Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

BERSUKACITA DI DALAM TUHAN (MAZMUR 32:8-11)

Gambar
TULISAN KHOTBAH MINGGU LETARE “BERSUKACITALAH” (YESAYA 66:10a) HKBP Efrata Lorok Ressort Palembang Minggu, 27 Maret 2022 Evangelium : MAZMUR 32 : 8 – 11 / PSALMEN 32 : 8 – 11 Topik: “Bersukacita Dalam TUHAN” (Marlas Ni Roha Di Bagasan TUHAN I) Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!! I.       PENDAHULUAN Minggu ini, kita memasuki Minggu Letare yang berarti “ Bersukacitalah !!” ( Marlas ni roha ma hamu !!) Sukacita menjadi tujuan hidup hampir dari semua orang. Kita tentu dapat bersukacita ketika apa yang kita inginkan atau kita butuhkan dapat terwujud. Semakin dalam, kita akan merenungi, apa yang menjadi kebutuhan dasar yang diinginkan atau dibutuhkan seseorang untuk dipenuhi, sehingga dia akan bersukacita! Hal itu tidak terlepas daripada sebuah unsur yang bernama KERINDUAN !! Dalam lubuk hati tiap orang terdapat sebuah KERINDUAN !! Kerinduan ini tidak ditujukan hanya kepada seseorang, misal: orang tua atau anak-anak atau teman-teman dekat.

BERTOBAT ADALAH HIDUP YANG BARU DAN BERBUAH (LUKAS 13 : 1 - 9)

Gambar
  TULISAN KHOTBAH MINGGU OKULI “Mataku Tetap Terarah Kepada TUHAN” (Maz. 25:15a) HKBP Efrata Lorok Ressort Palembang Minggu, 20 Maret 2022   Evangelium : LUKAS  13 : 1 – 9 Topik: “Bertobat Supaya Tidak Binasa”   Saudara-saudari yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus..!! I.       PENDAHULUAN Di zaman yang serba maju saat ini, perilaku manusia semakin “ cepat !!” Termasuk cepat dalam memberi kesimpulan . Saya mengingat ketika pertama kali issue Covid-19 melanda dunia ini, banyak orang dengan berlandaskan kitab suci berkata bahwa “ ini adalah hukuman TUHAN kepada manusia !!” Yang uniknya, bahkan ada orang yang meramal bahwa Covid-19 akan berakhir pada “ Paskah tahun 2020 !!” Terlalu cepat orang berasumsi dan terlalu cepat orang memberi kesimpulan dengan apa yang dilihatnya. Dan tidak sedikit orang yang bisa dipengaruhi oleh hal ini. Tanpa disadari, sikap dan sifat seperti ini membuat semakin banyak orang yang “berdiri” sebagai “hakim” yang dapat memberi hukuman dan