kompleks). Dia sadar akan perbuatannya di masa lalu yang membuatnya merasa kosong, merasa tertekan dan merasa bersalah!! Dia telah merebut Betsyeba yang adalah istri dari Uria.

Dikatakan di Mazmur 32:3,

Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari

(Ai saleleng huhasiphon dosangku reung do holiholingku, dibahen anggukhu ganup ari).

 

Pada posisi ini, Daud bisa saja mencoba untuk menyembunyikan kesalahannya, karena dia adalah seorang raja!! Daud juga bisa saja menyembunyikan kesalahannya karena dia adalah orang yang dipilih TUHAN!!

Hal ini ibarat seseorang yang sudah berdoa, tetapi dia tetap merasa terbeban, merasa bersalah dan merasa tertekan. Karena dia tidak mengakui kesalahannya di hadapan TUHAN. Justru malah memberikan pembelaan diri di hadapan TUHAN!!

-   Kulakukan pun itu TUHAN, karena terpaksa

-   Kulakukan pun itu TUHAN karena keadaan

-   Kulakukan pun itu TUHAN karena tidak sengaja

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Tetapi raja Daud tidak melakukan hal tersebut!!

-   Dia tidak menyembunyikan kesalahannya!!

-   Dia juga tidak tawar menawar untuk dosanya!!

-   Dia juga tidak meminta dispensasi untuk dosanya!!

-   Dia mengakui kesalahannya di hadapan TUHAN!!

 

Daud lebih mementingkan PEMULIHAN JIWA. Daud percaya TUHAN dapat merestorasi / memulihkan jiwanya. Rasa percaya inilah yang mendorongnya untuk mengakui diri apa adanya di hadapan TUHAN!!

Inilah yang dituliskan di ayat 8-9,

8Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju padamu.  9Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.

(8Huparrohai jala Hupodai pe ho taringot tu dalan sidalananmu, Huiringiring pe ho dohot pamereng ni matangKu. 9Unang tung songon hoda hamu, manang songon halode na so marroha, ndang olo dumonok tu ho, nda pinatunduk ni kongkang).

 

Artinya: Jangan keraskan hati untuk tidak berlutut memohon pengampunan daripada TUHAN. Itu akan memulihkan jiwamu!!

 

Jangan keraskan hati!

Jangan biarkan TUHAN menggunakan tali les dan kekang untuk menyadarkan!!

Tetapi, Berlutut dan Akulilah Dosa kepada TUHAN maka pintu untuk mendapatkan pemulihan dari TUHAN sudah terbuka!! TUHAN yang memulihkan hidup kita.

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

2. TUHAN SUMBER SUKACITA BAGI SETIAP ORANG

Bila anak diwisuda memang membuat kita bersukacita. Tetap ketika kita sakit, apakah kita bisa bersukacita? Ketika kita kehilangan orang yang kita kasihi, apakah kita bersukacita?

-   Kita bersukacita bukan karena tubuh kita lemah karena sakit, namun karena Kristus juga turut merasakan sakit di dalam tubuh kita.

-   Kita bersukacita bukan karena kehilangan orang yang kita kasihi, namun Kristus telah menyambut orang yang kita sayangi tersebut di dalam tempat yang sudah disediakanNya.

-   Jadi, di dalam penderitaan sekalipun, mata kita tetap tertuju kepada Kristus.

Karena penderitaan sesungguhnya, bukan tentang APA YANG PERGI dari kita, tetapi APA YANG KITA MILIKI!!

-   Jangan sampai oleh karena yang kita miliki, membuat kita jauh dari Kristus (karena pekerjaan, kita lupa dengan Tuhan Yesus, semakin jauh dari Tuhan Yesus).

-   Tetapi, jauh lebih baik ketika kita berani melepas semuanya di dalam cinta kasih Kristus dan Tuhan Yesus akan menggantikanNya dengan diriNya sendiri!!

Inilah yang dikatakan di ayat 10, “Banyak kesakitan diderita orang fasik, tetapi orang percaya kepada TUHAN dikelilingiNya dengan kasih setia” (Tung na lan do parniahapan ni parjahat, alai manang ise na marhaposan tu Jahowa, halianghononNa tusi asi ni roha).

Ketika kita meletakkan ukuran kebahagiaan dengan standard dunia, maka kita akan dikecewakan dunia (orang fasik)!! Namun, ketika kita meletakkan kebahagiaan dengan standard Tuhan Yesus, maka sukacita akan melimpah.

Ketika kita membuka mata dan kita lihat dunia ini, kita akan melihat cinta Tuhan. Kita sudah menerima anugerah dari cinta Tuhan kepada kita.

 

Inilah yang dikatakan di dalam Mazmur 32:11, “Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur” (Marlas ni roha ma hamu mida Jahowa, jala marolopolop ma hamu, ale angka partigor, jala marende ma sude hamu angka parsihohot marroha) 

Firman Tuhan menegaskan bahwa sukacita itu adalah sebuah sikap yang konsisten di dalam suatu ruang. Kata kuncinya bersukacita di dalam TUHAN adalah:

a. Karena dia orang benar

b.Karena dia orang jujur

 

Jadi, sukacita itu terjadi kalau kita BENAR dan JUJUR. Kenapa kita tidak bersukacita, karena kita belum di dalam kebenaran dan tidak jujur!!

Bersukacitalah di dalam Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus adalah sumber sukacita bagi kita. Amin.

 

Syalom..!!

Selamat hari Minggu bagi kita semua..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!!


Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21