BERSERAH KEPADA RENCANA TUHAN (KEJADIAN 15 : 1 - 6)



TULISAN KHOTBAH MINGGU REMINISCERE

“Ingatlah Segala RahmatMu Dan Kasih SetiaMu, Ya TUHAN” (Mazmur 25:6a)


HKBP Efrata Lorok Ressort Palembang

Minggu, 13 Maret 2022


Evangelium : KEJADIAN  15 : 1 – 6 / 1 MUSA 15 : 1 - 6

Topik: “Berserah Kepada Rencana TUHAN”

(Marguru Tu Lomo Ni Roha Ni Debata) 


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

I. PENDAHULUAN

Kisah Abram yang kemudian berubah nama menjadi Abraham merupakan tokoh sentral pada empat agama besar di dunia ini yang dikenal dengan Golongan Abrahamik. Keempat agama besar itu adalah Yahudi, Islam, Kristen Katholik dan Kristen Protestan.

Abraham menjadi tokoh Bapa orang yang percaya. Tokoh yang menjadi panutan karena memiliki teladan rohani yang menunjukkan ketaatan dan kesetiaan di dalam Tuhan.

Sejalan dengan Topik Minggu kita yang menekankan untuk tetap “Berserah Kepada  Rencana Tuhan!” Berserah dalam arti bukan hanya pasrah, tetapi turut bekerja bersama dengan Tuhan di dalam rencana yang telah dipersiapkanNya untuk kita.

Oleh sebab itu, marilah kita melihat cerita tokoh Abram yang menjadi cerita indah sebagai kekuatan rohani untuk dapat melanjutkan kehidupan kita yang penuh dengan tantangan ini!!


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II. POINTER KHOTBAH !!

1. BERSERAH ADALAH BERFIKIR IDEALIS!!

Ada cerita tentang tiga orang tukang batu yang sedang memasang batu tembok sebuah gedung gereja. Kepada mereka bertiga diajukan pertanyaan:

“Apa yang sedang anda lakukan??”

a. Tukang Batu Pertama:

- Merasa heran dengan pertanyaan tersebut.

- Ia seolah-olah berfikir, sudah jelas sedang pasang batu, kok masih tanya lagi?

- Lalu ia menjawab, “Saya sedang meletakkan batu yang satu di atas batu yang lain.


b. Tukang Batu Kedua:

- Menjawab sambil tersenyum kecil, “Saya sedang mencari nafkah!!


c. Tukang Batu Ketiga:

- Dengan mata menerawang dia menjawab, “Saya sedang membangun Katedral, dimana nanti orang-orang akan berbakti dan nama TUHAN akan dimuliakan!!


Kalau, saudara menjadi tukang batu tersebut, apa yang menjadi jawaban saudara??

Baiklah kita telaah jawaban mereka itu seorang demi seorang!


a. Tukang Batu Pertama:

- Jawabannya: “Saya sedang meletakkan batu yang satu di atas batu yang lain.”

- Memberi jawab yang realistis!

- Artinya: Menurut pikiran dan pertimbangan yang logis dan masuk akal.

- Itulah rutinitas pekerjaannya.

- Jawaban ini menggambarkan perasaan lelah dan bosan.

- Namun jawaban ini jujur! Pekerjaan apapun yang dikerjakan pasti ada lelahnya, bosan dan jengkelnya.


b. Tukang Batu Kedua:

- Jawabannya: “Saya sedang mencari nafkah!!”

- Memberi jawab yang pragmatis!

- Artinya: Kebenaran sesuatu yang memberikan manfaat kepada tindakannya untuk kehidupannya.

- Tiap orang perlu makan, sebab itu sebuah pekerjaan perlu memberi imbalan, upah atau penghargaan yang seimbang dengan prestasi yang dihasilkan.

- Semua pekerjaan menyangkut urusan hidup. 

- Dituntut melakukan dengan penuh rasa tanggung jawab dan kesungguhan.


c. Tukang Batu Ketiga:

- Jawabannya: “Saya sedang membangun Katedral, dimana nanti orang-orang akan berbakti dan nama TUHAN akan dimuliakan!!”

- Memberi jawab yang idealis!!

- Artinya: Bertindak berdasarkan pengalaman empiris yang unik, pikiran dan cita-cita yang tinggi untuk mencapai hasil maksimal.

- Jawabannya terkesan membual, namun didalam jawaban itu terkandung visi atau pandangan  yang jauh ke depan dan cakrawala yang luas.

- Ia memandang pekerjaannya bukan hanya sekedar memasang batu dan mencari nafkah. Namun ia melihat dirinya sebagai bagian dan suatu pekerjaan yang luas.

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Dengan idealisme, pekerjaan bukan lagi sekedar tugas dan kewajiban. Namun, memiliki patokan atau impian yang ada jauh di depan mata.

Idealisme ini adalah sebuah pertumbuhan rohani dari sikap kemanusiaan yang logis menjadi berserah memercayakan sepenuhnya kepada TUHAN.

Ini harus menterlibatkan TUHAN yang menjadi sumber pengharapan untuk sesuatu hal yang besar menurut rencana TUHAN.

Inilah yang diperbuat Abram. Hidupnya bukan hanya sekedar menjadi kaya ataupun memiliki pewaris/keturunan. Tapi hal ini membuat dia menjadi bangsa yang besar dan menjadi berkat bagi dunia.

Idealisme berbeda dari sekedar cita-cita. Idealisme adalah dorongan yang membuat diri kita menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar daripada diri kita sendiri.

Kita melihat diri kita sendiri yang kecil dalam konteks yang lebih luas. Kita memang orang biasa, namun dengan berserah dan hidup dalam pola pikir yang idealis, kita dapat menjadi Penyalur Berkat bagi Injil Yesus dengan hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan.

Berserah adalah berfikir idealis di dalam naungan rencana Tuhan Yesus.



Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

2. BERSERAH ADALAH PERCAYA !!

Dengan tubuh yang menua, Abram menatap ke langit, mendengar petunjuk yang dikatakan TUHAN dalam ayat 5:

Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya. Maka firmanNya kepadanya: Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu!”

(Dung i ditogihon Tuhan i ibana ruar tu balian, jala ninna: Ua tailihon ma dompak langit i jala bilangi angka bintang, molo habilangan ho angka i. Dung i didok muse tu ibana: Songon i ma pinomparmu sogot).

Malam yang gelap dengan tubuh yang menua menatap penuh kecemasan. Ia merasa tidak pasti. Ia merasa tidak aman dalam memikirkan masa depannya. Jangankan menjadi bangsa yang besar, seorang anak pun Abram tidak punya.

Bintang-bintang menjadi simbol yang digambarkan oleh TUHAN. Bintang-bintang itu adalah janji TUHAN yang nyata. TUHAN tunjukkan dalam bentuk simbol yang nyata.

Abram yang semula mersa tidak aman dengan hari depannya, lalu merasa aman. Ia merasa aman dengan janji TUHAN. Hatinya merasa aman. Itulah percaya, itulah iman dan itulah berserah. 

BERSERAH adalah PERCAYA!!

Percaya adalah:

- Perkembangan sikap dari rasa kurang tenteram menjadi tenteram!!

- Rasa kurang pasti menjadi pasti!!

- Rasa kurang aman menjadi aman!!

- Rasa Insecure menjadi secure!!

- Not safe menjadi rasa safe!!


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Ada hal penting yang dapat kita perhatikan:

“Abram bukan BERSUMBER pada dirinya, melainkan JANJI TUHAN!!”

“Abram bukan TERTUJU pada dirinya, melainkan kepada TUHAN!!”


Abram percaya bukan karena melihat dirinya, tetapi karena melihat TUHAN yang ada di balik langit yang bertaburan bintang.

Percaya dalam iman adalah merasa aman dalam penyelenggaraan TUHAN. Perasaan aman tidak dapat terjadi begitu saja. Seringkali kita sendiri harus mengusahakannya dengan berbagai cara. Namun, sumber batin untuk rasa aman adalah sikap memercayakan diri kepada penyelenggaraan TUHAN.

Percaya akan bertumbuh di dalam iman yang benar. Iman adalah rasa pasti dalam ketidakpastian, rasa aman dalam ketidakamanan.


Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

3. BERSERAH BUKAN MENUNDUK TETAPI TUNDUK !!

Ayat 6 tertulis, “Lalu percayalah Abram kepada TUHAN..” (Jadi porsea ma si Abram di Jahowa...). Apa yang terjadi pada waktu dan setelah Abram mulai percaya? Abram tidak mengajukan syarat apapun!! 

Abram tidak mengajukan syarat apapun dan tidak menyodorkan usul tandingan. Yang diperbuatnya adalah:

- Menerima baik apa yang DIJANJIKAN TUHAN.

- Menyediakan diri dan membiarkan diri DIPAKAI oleh TUHAN sebagai “KENDARAAN” TUHAN dalam menjalankan RENCANA TUHAN.

- Lebih jelas: MEMBIARKAN TUHAN BEKERJA MELALUI DIRINYA.


Itulah reaksi Abram ketika ia percaya kepada TUHAN!

Bersikap menyediakan diri atau membiarkan TUHAN bekerja dalam dirinya bukan berarti bahwa Abram hanya berpangku tangan dan menunggu secara pasif.

Justru sebaliknya...!!

Abram melakukan tindakan-tindakan secara AKTIF!!

Dalam teks selanjutnya di pasal 15 pada ayat 10:

Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua.”

(Jadi diboan ma i sude di Tuhan i, angka dipardostonga ma i, dung i martoradan be dibahen; alai anggo pidong i ndang dibola).

Itulah yang diperbuat Abram ketika ia percaya. Ia bereaksi positif. Ia melakukan tindak lanjut. Ia bukan mengumbar janji, melainkan ia membiarkan TUHAN melaksanakan janji-janjiNya.

Ia bukan berkata-kata,melainkan ia membiarkan kata-kata TUHAN tetap utuh dan terwujud!!

Itulah arti berserah! Itulah arti beriman!!

Berserah dan beriman adalah

bersikap teguh dalam suatu sikap percaya dan menindaklanjuti sikap percaya itu!!


Hal tersebut dapat nyata di dalam doa kita. Ketika kita berdoa, kita mengimani kehendak TUHAN. Dalam doa, kita menyediakan diri dipakai oleh TUHAN untuk melaksanakan kehendakNya.

Kita menunduk dan kita mengangguk. Lalu doa kita akhiri dengan kata AMIN yang berarti sesungguhnya begitu!! Kita mengakui kesungguhan kehendak TUHAN dan kesungguhan kita untuk menempatkan diri di bawah kehendak TUHAN.

Dengan berdoa kita mengimani dan mengamini kehendak TUHAN.

Akan tetapi, itu belum berarti bahwa doa kita telah selesai. Sebuah sikap percaya harus ditindaklanjuti. Jika kita berdoa agar nama TUHAN dikuduskan, kerajaanNya datang dan kehendakNya terjadi, maka sikap percaya itu perlu kita tindaklanjuti!!


Jadi beriman dan berserah bukan hanya MENUNDUK tetapi TUNDUK kepada kehendak TUHAN, melalui sikap nyata! Amin.

Syalom..!!

Selamat hari Minggu bagi kita semua..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!!

Pdt. Ferdinand Fernando Silaen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21