PUJILAH TUHAN DAN PELIHARALAH KEHIDUPAN ( MAZMUR 146 : 1 - 10 )



TULISAN KHOTBAH MINGGU XXIII SETELAH TRINITATIS

HKBP Efrata Ressort Palembang

Minggu, 07 November 2021

Evangelium : MAZMUR  146 : 1 – 10

Topik : Mengasihi Bumi Dan Segala Isinya                               

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

 

I.      PENDAHULUAN

Ada sebuah anekdot yang menceritakan seseorang yang bernama Nasrudin. Konon, dia adalah seorang sufi di Turki pada abad ke-14. Ada sebuah cerita singkat mengenai Nasrudin:

Pada suatu hari Nasrudin sedang duduk di tepi danau. Tiba-tiba ada seseorang yang tenggelam dan berteriak minta tolong! Semua orang yang berada di sekitar danau itu berlari dan mencoba menyelamatkan orang yang tenggelam tersebut. Tetapi Nasrudin hanya ikut melihat dan memperhatikan peristiwa tersebut.

Orang banyak itu kemudian berusaha menolong seseorang yang tenggelam itu dan berteriak, “BERIKAN TANGANMU!!” Cukup lama teriakan itu terdengar, tetapi orang yang tenggelam itu tidak mau mengulurkan tangannya. 

Melihat kejadian itu, Nasrudin kemudian mendekat ke pinggir danau dan berteriak kepada orang yang tenggelam itu, “AMBIL TANGANKU!” Seketika itu juga, orang tadi meraih dan memegang erat tangan Nasrudin.

Semua orang yang mencoba menolong orang tersebut merasa heran dan kemudian bertanya kepada Nasrudin, “Pak, mengapa dia tidak mau menanggapi teriakan kami?

Nasrudin menjawab, “Saya kenal beliau! Dia adalah orang yang KIKIR! Ia TIDAK MAU MEMBERI! Ia hanya MAU MENGAMBIL!!” Semua orang yang mendengar perkataan itu terdiam seribu bahasa.

Anekdot yang singkat dan sederhana ini merupakan gaya sastra SATIRE/sindiran, yang bukan hanya cerita kosong, namun memiliki makna yang sangat mendalam. Anekdot ini mentransportasi kebenaran dengan singkat, padat dan jelas.

Lalu, anekdot ini akan membawa kita kepada sebuah realita hidup manusia yang barangkali sadar/tidak sadar menjadi perilaku atau sifat yang mengakar di dalam dirinya.

Ketika Alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul perikop ini dengan kalimat “Hanya Allah Satu-Satunya Penolong,” memberi arti bahwa manusia telah menerima/mengambil bantuan atau pertolongan dari TUHAN.

Lalu, apakah manusia hanya diwajibkan untuk menerima atau mengambil apa yang diberikan oleh Allah saja?

Pertanyaan ini akan menghantarkan kita kepada:

Pola perilaku manusia yang telah menerima PERTOLONGAN, ANUGERAH dan BERKAT dari TUHAN!!

Jadi, tidak hanya mengambil atau menerima, tetapi WAJIB memberi apa yang menjadi MILIK / HAK dari TUHAN!!

Inilah yang dikatakan RESPON manusia atas tindakan TUHAN di dalam kehidupannya!

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

Kita sering mendengar, memperdengarkan dan mendiskusikan apa yang dikatakan dengan “Kasih Allah.” Kasih Allah merupakan kasih yang ditunjukkan di dalam loyalitas antara dua belah pihak: Ada loyalitas yang mengasihi dan ada loyalitas yang menerima kasih itu secara kontinu dan konstan. Inilah komitmen di dalam kasih Allah.

Allah menginginkan kepada seluruh ciptaanNya agar menerima kasihNya dan dialirkan kepada kehidupan di sekitarnya. Allah menginginkan kasih itu direspon oleh ciptaanNya.

Respon manusia yang menerima kasih dan pertolongan dari Allah hendaklah ditunjukkan di dalam pujian dan aktualisasi diri. Yang berarti, setiap manusia selama hidupnya haruslah memuji TUHAN dan maksimal memakai potensi yang ada pada dirinya sebagai anugerah Allah untuk dikontribusi kepada kehidupan yang di sekitarnya.

Inilah yang menjadi arah dan pengajaran dari Firman TUHAN pada hari ini yang dituliskan sebagai sebuah lagu Pujian dari seorang Pemazmur, yang menyadari akan kebesaran dari perbuatan TUHAN dalam dunia ini.

Marilah kita menikmati indahnya pujian dan loyalitas kehidupan antara TUHAN, manusia dan segala ciptaan di dunia ini!!

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

II.    POINTER  KHOTBAH


1.     PUJILAH TUHAN, HAI JIWAKU !

Firman TUHAN pada hari Minggu ini begitu indah dan berwibawa. Diawali dan diakhiri dengan perkataanHalleluya,” yang memiliki arti “Pujilah TUHAN Dalam KekudusanNya!

Ini menjadi situasi emosional yang hadir dalam diri manusia. Pujian secara umum didorong oleh rasa kagum dan sukacita. Sama seperti ketika kita memuji orang lain, pasti memiliki alasan yang membuat kita bersukacita atau kagum denganna.

Hampir semua orang senang ketika dirinya mendapat pujian. Jika ada seorang laki-laki yang memuji pacarnya, “engkau sangat cantik!” Perempuan itu akan sangat senang untuk pujian yang didapatkannya. Begitu juga ketika suami memuji istrinya, atau orang tua yang memuji pekerjaan anak-anaknya. Yang menerima pujian akan sangat bersukacita.

Orang bijak berkata, “Salah satu cara membangkitkan SEMANGAT, GAIRAH HIDUP dan MOTIVASI seseorang adalah dengan memberi dia PUJIAN atas kinerja yang dilakukannya!!

Itulah situasi emosional yang sangat lumrah dalam kehidupan manusia secara umum!

Sekarang jika kita arahkan kepada kehidupan kerohanian kita, muncul pertanyaan:

Apakah TUHAN begitu memerlukan pujian??

Hampir separoh dari acara-acara ibadah kita isinya adalah puji-pujian kepada TUHAN:

 

-          Apakah TUHAN sedang haus kepada puji-pujian?

-          Apakah TUHAN haus sekali dengan pujian?

Jawabannya adalah “SAMA SEKALI TIDAK!!”

TUHAN tidak sedang memerlukan pujian!!

TUHAN tidak sedang haus dengan pujian!!

Tetapi justru, panggilan pujian adalah  KEBUTUHAN kita sebagai umat ciptaan TUHAN!!

Karena apa??

PUJIAN adalah sebuah RUANG:

-          Yang PALING SEGAR,

-          Yang PALING MUDAH, dan

-          Yang PALING INDAH dimana kita mendudukkan pengakuan!

Dimana ada PUJIAN kepada TUHAN, disitu ADA:

-          PENGAKUAN

-          RASA TAKJUB

-          HARAPAN

-          SUKACITA

MEMUJI TUHAN, adalah sebuah kewajiban bagi kita!!

Lebih dalam lagi, seperti yang diarahkan oleh Firman TUHAN pada hari ini adalah sebuah pujian yang berdasarkan tentang PENGENALAN TUHAN KEPADA TUHAN YANG BERKUASA!

Perkataan ini ditujukan untuk memberikan pujian kepada TUHAN yang digambarkan sebagai Raja yang menang. “Raja yang menang,” adalah kesaksian iman dari bangsa Israel kepada Allah yang menjadi Raja bagi mereka dan memberikan kemenangan kepada mereka atas bangsa-bangsa lain yang menjadi musuh mereka.

Ayat 1 tertulis, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku!!

Jiwa ini menjadi yang utama dan terutama sebagai alat untuk memuji TUHAN. Jiwa ini menjadi yang utama dan terutama untuk memuji TUHAN karena jiwa manusialah yang terlebih dahulu dipelihara oleh TUHAN. Itu sebabnya TUHAN selalu menyapa manusia untuk tetap:

-          Semangat

-          Berpengharapan

-          Setia kepada TUHAN

Ketika TUHAN telah hidup di dalam jiwa manusia, maka lahirlah TOTALITAS di dalam hidupnya untuk memuji TUHAN, seperti yang dituliskan di ayat 2, “Aku hendak memuliakan TUHAN SELAMA AKU HIDUP dan bermazmur bagi Allahku SELAGI AKU ADA.” Tidak akan terlewat satu hari pun tanpa memuji TUHAN!

Artinya: Semangat, pengharapan dan kesetiaan tetap tertuju kepada kepada TUHAN sampai selama-lamanya!

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus..!!

Agar terwujud manusia yang secara total memuji kekuasaan TUHAN, kita akan memahami BERBAGAI ALASAN yang dituliskan oleh Pemazmur pada ayat yang berikutnya:

 

a. Alasan Pertama: TUHAN Adalah Kekal

    

Ayat 3-4 menjadi sebuah perbandingan agar manusia tidak salah meletakkan hidupnya dan ketergantungannya!

-   Bagaimana pun kuasa manusia yang pernah memerintah dengan tangan besi ataupun dengan kekejaman yang bahkan memperbudak, tidak akan dapat mengalahkan kuasa TUHAN.

-   Bagaimana pun kuasa seorang raja yang memerintah umat, tidak akan pernah kekal dan abadi.

-  Bangsawan dan anak manusia yang dikatakan pada ayat ini menjadi sebuah penegasan tentang manusia di dunia ini: Bagaimanapun kekuatan, kelemahan, kebaikan, kejahatan, tidak akan pernah dapat melepaskan diri dari MAUT! Semua akan kembali ke tanah!

-   Tetapi, melalui kacamata iman, mereka menjadi media bagi TUHAN untuk melaksanakan rancangan keselamatan! Seperti kuasa orang Romawi dan Yahudi yang ikut menyalibkan Tuhan Yesus, tidak akan menghalangi rancangan keselamatan bagi umat manusia!

TUHAN dalam diri Yesus Kristus menyelamatkan manusia dari maut yang disebabkan karena dosa.

Pujilah TUHAN yang kekal dan menyelamatkan manusia dari kuasa dunia ini!

 

b.Alasan Kedua: TUHAN Berkuasa Di Atas Segalanya

Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapanNya pada TUHAN, Allahnya”(ayat 5).

Mengapa dituliskan sebagai Allah Yakub?

1.     Ini berdasarkan iman orang Israel yang adalah keturunan Yakub (Yakub adalah nama sebelum Israel). Yakub tidak luput dari kesalahan. Dia pernah membohongi ayahnya Ishak untuk mendapatkan berkat dari ayahnya. Yakub pernah bergumul dengan Allah di Bet-El dan dia meminta berkat dari Allah, disinilah dia diberi nama Israel.

2.     Kesalahan dan dosa manusia tidak akan memutuskan dan menghentikan kasih Allah kepada manusia. Allah dengan berbagai cara akan menyelamatkan manusia dan karya itu disempurnakan di dalam diri Yesus Kristus yang memberikan diriNya mati di kayu salib.

3.     TUHAN mengingat bahwa Dia yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya! Dia tidak hanya menciptakan, tetapi Dia turut memelihara ciptaanNya! Dia tidak mau ciptaanNya mati dengan sia-sia. Pemeliharaan TUHAN bukan berarti “membenarkan yang salah,” meskipun itu sudah menjadi kebiasaan. Tetapi TUHAN akan tetap berdiri di dalam kebenaranNya.

Artinya: Pemeliharaan TUHAN adalah dengan mengikuti apa yang menjadi kehendak TUHAN. Salah harus menghadapi konsekuensi hukuman. Tetapi penghukuman itu akan membawa kepada penyadaran diri.

4.     Oleh karena itu, berbahagialah orang yang tetap hidup di dalam pemeliharaan Allah.

 

c. Alasan Ketiga: TUHAN Mengasihi Orang Yang Lemah 

Apakah Pandemi Covid-19  saat ini dapat menjadi penghambat bagi kita untuk memuji TUHAN??

Apakah masker yang kita pakai hari ini menjadi hambatan bagi kita untuk memuji TUHAN??

Jawaban:

Itu bukanlah menjadi PENGHAMBAT!

Justru itu adalah sebuah HARMONISASI Pujian!

Sama seperti kita bernyanyi atau bermain musik:

-          Semakin beragam suara yang dapat dipadukan, akan semakin indah pujian tersebut

-          Semakin beragam musik yang dapat dipadukan, akan semakin indah musik tersebut

-       Dan semakin sulit nyanyian dan musik yang akan dipadukan itu (nada minor, genre yang beragam, overtone, cressendo, decresendo, dll) maka pujian itu akan semakin indah.

Masker meskipun sesak ataupun panas, justru akan semakin membuat kita bernyanyi dengan teduh, tanpa ada yang lebih menonjol suaranya dan akan bernyanyi dengan lebih sungguh-sungguh! Ini tantangan sekaligus kesulitan yang membawa kita pada sebuah keindahan yang luar biasa!

 

Pujian umat kepada TUHAN pada saat ini akan DIUJI KUALITASNYA!!

Bukan karena kemampuan atau kelebihan seseorang, Tetapi bagaimana dia tetap kokoh di dalam penyerahan dirinya kepada TUHAN!

 

Penyataan TUHAN sudah sangat jelas dituliskan oleh Pemazmur:

a.        Menegakkan keadilan orang-orang yang lemah

b.        Memberi roti kepada orang-orang yang lapar

c.        Membebaskan orang-orang yang terkurung

d.        Membuka mata orang-orang buta

e.        Menegakkan orang yang tertunduk

f.         Mengasihi orang yang benar

g.        Menjaga orang-orang asing

h.        Anak yatim dan janda ditegakkanNya kembali

i.         Membengkokkan jalan orang fasik.

 

Apa respon kita atas kuasa TUHAN yang besar selain daripada memuji namaNya dan memberikan syukur kepadaNya!

Saya bersama dengan Parhalado bergumul tentang bagaimana HKBP Efrata untuk mengakhiri tahun 2021 ini! Roh Kudus mengajari kami untuk menghantarkan kita kepada ucapan syukur yang berangkat dari PENGENALAN YANG BENAR DAN DEKAT KEPADA TUHAN KITA YESUS KRISTUS!

Marilah, pada tanggal 14 November 2021, kita dengan kesadaran penuh akan kuasa TUHAN memberikan ungkapan syukur kita kepadaNya, melalui Ibadah Pesta Gotilon!!

Bukan untuk menyenangkan hati kita, tetapi untuk menyenangkan hati TUHAN yang telah memelihara kehidupan kita selama satu tahun ini! Terkhusus hari Minggu depan sebagai Minggu Terakhir Setelah Trinitatis sebelum masuk kepada Minggu Ujung Tahun Gerejawi!

Bagaimana Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus masih menyertai kehidupan kita terkhusus di masa pandemi yang seluruh manusia di dunia ini merasakan penderitaannya.

Pandemi Covid-19 bukanlah alasan bagi kita untuk tidak memuji TUHAN dan memberikan syukur kita kepada TUHAN. Satu-satunya yang tidak boleh kita lupakan di dalam hidup kita adalah tentang APA YANG MENJADI ORIENTASI DI DALAM DIRI KITA!!

Self Oriented atau God Oriented?

Berorientasi kepada diri sendiri

Atau

Berorientasi kepada TUHAN!!

Oleh karena itu, Pujilah TUHAN karena segala keperkasaan-Nya, pujilah TUHAN sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat! TUHAN memenangkan kita dalam segala kondisi! Itulah alasannya!

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!!

2.     PELIHARALAH KEHIDUPAN!!

Saat ini, sebagaimana kesadaran kita tentang keselamatan yang telah dianugerahkan TUHAN kepada kita melalui Yesus Kristus, kita telah menerima kehidupan!!

Pertanyaan: Apakah kita akan tetap memelihara kehidupan?

Jawabannya: YA, KITA HARUS TETAP MEMELIHARA KEHIDUPAN!!

Bagaimana caranya? Kita akan melihat hal-hal yang sederhana sesuai dengan potensi yang ada dalam diri kita masing-masing:

 

a.      Bapak yang memelihara kehidupan adalah seorang bapak yang bertanggung jawab untuk pendidikan, ekonomi, moral dan spiritual anak dan istrinya. Ayah yang juga menjadi teladan di dalam keluarga.

b.     Ibu yang memelihara kehidupan adalah seorang ibu yang memberikan kedamaian dan kelemahlembutan di dalam keluarga. Sedangkan lagu “rock” ada juga yang lembut, apalagi sebuah keluarga. Kuncinya ada pada seorang ibu yang penuh kelembutan, kasih sayang dan kedamaian menguatkan sebuah keluarga.

c.      Anak-anak yang memelihara kehidupan adalah anak-anak yang membawa sukacita di tengah keluarga. Holan burju hamu, mamintor marendeende do natorasmuna. I do tahe amang/inang?

d.     Keluarga yang memelihara kehidupan adalah keluarga yang terbiasa melaksanakan Doa Bersama” dan “Kebaktian Keluarga” di rumah. Rumah itu akan penuh dengan kedamaian.

e.      Warga masyarakat yang memelihara kehidupan adalah masyarakat yang tetap memelihara lingkungan di sekitarnya: Tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon sembarangan, tidak merusak ekosistem dan mengurangi pemakaian plastik adalah contoh sederhana warga masyarakat yang memelihara kehidupan.

f.      Gereja yang memelihara kehidupan adalah gereja yang pro dengan kehidupan. Gereja yang bersuara dengan peduli lingkungan, Gereja yang tetap menolak dengan pengrusakan lingkungan. Gereja yang melakukan hal yang terkecil dan sampai yang terbesar untuk memelihara lingkungan. Adalah gereja yang ikut serta memelihara lingkungan.

 

Pujilah TUHAN dan tetaplah Pelihara Kehidupan yang telah dianugerahkan kepada kita! Amin!

 

Syalom..!!

Selamat hari Minggu bagi kita semua..!!

Tuhan Yesus Memberkati..!!


Pdt. Ferdinand Fernando Silaen (HKBP Efrata)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAZMUR 85:9-14

KEHIDUPAN DI DALAM JANJI TUHAN (KEJADIAN 9:8-17)

YOHANES 3:14-21 / JOHANNES 3:14-21